FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Original Posted By Jonatan Johan KabarIndonesia - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara melalui Komisi A dan E kembali memanggil pihak pihak yang terkait dengan permasalahan pemindahan patung “Buddha Amitabba” milik Vihara Tri Ratna Tanjung Balai. Hadir dalam pertemuan kemarin sore Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara Syariful Mahya Bandar, Perwakilan MUI Sumatera Utara Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA, Ketua MUI Tanjung Balai H. Ma’ruf AM, Perwakilan FKUB Tanjung Balai Drs. H. Datuk Irwan dan Gerakan Islam Bersatu (GIB). Dalam pertemuan tersebut, Taufik bertindak sebagai juru bicara GIB menyesalkan tindakan pihak pengurus Vihara Tri Ratna yang tidak menjalankan kesepakatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan Walikota Tanjung Balai, dan unsur Muspida lainnya. Sebaliknya malah membawa permasalahan ini melebar hingga ke DPRD Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan H. Ma’ruf AM Ketua MUI Tanjung Balai menegaskan, sebenarnya bukan sisi agama yang menjadi permasalahan. Tapi persoalan budaya dan adat-istiadat setempat Tanjung Balai yang harus diperhatikan. “Dari segala arah kita memandang di Kota Tanjung Balai, yang terlihat hanya patung Budha Amitabba, padahal kita semua tahu bahwa Kota Tanjung Balai bukan milik umat Budha saja,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi A DPRDSU Hasbullah Hadi yang memimpin rapat menegaskan kepada semua pihak terkait agar dapat menghindari konflik dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Menurutnya, janganlah juga persoalan agama dibawa ke ranah politik, sehingga sangat mudah ditumpangi oleh pihak lain yang menginginkan perpecahan dan konflik. Sementara itu salah seorang anggota Komisi A, H. Syamsul Hilal menekankan agar tidak ada yang mencoba merubah ideologi dan dasar Negara Republik Indonesia ini. “Dasar negara kita masih Pancasila, dan Indonesia bukan merupakan negara Islam atau negara agama. Dan agama Islam yang saya anut merupakan agama yang cinta kerukunan antar sesama,” tegas Syamsul Hilal. Menurut politisi senior dari PDIP ini juga, selama umat Budha di Tanjung Balai tidak melanggar aturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, jangan sampai ada pihak manapun melakukan penekanan agar mereka memindahkan patung tersebut. Tetapi jika pemindahan itu atas dasar keinginan umat Budha sendiri, silakan saja, ujarnya lagi. Anggota Fraksi Demokrat Chairul Fuad yang juga merupakan tokoh masyarakat Tanjung Balai menilai, upaya yang dilakukan oleh Walikota Tanjung Balai dr. Sutrisno Hadi, Sp.Og demi kerukunan antarumat beragama telah cukup maksimal. Tapi upaya tersebut harus didukung seluruh warga Kota Tanjung Balai. Menurutnya pihaknya sendiri telah lama menjaga kondusivitas Kota Tanjung Balai, karena itu jangan pula nanti setelah susah payah dijaga malah dimanfaatkan oleh pihak lain. Dalam akhir rapat yang dihadiri Wakil Ketua Komisi A Sonny Firdaus, SH dan Wakil Ketua Komisi E Hj. Rahmianna Delima Pulungan, SE tersebut, Hasbullah Hadi memberikan penegasan bahwa apapun yang menjadi rekomendasi DPRDSU nanti, merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang penuh kebijaksanaan untuk seluruh masyarakat banyak. Karena itu jangan ada pihak manapun yang mencoba mendikte DPRDSU untuk memberikan rekomendasi sesuai dengan yang mereka inginkan. Tampak hadir dalam rapat tersebut sejumlah anggota Komisi A dan E DPRDSU seperti Nurhasanah, Ida Budi Ningsih, Sopar Siburian, Marasal Hutasoit, Oloan Simbolon, Nurul Azhar Lubis dan Faisal. (*) |
![]() |
|
|