Kesan Yang Melekat Di Hati

Pendeta

Kesan Yang Melekat Di Hati

Ayub 12:11; Kolose 4:6

Pada Bulan Oktober tahun yang lalu, salah seorang rekan kami diutus ke Sulawesi Utara dan di percayakan untuk memegang perwakilan kantor kami disana. Sebelum pergi, ia banyak mendapat bingkisan dari teman-teman yang mengasihinya. Selama beberapa tahun bersama-sama, saya mempunyai kesan tersendiri mengenai teman kami yang satu ini. Ia adalah orang yang tekun, lembut dan tidak begitu tertarik untuk bergosip. Tetapi yang paling berkesan bagi saya dari seluruh kepribadiannya, dia tidak pernah menunjukkan sikap arogan ketika berbicara, tidak berusaha membuktikan bahwa dirinya banyak tahu tentang sesuatu, ia tidak pernah mengeluarkan kata-kata yang melukai orang lain, selalu merendah dan tidak pernah mencari perhatian dengan mengumbar banyak kata-kata. Tidak heran mengapa banyak orang yang menyayangi dan "Jatuh hati" kepadanya.

Tidak dapat disangkal bahwa cara seseorang membawa diri khususnya di dalam berkomunikasi dengan orang lain, akan membawa penilaian tersendiri terahdapa orang tersebut. Kita senang ketika berkomunikasi dengan seseorang yang mengerti bagaimana menjadi lawan bicara yang baik. Lawan bicara yang baik adalah dia yang tahu kapan harus berbicara dan kapan harus diam serta memberi kesemapatan kepada orang lain untuk berbicara. Sangatlah tidak nyaman rasanya berbicara dengan orang yang selalu berusaha menguasai pembicaraan, ditambah lagi dengan suara yang keras dan kata-kata yang tidak ada putus-putusnya. Belajar menjadi lawan bicara yang baik sangatlah penting, karena berhubungan denagn hidup yang menbawa dampak positif bagi sesama. Menjadi berkat bagi sesama tidak hanya ketika kita membagikan Firman Tuhan atau memberikan pelayanan Rohani kepada mereka, Tetapi pelayanan itu sendiri menyangkut seluruh aspek kehidupan kita. Kita bisa memberkati orang lain melalui tutur kata dan tingkah laku ketika kita sedang bersama-sama dengan orang lain.

Di dalam Kol 4:6 dikatakan "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar: sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." Ayat ini selain berbicara tentang isi pembicaraan kita, juga mencangkup cara kita menyampaikan pikiran serta isi hati melalui kta-kata. Meskipun isi pembicaraan kita baik, namun jika disampaikan denagn cara yang tidak ramah dan terkesan kasar serta ada unsur menyombongkan diri, maka kata-kata itu sama sekali jauh dari unsur kasih.

Marilah kita belajar cara sederhana menajdi berkat bagi sesama, yaitu melalui tutur kata kita. Jika selama ini kita sudah mengukir kesan buruk terhadap sesama karena gaya atau isi pembicaraan kita yang kurang baik, sekaranglah saatnya kita berubah. Ingatlah bahwa setiap telinga yang mendengarkan kata-kata kita akan memuji kata-kata tersebut, sebagaimana langit-langit mengecap makanan (Ayb 12:11). Muliakanlah TUhan melalui tutur kata bahkan seluruh kehidupan kita, niscaya kita akan menjadi pribadi yang mengesankan.

DOA

Tuntunlah aku ya Tuhan, agar setiap kata-kata yang keluar dari mulutku akan membawa berkat bagi sesamaku. Dalam nama Tuhan yesus aku berdoa. Amin.

Terkait:

Menu