Bahasa Komando di Penyerangan SPBU Shell

kikigrim

Bahasa Komando di Penyerangan SPBU Shell

"Berbadan tegap dan berambut cepak, semua saksi mengatakan seperti itu."

Senin, 16 April 2012, 19:40 WIB
Eko Priliawito, Siti Ruqoyah

Ilustrasi pembunuhan terekam cctv.
Polisi masih mendalam aksi brutal kelompok orang tak dikenal yang melakukan penganiayaan yang berjung kematian di SPBU Shell, Jalan Danau Sunter, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu 7 April 2012.

Dari rekaman gambar pada cctv di SPBU Shell, puluhan orang tak dikenal itu terdengar menggunakan bahasa komando. Karena itu, polisi masih mendalami adanya dugaan keterlibatan oknun TNI seperti yang diinformasikan saksi.

"Ini yang ada di SPBU Shell. Dari cctv ada bahasa komando yang digunakan, dan tim gabungan masih bekerja untuk menangkap pelakunya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto
Dia menjelaskan, polisi masih akan mendalami hubungan antara kematian Kelasi (KLS) Arifin dan kejadian pengeroyokan di SPBU Shell itu. "Berbadan tegap dan berambut cepak, semua saksi mengatakan seperti itu," ujarnya lagi.

Sementara mengenai perburuan terhadap pelaku yang diduga terlibat dalam aksi pengeroyokan terhadap Arifin, hingga kini masih dilakukan. Meski dipastikan ada 10 orang lebih yang ikut dalam aksi itu, tapi polisi akan akan melihat keterlibatan dari setiap pelaku. "Memang banyak. Tapi siapa berbuat apa, itu tentu akan kami dalami lagi," katanya.

Serangkain aksi kekerasan yang berhungan dengan geng motor terus terjadi di Jakarta. Dalam dua pekan terakhir, sudah tiga orang meninggal dunia.

Aksi brutal kelompok tak dikenal itu pertama kali terjadi di SPBU Shell, Danau Sunter, Jakarta Utara. Soleh (19), meninggal akibat luka tusuk. Aksi ini sempat terekam kamera CCTV di dalam mimimarket. Lihat rekamannya di sini.

Belum lagi polisi selesai menyelidiki aksi brutal itu, kejadian penyerangan terjadi di sepanjang Jalan Pramuka dan di minimarket 7-Eleven, Jalan Salemba Raya, Paseban, Jakarta Pusat, Jumat dini hari, 13 April 2012.

Satu korban bernama Anggi Darmawan, meninggal dunia setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih.

Kepolisian Daerah Metro Jaya bahkan mendapat laporan, bahwa kelompok orang tak dikenal itu sudah mengamuk dan melakukan perusakan di sejumlah kawasan di Jakarta Utara, sejak pukul 01.30 WIB. Dan aksi anarkis ini terus berlangsung hingga pukul 03.00 WIB di kawasan Jalan Pramuka.

Gerombolan motor yang melakukan perusakan di delapan titik di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, menggunakan tanda pita berwana kuning di lengan bajunya sebelah kiri.

Peristiwa itu kata Rikwanto, merupakan bentuk tindak pidana murni. Tapi polisi memastikan bahwa kelompok ini sudah berniat untuk mangacau.

Terkait: