Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Islam

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Ulama Ulama is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,239
Rep Power: 16
Ulama mempunyai hidup yang Normal
Default Hari Hari Terakhir Rasul

Menjelang dan setelah Pak Harto wafat, ungkapan memohon maaf amat banyak dilontarkan tokoh masyarakat.Tetapi ada pihak yang menolak memberi maaf,yaitu mereka yang menjadi korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di era pemerintahan Pak Harto, antara lain korban tahun 1965/ 1966,warga Kedung Ombo, dan aktivis mahasiswa penentang Orde Baru.

Penolakan itu adalah sesuatu yang bisa kita pahami, walaupun agama Islam (dan juga agama lain) memerintahkan kita untuk memberi maaf. Dalam sebuah pidato Mbak Tutut, sebagai wakil keluarga,menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas segala kesalahan dan kekhilafan Pak Harto,tentu termasuk kepada mereka yang pernah merasakan penderitaan akibat kebijakan pemerintahan Pak Harto yang tidak bijaksana. Permintaan maaf itu bersifat menyeluruh dan umum,tanpa merinci apa yang dimohonkan maaf,karena memang tidak memungkinkan.

Walaupun tidak ideal,secara psikologis masyarakat, permohonan maaf itu sudah merupakan sesuatu yang positif.Tetapi secara keagamaan,kita tidak mampu dan tidak punya kewenangan menilai. Itu adalah hak Allah SWT sepenuhnya. Karena itu, ada baiknya kita membicarakan keteladanan dan uswah hasanah dari Rasulullah SAW, panutan terbaik umat Islam dalam semua masalah,baik masalah keduniaan maupun keagamaan.

Suatu saat beliau menderita sakit yang amat parah dan meminta Abu Bakar mengimami salat.Yang bersangkutan menyatakan belum mampu menjadi imam.Terpaksa Rasulullah, dengan dipapah, tetap menjadi imam salat. Tampaknya beliau mendapat firasat bahwa tidak lama lagi beliau akan wafat. Karena itu beliau minta dibimbing untuk mencoba duduk di dekat mimbar.

Beliau bersabda: "Sahabat- sahabatku, selama ini aku telah bermasyarakat bersama kalian dan memimpin kalian.Tentu ada kesalahan yang kulakukan, mungkin menyakiti kalian.Tampaknya sudah dekat waktunya akan berpisah dengan kalian. Karena itu, maafkanlah aku. Kalau ada yang pernah kusakiti,balaslah aku sekarang, sebelum aku menerima pembalasan di akhirat.

" Para sahabat meneteskan air mata karena terharu sambil menundukkan wajah mereka.Karena tidak ada jawaban, beliau mengulanginya.Tidak juga ada jawaban,semua membisu menahan tangis. Beliau mengulanginya lagi. Suasana semakin haru dan mencekam, sehingga tidak ada yang menyadari saat ada seorang sahabat bernama Ukasah mendekati Rasulullah. Ukasah berkata,

"Rasulullah, aku pernah engkau sakiti." Seorang sahabat berkata sambil berdiri,"Langkahi dulu mayatku,sebelum engkau menyakiti Rasulullah". Rasulullah meminta para sahabat duduk kembali. Beliau bertanya: "Kapan aku pernah menyakitimu?" Jawab Ukasah: "Saat Perang Badar! Untaku mendekati untamu,aku turun untuk menghormatimu. Saat itulah ujung cambukmu mengenai punggungku".

Lalu Rasulullah meminta Bilal mengambil cambuk yang dimaksud, yang diberikan kepada Ukasah. "Cambuk ini dulu mengenai kulit punggungku karena saat itu aku tidak memakai baju," ujar Ukasah.Rasulullah lalu membuka baju beliau dan memunggungi Ukasah sehingga punggung beliau yang putih bersih berada di hadapan Ukasah, membuat tanda kerasulan terlihat jelas. Sambil memperhatikan tanda kerasulan itu, Ukasah melemparkan cambuk yang dipegangnya.

Lalu Ukasah memeluk Rasulullah dan mencium tanda kerasulan itu dengan menangis. "Sudah lama aku menantikan saat ini, wahai Rasulullah. Aku ingin mencium tanda kerasulanmu. Aku ingin menyatukan kulitku dengan kulitmu". Rasulullah kemudian berkata, "Ukasah, apabila Allah mengizinkan, kamu akan masuk surga bersamaku".

***
Kita perlu mengemukakan juga uswah hasanah lain dari Rasulullah saat beliau menjalani saat-saat terakhir kehidupan di dunia. Rasulullah teringat bahwa beliau masih menyimpan uang. Maka dimintanya Fatimah, putri tercinta, untuk mengambil uang yang jumlahnya tidak seberapa dan memintanya untuk membagikan uang itu kepada orang lain yang memerlukan.

Padahal, beliau adalah pemimpin yang tidak punya apaapa karena memang tidak mau mempunyai harta walaupun banyak yang menawari.Demikian pula putra-putri Rasulullah. Beliau bersabda, betapa malunya beliau kalau harus menghadap Allah SWT dengan membawa uang. Kita tentu tidak akan mampu meneladani semua uswah hasanah dari makhluk termulia itu,tetapi spirit atau semangat dari teladan mulia beliau itu bisa kita ambil.

Betapa mulianya pemimpin agung yang tidak menghendaki harta dan rendah hati itu.Kesederhanaan, keramahan,kelembutan,kerendahan hati, dan kemuliaan akhlak beliau mampu menembus jarak waktu berabadabad dan sampai kepada kita. Membaca ulang kisah-kisah keteladanan beliau, kita masih akan tetap terharu dan meneteskan air mata.Tak heran kalau umat Islam merasa rindu pada beliau. Memohon ampun dari Allah SWT, sebelum terlambat, pasti akan diampuni.

Tetapi,menurut saya,kesalahan kita kepada orang lain, apalagi kesalahan pemimpin kepada rakyatnya, baik berupa kebijakan yang tidak bijak atau kebijakan yang dilandasi kepentingan pribadi atau kelompok/ partai, hanya bisa diampuni oleh Allah SWT apabila yang menderita akibat kebijakan itu memaafkan, Wallahu al'am bisshawab. Semoga kita, terutama para pemimpin, mampu meneladani,walaupun hanya sedikit, begitu banyak uswah hasanah Rasulullah.

Sebagai pribadi atau sebagai pemimpin, Rasulullah adalah tokoh yang mampu menunjukkan satunya kata dengan perbuatan.Tidak hanya pandai menyuruh, tetapi juga bisa melakukan apa yang disuruhkan itu. Sesuatu yang amat langka di Indonesia selama puluhan tahun.(*)

Salahuddin Wahid
Pengasuh Pondok Tebuireng
http://www.okezone.com

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:57 PM.


no new posts