Kunti memiliki guru bernama Durwasa Muni kemudian Kunti diberi mantra yang bisa mengontak Dewa siapapun. Karena itu mantra tersebut tidak boleh diucapkan sembarangan, tanpa disadari Ibu Kunti merafalkan mantra tersebut di siang hari sehingga muncullah Dewa Surya (Matahari) di hadapannya. Akhirnya, Dewi Kunti mengandung putra Dewa Matahari kelak bernama Karna. Karena masih gadis sudah hamil, dengan kekuatan gurunya anak itu lahir melalui telinga Ibu Kunti dan bayi itu dibuang ke sungai dan kemudian dipungut oleh seorang Sudra. Pada waktu kecil, anak ini bernama Radeya. Seperti yang banyak orang ketahui Kunti punya lima orang anak yakni Panca Pandawa. Setelah dewasa, Karna datang ke Hastina ingin mengikuti perlombaan memanah. Tetapi syaratnya hanya boleh diikuti oleh para Ksatriya sedangkan Karna bukanlah seorang Ksatriya. Arjuna meledek Karna, �tidak level seorang Karna bersaing denganku� itu disebabkan karena pada saat itu Arjuna tidak tahu bahwa Karna adalah kakak kandungnya sendiri. Karena itu, Karna merasa terhina dan ingin membalas dendam penghinaan tersebut kepada Arjuna. Melihat hal ini, Duryodana mengangkat Karna sebagai saudara. Sehingga Karna mendapat kedudukan sebagai seorang Ksatriya dengan pangkat Adipati Karna. Sejak lahir, Karna memiliki baju Tamsir (baju yang melekat di badannya yang kebal segala macam senjata ).
Di kemudian hari, menjelang perang Bharatayudha, Dewa Indra mengetahui Karna memiliki baju yang sakti. Karena itu, Dewa Indra berniat menukar baju Tamsir dengan barang pusaka lainnya. Hal ini diketahui oleh Dewa Surya ayahnya Karna, oleh karena itu, Dewa Surya segera turun ke bumi menjumpai putranya dan mengatakan bahwa Dewa Indra akan menemuinya dalam wujud seorang Brahmana dan akan meminta baju Tamsir tersebut dan memperingatkan Karna agar tidak mau mengabulkan permintaannya. Namun, Karna telah berjanji bahwa apapun yang diminta seorang Brahmana akan dikabulkan. Akhirnya, Dewa Surya menyarankan agar menukar baju itu dengan senjata Konta milik Dewa Indra. Dewa Indra pun menyadari bahwa semua ini adalah nasehat Dewa Matahari dan akhirnya Dewa Indra menyetujui pertukaran ini. Setelah perang Bharatayudha meledak, Karna memilih Arjuna sebagai musuhnya untuk membalas dendam penghinaan silam. Karena Karna tahu bahwa siapapun tidak akan bisa luput dari senjata Konta. Hal ini diketahui oleh penasehat Pandawa Sri Krsna dan kemudian Beliau memanggil Bima. Kepada Bima Sri Krsna bertanya, �siapakah yang kau pilih hidup, seandainya salah satu di antara Arjuna dan Gatot Kaca putramu harus mati di medan perang?� Bima memilih Arjuna dengan pertimbangan bahwa Arjuna lebih dibutuhkan kemampuannya dibanding Gatot Kaca. Karena itu, Sri Krsna meminta kepada Bima agar memerintahkan Gatot Kaca untuk memancing kemarahan Karna agar senjata Konta dilepas dan singkat cerita Karna pun berhasil terpancing. Akhirnya, senjata Konta membunuh Gatot Kaca. Karna sungguh menyesal karena dirinya merasa tertipu sebab senjata Konta hanya bisa sekali pakai, sehingga ia tidak punya senjata ampuh yang lain untuk bertempur melawan Arjuna. Ketika perang sedang berlangsung, kereta Karna mengalami guncangan dan akhirnya terjatuh. Pada saat itu, Sri Krsna segera memerintah Arjuna untuk membunuh Karna, namun Arjuna sebagai seorang Ksatriya menolak dengan berkata, �aku tidak akan menyerang orang yang telah lemah�. Namun Sri Krsna memaksa Arjuna untuk membunuh Karna dengan mengingatkan Arjuna tentang Abimanyu anaknya yang dilicikin kemudian dibunuh oleh para Kaurawa. Dengan demikian, kemarahan Arjuna membara dan akhirnya Arjuna pun membunuh Karna di medan perang dengan mudah.