FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Sangat disayangkan pada saat ini telah ada sebuah �Madhab� baru yang disebut sebagai �Lidah Penguasa� (Madhab Istana). Madhab ini memiliki banyak ulama dan banyak masyarakat yang mengikuti mereka begitu saja. Satu-satunya tujuan mereka adalah untuk membenarkan keberadaan para penguasa Thaghut di negeri umat Islam. Mereka (ulama-ulama) ini memiliki banyak nama dan gelar-gelar cemerlang. Ulama-ulama rusak dan penghipnotis ini menggunakan bahasa yang indah untuk mengelabui massa.
Mereka telah membenarkan berbagai tindakan jahat yang dilakukan oleh rezim-rezim thaghut di negeri-negeri kaum Muslimin antara lain: � Melarang umat Islam memberontak melawan penguasa yang telah melakukan �Kufur Akbar� dengan melegalisasikannya sebagai sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. �Mengeluarkan fatwa yang membolehkan masyarakat memilih dalam Pemilu Demokrasi Kufur demi mendapatkan keuntungan sesaat. � Mereka mendeklarasikan bahwa orang-orang yang menentang penguasa untuk mempertahankan negeri-negeri Islam di cap sebagai �Khawarij� � Penerapan Undang-undang buatan manusia oleh para penguasa thaghut. � Mengijinkan orang-orang Amerika menempati negeri 2 Masjid Suci (Mekkah & Madinah) � Mendukung Kuffar (orang-orang kafir) melawan Mujahidin � Mengadakan perjanjian dengan orang kafir harbi � Mengadili dengan konstitusi kafir,contoh PBB Tindakan-tindakan jahat yang dilakukan oleh madhab ini jauh lebih buruk dan lebih berbahaya daripada mereka yang hanya mengikuti Madhab-madhab kuno saja. Para ulama dari madhab modern saat ini lebih berbahaya dari Yahudi dan Nasrani, karena tidak seperti Yahudi dan Nasrani yang diketahui banyak orang bahwa mereka itu adalah musuh, ulama-ulama penguasa thaghut ini adalah musuh dalam selimut. Mereka adalah syetan-syetan yang bertopeng Muwahidin. Para pengikut madhab ini secara visual lebih parah dari orang buta, dan pendengaran mereka lebih pekak dari orang tuli. Apabila kitab Allah ditunjukkan kepadanya, mereka menutup mata. Dan apabila hadits-hadits dibacakan atasnya, mereka tutup telinga. Tapi mereka mengklaim dengan istilah-istilah yang bermartabat seperti Salafi, Ahlul Hadits, Ahlu Sunnah dll. Para pengikut buta ini menganggap dirinya telah mengikuti nash dengan menjadikan ulama-ulama itu sebagai panutan dalam beribadah. Allah SWT berfirman : �Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi) dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai Tuhan selain Allah (dengan mentaatinya dalam hal-hal yang mereka buat halal atau haram menurut keinginan mereka tanpa ada perintah dari Allah), dan juga Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Suci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (QS.9:31) Sangatlah sulit menemukan perbedaan Musyrikin di jaman Nabi Ibrahim (as) yang mereka terbiasa mengikuti tokoh-tokoh idolanya dengan orang-orang saat ini yang merujuk kepada ulama-ulama yang mengubah halal menjadi haram dan haram menjadi halal. Imam Ibnu Haj (seorang ulama dari Ahlus Sunnah Wal Jamaah) berkata dalam Tafsirnya tentang ayat diatas: �Ulama-ulama yang buruk adalah yang menyebabkan �syari�at� Isa menjadi lenyap. Masyarakat mengikuti pendeta-pendeta dan rahib-rahibnya tanpa dalil dengan megatakan bahwa urusan-urusan mereka berada di tangan pendeta dan rahib-rahib itu. Sejak hari jum�at hingga hari minggu mereka (pendeta dan rahib-rahib) itu akan memperbarui �Din� untuk masyarakat berdasarkan apa yang mereka pikirkan mengenai manfaat dan mudharat atau yang akan menyenangkan bagi penguasa. Biasanya masyarakat keluar dari Sinagog atau Gereja-gereja mereka dengan mengatakan bahwa mereka (pendeta dan rahib-rahib) itu telah memperbarui �Din� bagi mereka dan ia berbeda dari minggu yang lalu. Inilah penyakit-penyakit yang menyebabkan lenyapnya syari�at Isa (as). (Disampaikan dalam kitab Al-Madkhal vol.1 hal.94) ( Hari Sabtu adalah permulaan hari Sabath bagi Yahudi. Setelah hari Jum�at mereka tidak dapat bekerja sampai berakhirnya Sabath. Untuk mengatasi dilema ini pendeta-pendeta memberi mereka fatwa yang salah agar mereka meletakkan jaring-jaring ikannya pada hari Jum�at sehingga pada saat hari Sabath berakhir, mereka akan mendapati jaring-jaring ikan tersebut penuh dengan ikan. Sementara itu, orang-orang Nasrani akan melakukan segala macam perbuatan dosa selama sepekan dan pada hari Minggu, mereka akan menemui rahib-rahibnya, mengakui dosa-dosa mereka dan rahib itupun akan memberi ampunan pada mereka.) Imam Ibnu Haj menjelaskan bahwa pendeta dan rahib-rahib itu akan memberi keputusan ritual tanpa dalil (bukti) dan masyarakat akan mengikuti mereka secara membabi buta. Tindakan ini sangat berbahaya karena seseorang akan melanggar prinsip �dilarang mendahului Allah dan Rasul-Nya (saw)�. Imam Syafi�i (semoga Allah merahmatinya) berkata, �siapa saja yang mengikuti seseorang secara membabi buta dalam hal membuat sesuatu menjadi terlarang (haram) atau menjadi boleh (mubah) sedangkan ada sebuah hadits shohih yang menentang hal itu, dan para pengikut buta yang mencegah dirinya dari beramal sesuai dengan Sunnah, maka dia telah menjadikan seseorang yang dia ikuti (secara buta) itu sebagai Tuhan selain Allah, Yang Maha Tinggi, dengan menjadikan halal sesuatu yang telah Allah haramkan. Sesungguhnya kita hanyalah milik Allah dan pasti akan kembali kepada-Nya�. Wahai kaum muslimin ketahuilah, bahwa tidak ada seorangpun yang berhak untuk ditaat secara mutlak kecuali Allah dan perintah-Nya berada di atas perintah seluruh mahluk. Mengikuti perkataan yang bertentangan dengan ucapan Muhammad SAW adalah penyimpangan dan penghianatan terhadap ikrar dalam ibadah yang telah dibuat bersama Allah SWT. |
![]() |
|
|