FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
WES - Australia
Tulisan ini untuk menunjukkan persamaan dan perbedaan antara "MAIN INVESTASI" dan "MAIN SEX". Disini aku pakai istilah "main" hanya sekedar agar enak diucapkan saja, karena urusan Investasi dan Sex tidak bisa untuk main-main. Itu dua hal yang sangat serius dan harus dilakukan secara sungguh-sungguh. Sesungguhnya ajakan hanya karena si Mas suka lalu boleh-bolehnya masukin adalah salah besar. Baik didalam urusan Investasi maupun Ngeseks adalah konyol bila masuk ke arena permainan hanya berdasarkan suka-suka kita. Pertama-tama tentu diperlukan RISET (research) terhadap FUNDAMENTALnya, lalu TECHNICAL ANALYSISnya dan selanjutnya TIMING, FEELING dan TOUCHINGnya. Mengenai kedua persyaratan pertama itu bisa dari buku-buku, kursus-kursus maupun konsultasi, namun ketiga persyaratan yang terakhir itu kayaknya berdasarkan pengalaman dan pembawaan/bakat pribadi. Jaman dulu Investasi cuma sedikit macamnya, aturan mainnya pun begitu simple, gamblang sehingga baik si penjual maupun investornya betul-betul sadar dan tahu jelas. Investor hanya bisa menginvestasi seadanya duit "tunai" yang dimilikinya dan ada "ditangannya". Kakek dan ayahku adalah type-type orang yang "anti berhutang", hidup sederhana dan sangat hemat........menjelang akhir tahun berusaha sekuatnya untuk melunasi semua utang-utangnya biarpun itu utang bisnis yang belum jatuh tempo. Kayaknya girang banget kalau bisa bebas hutang lama diawal tahun baru............katanya supaya rejekinya langgeng. Soal tahun depan itu bikin utang baru itu tidak masalah, tetapi mereka sepanjang yang aku ketahui dan dengar tidak pernah sekalipun berutang untuk tujuan konsumtif, utangnya selalu produktif. Pokoknya tidak bakalan beli furniture atau radio baru kalau duit belum nangkring anteng digenggamannya. Bank ? Ah, itu sih tempat taruh atau menyimpan uang agar tidak dicuri maling. Dengan perkataan lain, Bank adalah tempat parkir uang. Aku lupa-lupa ingat dengan kakekku karena beliau wafat saat aku masih kecil tetapi seingatku dia punya dokar (delman) yang ditarik seekor kuda (yang dinamai "si Rawit") dan mengupah seorang sais bernama "Mang Bakar". Selain itu dan beberapa rumah, aku tidak tahu apa lagi yang diwariskan kepada anak-anaknya. Masa ayahku jaman sudah berganti, ayah senang bersepeda, hidup berhemat untuk bisa ganti sepeda merek beken dari Philips, Fongers sampai Raleigh. Belakangan ganti bromfiets, yaitu sepeda yang ditempeli motor berbahan bakar bensin. Lalu ganti naik sepeda motor Jawa dan Norton. Sepanjang hidupnya hanya memilki sebuah mobil yaitu Morris Minor (atau Mini ?), enggak pernah gonta-ganti. Setahuku investasinya hanyalah dalam bentuk emas lantakan (logam mulia LM), kalau tidak salah beratnya 50 gram dan 100 gram tetapi ayahku dan ibuku terkadang cuma beli seperempat atau separuhnya (mungkin duitnya belum cukup). Wah simpannya berabe, ditanam dilantai atau dipekarangan rumah. Ibuku hanya beli perhiasan a la kadarnya untuk dipakai ke pesta saja, karena beli perhiasan itu katanya rugi (kena susut, potong ongkos bikin dan karatnya lebih rendah) lebih baik emas lantakan. ![]() Jika emas lantakan sudah cukup terkumpul, baru orang tuaku beli rumah untuk investasi. Dulu harga rumah itu dikaitkan dengan harga emas sehingga kerap dibilang "rumah itu harganya sekian kilogram emas". Rumahnya lalu disewakan, tetapi ya jaman itu sewanya tak seberapa dan harga rumahpun lambat naiknya ....... secara perhitungan investasi sih tidak menarik, sudah "growth nya merangkak", "yield-nya pun kecil". Tetapi itu barangkali karena dikota kecil tempat kami bermukim .......... segalanya berjalan perlahan, orang-orangnya sabar, menerima dan jelas jauh dari serakah. Sekarang beralih ke jamanku saat aku mulai mencari nafkah sendiri.......................... tahun-tahun awalnya aktifitas kehidupan dan ekonomi meneruskan apa yang sudah berlangsung, lamban dan monoton. Situasi baru mulai menggeliat melewati tahun 1970-an.....................masuknya modal asing, transport dan komunikasi yang kian mudah dan mencapai kesegenap penjuru dunia membuat lifestyle dan perekonomian bergerak dan berubah pesat. Kian hari kian cepat mengikuti laju gerak diluar negeri. Golongan menengah yang tangkas dan tanggap segera memperoleh pijakan untuk melesat maju bahkan sekelompok kecil berhasil menempatkan diri masuk golongan atas, sementara yang tidak ikut "berlari", cuma jalan perlahan atau menonton kian jauh tertinggal. Mulai terasa hawa kompetisi yang tajam dan "kejam". Inilah saatnya diperkenalkan berbagai produk investasi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Ada yang jelas-jelas "bodong", ada yang nampak bagus dari luar tetapi busuk didalam tetapi banyak pula yang memang betul-betul bagus. Bahkan dalam dekade terakhir ini sudah tercipta beratus produk investasi (mungkin juga ribuan ?) siap menjaring investor dimanapun dibelahan bumi ini. Produknya kian rumit dan berbelit-belit, sehingga sesungguhnya itu tidak untuk semua orang awam karena butuh skill dan pengalaman. Namun masyarakat tidak peduli, langsung main terjun dan babat saja apalagi melihat keberhasilan tetangga, teman dan famili. Orang tidak lagi mempertimbangkan apakah produk itu cocok untuk dirinya, apakah itu sesuai dengan karakter dan kemampuannya. Segalanya digampangkan saja dan celakanya si penjual (non manis rupawan dan pemuda ganteng) juga hanya sanggup menerangkan garis besarnya saja, mereka yang masih begitu muda dan miskin pengalaman diterjunkan ke front depan dengan hanya mengandalkan kelebihan fisik yang aduhai dan tutur kaya yang merayu .............. mereka sendiri tidak berapa mengerti seluk beluk dan risiko produk yang dijajakannya. Semua disetir oleh para Komisaris, CEO dan petinggi perusahaan beserta broker-brokernya dari jarak jauh. ![]() Hebatnya produk-produk yang belakangan ini kian canggih saja .................. yang punya modal kecil saja bisa main besar. Bayangkan dengan hanya memiliki satu rumah Anda dimungkinkan untuk dikembangkan "seakan-akan" punya sepuluh rumah. Hanya bermodalkan KTP, surat pekerjaan atau dagang (yang bisa saja palsu) Anda sudah bisa mempunyai sebuah bahkan beberapa kartu kredit untuk berbelanja. Asal punya sedikit uang bisa beli TV, sepeda motor atau mobil. Yang bisa melancong jalan-jalan ke manca negara tidak selalu karena duitnya banyak ....... itupun bisa diatur-atur. Mau beli emas lantakan dengan sedikit uang melalui produk derivatif Anda bisa memiliki beberapa kilogram emas tanpa repot-repot dimana menyimpannya karena cukup pegang suratnya saja emasnya entah dimana. Wah dimana-mana serba "palsu" dan serba bisa. Jangan cepat-cepat menuduh produk-produk itu penipuan sebab ternyata buat sebagian orang yang pandai, lihai dan cerdik kayak kancil atau monyet ternyata sangat menguntungkan dan beroleh sukses besar. Jangan pula buru-buru berdalih Anda tidak terlibat, tidak pernah membeli dan menggunakan produk-produk semacam itu. Semua orang didunia modern pasti terlibat terkecuali mereka yang tinggal di hutan atau gua-gua jauh dipedalaman atau macam Komunitas Amish di USA yang puritan dan mengharamkan segala sesuatu yang berbau modern. KESUKSESAN BERINVESTASI MEMANFAATKAN PRODUK-PRODUK INI TERGANTUNG KEPIAWAIAN ANDA MENGATUR "WAKTU" (TIMING) SAAT "MASUK" (ENTRY) DAN "KELUAR" (EXIT). ![]() ![]() BAGAIMANA DENGAN SEX ? Dulu suka tidak suka, cinta tidak cinta Sex hanya bisa dilakukan dengan isteri yang dinikahi dengan sah. Sebetulnya ada juga PSK baik yang dirumah bordil maupun free lance, bisa pula selingkuh dengan orang-orang dekat tetapi peluangnya sangatlah sempit dan cari tempat indehoi-nya juga susah (belum umum ada motel atau hotel jam-jam-an)..................lalu ada budaya malu. Jadi dulu lelaki yang duda atau perjaka lagi kebelet benar-benar sengsara, susah cari pintu untuk dimasuki. Jaman sekarang soal kebutuhan Sex gampang dipenuhi, begitu luas pilihannya. ![]() Masih malas menikah ? Makin banyak saja yang mau diajak kumpul kebo tanpa sepotong surat pun. PSK baik yang profesional maupun amatiran bisa didapati dimana-mana (MAAF AKU TIDAK MENG-GENERALISIR, JANGAN SALAH BACA/PAHAM)...................ditempat Bilyard, Karaoke, Salon Rambut & Kecantikan, Lobby Hotel sampai ke Office Girl bahkan Student. Hanya perlu sedikit pengertian untuk mengartikan sinyal-sinyal yang dipancarkan, negosiasi pun sudah bisa dilaksanakan. Jangan terkecoh dengan pakaian yang seronok dan make up yang menor kayak jaman dulu, dijaman sekarang terkadang terbalik yang "nakal" (PSK) malah dandanannya dan wajahnya nampak "innocent", bisa juga berkaca mata putih (tetapi zero, bukan minus - supaya keren doang biar dikira intelek) atau berbusana kantoran. Kode-kode akan terbaca dari pandangan mata, kerlingan mata, cara bersenyum, berbicara dan "body talk atau body language". Teknik permainan pun sudah tidak melulu secara fundamental kayak jaman dulu yaitu masuk dari "pintu depan" melainkan sekarang minta tambah ke "pintu atas" dan "pintu belakang" bahkan yang "tanpa pintu". PSKnya juga beragam dari jenis kelamin wanita, pria, wadam sampai ke homo. Kian jorok, seram dan tak tahu malu saja ! Bahaya penyakit kelamin pun bukan hanya G dan S yang dulu ditakuti, kini bahkan lebih dahsyat dan mematikan ..... tetapi demi kenikmatan sesaat orang makin berani mempertaruhkan nyawanya. Kayak teroris saja, dulu "berani hidup takut mati" sekarang "berani mati takut hidup". Selingkuhan makin luas saja kesempatannya, bisa rekan sekantor, teman seorganisasi, nasabah, ya siapa saja. Kalau tidak "overacting" di kota-kota besar selingkuhan tidak bakal kepergok/ketahuan. Baru terbongkar jika pasangan itu cekcok, suaranya kemana-mana atau si perempuan hamil tanpa diharapkan. Kenapa sih enggak pakai kondom, minum pil anti hamil atau dipasangi "ring" kan tipis kemungkinan terjadi "kecelakaan" ? Soalnya ada wanita tertentu yang menggunakan trick "membuntingkan" diri untuk "memeras" si lelaki yang biasanya punya kedudukan tinggi. Nah lu, sudah "masuk", tidak bisa "keluar" ! ![]() Yang luar biasa hubungan Sex selingkuhan yang dulu-dulu dirahasiakan dan disembunyikan, jaman sekarang kok edan malah direkam sendiri oleh aktor dan aktrisnya secara sadar. Dan itu bukan dilakukan oleh pasangan orang desa yang buta huruf, melainkan oleh petinggi anggota DPR dan penyanyi. Aku kira itu sudah yang terakhir, yang lain bakal kapok ................... eh, kagak tahunya malah kini bermunculan dan bertebaran DVD dan rekaman Ponsel. Pelaku-pelakunya tidak hanya yang berdomisili dikota besar melainkan juga dikota kecil, dari guru, pegawai negeri sampai ke siswa. Makin seru, nekat dan ngawur saja. Bedanya si pejabat & penyanyi tidak sampai dihadapkan ke Polisi sedangkan yang disebut belakangan (karena rakjat jelata ?) selain dipermalukan juga berurusan dengan Polisi. Wahai para perempuan jangan persilahkan si Mas masuk hanya karena si Mas suka, tunggu sampai Anda pun suka..... sana suka sini pun suka...............itu baru "situasi kondisi"nya "kondusif" untuk masuk. Ha ha ha ha ha ........................................ Ah, Pak Wes ini bikin analogi ngaco saja ! Ya kalau baca tulisan yang serius apalagi "dua rius" sudah susah-susah cari bahan dan referensinya...............hasilnya dipuji-puji "bagus" tetapi jebulnya pembacanya do-re-mi, pada ngantuk dan tidur lagi. Dulu aku gemar membaca Tulisan Slamet Suseno dimajalah Intisari mengenai Botani, padahal yang namanya pelajaran Botani disekolah aku paling tidak suka. Daya tariknya gaya tulisan Bapak Slamet ini dengan bahasa populer dan kocak, masak ada tanaman "indehoi" segala ? Maunya sih meniru gaya Bapak Slamet......................... Ha ha ha ha ha ...................................... Regards WES, Australia Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
hmm...sampe akhir artikel kok tetap ga ada korelasi investasi ma sex nya sih?
![]() Posted via Mobile Device |
#3
|
||||
|
||||
![]()
perone
ane lebih milih maen ce dah bayar di awal cabut masuk nya bisa berkali2. klo maen saham masuk lupa cabut abis tuh. |
#4
|
|||
|
|||
![]()
makasih infonya...
![]() :bravo: |
#5
|
||||
|
||||
![]()
dmn hubgnya judul dan isi ndan..yg dibhs ttg sex mulu..
Posted via Mobile Device |
#6
|
||||
|
||||
![]()
hmmm iya aku baru sadar ternyata da korelasinya jg y...
![]() ![]() |
#7
|
||||
|
||||
![]() Quote:
Jaman dulu begitu diperhatikan .. Jaman sekarang nggak lagi .. Baik itu diurusan Investasi naupun diurusan Sex .. itu hanya pendapat ane setelah mbacanya pelan-pelan ![]() Posted via Mobile Device |
#8
|
|||
|
|||
![]()
masih tetep bingung apa hubungan investasi sama sex...
baca ulang ah ![]() |
#9
|
||||
|
||||
![]() ![]() ![]() |
![]() |
|
|