Spoiler for Ini terkait kabar adanya insiden di wilayah udara RI yang hampir mencelakakan wakil PM.:
PM Papua Nugini, Peter O'Neill
VIVAnews - Perdana Menteri Papua Nugini yang didukung parlemen, Peter O'Neill, mengancam akan mengusir Duta Besar Indonesia, menyusul insiden di wilayah udara NKRI November tahun lalu. O'Neill mengaku marah atas insiden yang hampir mencelakakan wakil PM Papua Nugini.
Seperti diberitakan oleh ABC Radio Australia, Jumat 6 Januari 2012, November lalu dua pesawat militer Indonesia hampir bertabrakan dengan pesawat jet yang ditumpangi wakil PM dan para pejabat senior Papua Nugini. Kala itu mereka baru pulang dari tugas di Malaysia.
ABC Australia menuliskan bahwa ada tuduhan yang mengatakan militer Indonesia memang sengaja melacak pesawat tersebut. Wakil PM, Belden Namah, mengatakan aksi ini adalah tindakan agresif dan intimidasi.
"Saya sangat marah. Saya menuntut penjelasan. Jika tidak ada penjelasan selama 48 jam, semua hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Papua Nugini akan tegang," kata Namah.
"Saya telah berbicara dengan duta besar RI dan jika memang kami harus mengusir duta besar dari negara ini, dan menarik duta besar kami dari Jakarta, maka akan kami lakukan," lanjutnya lagi. (ren)
Spoiler for Menlu RI Cari Kebenaran Insiden Papua Nugini:
Menlu Marty Natalegawa
VIVAnews - Duta Besar RI untuk Papua Nugini terancam diusir, menyusul insiden yang hampir mencelakakan wakil PM negara tersebut. Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, mengatakan saat ini pihaknya tengah mencari kebenaran berita itu. Dia menegaskan tidak ada sedikitpun rasa permusuhan antara Indonesia dan Papua Nugini.
Natalegawa mengaku telah mendengar berita mengenai rencana pengusiran Dubes RI. Namun, dia belum dapat mengkonfirmasi kebenaran adanya insiden maupun upaya pengusiran dubes RI di Papua Nugini.
"Kita terus berkoordinasi dengan Menkopolhukam untuk memperoleh informasi mengenai hal ini. Menkopolhukam [Djoko Suyanto] bilang tidak ada laporan adanya insiden seperti itu," kata Natalegawa dalam kunjungannya ke kantor redaksi VIVAnews, Jumat 6 Januari 2012,
Untuk memperoleh informasi yang pasti mengenai insiden tersebut, rencananya Natalegawa akan berkomunikasi dengan Duta Besar Papua Nugini di Jakarta sore ini.
"Kita sekarang memerlukan informasi dari pihak Papua Nugini, mengenai kapan insiden ini terjadi, dimana, pukul berapa, di ketinggian berapa. Ini yang coba kita peroleh," lanjutnya lagi.
Dalam pertemuan nanti, selain meminta informasi, Natalegawa akan menyampaikan keprihatinan yang mendalam jika kabar insiden itu memang terjadi. Dia menegaskan bahwa tidak ada sedikitpun rasa permusuhan antara kedua negara.
"Hubungan Indonesia dan Papua Nugini sangat erat. Presiden RI berkunjung ke Papua Nugini pada 2010 untuk menegaskan kedekatan kedua negara," jelas Natalegawa.
Diberitakan oleh ABC Radio Australia, November lalu, dua pesawat militer Indonesia hampir bertabrakan dengan pesawat jet yang ditumpangi wakil PM dan para pejabat senior Papua Nugini. Kala itu mereka baru pulang dari tugas di Malaysia.
ABC Australia menuliskan bahwa ada tuduhan yang mengatakan militer Indonesia memang sengaja melacak pesawat tersebut. Wakil PM, Belden Namah, mengatakan aksi ini adalah tindakan agresif dan intimidasi.
Perdana Menteri Papua Nugini yang didukung parlemen, Peter O'neill, mengancam akan mengusir dubes RI di Papua, yang akan berujung retaknya hubungan diplomatik dengan Indonesia. (ren)
Spoiler for Nasional Pesawat PNG Hanya Dibayangi, Bukan Ditembak:
Nasional
Pesawat PNG Hanya Dibayangi, Bukan Ditembak
VIVAnews - Kementerian Pertahanan membantah adanya upaya penembakan yang dilakukan oleh TNI AU kepada pesawat jet yang ditumpangi wakil Perdana Menteri dan pejabat senior Papua Nugini.
"Tidak ada penembakan, pesawat kita hanya membayang-bayangi saja, kalau ada peawat yang unscedule melintas di wilayah teritori, maka yang mengawasi ini akan melapor ke radar militer," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Artind Asrin saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 6 Januari 2012.
Hal yang sama juga dikatakan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Asman Yunus, bahwa tak ada upaya penembakan ataupun hampir bertabrakannya antara pesawat militer Indonesia dan pesawat jet yang ditumpangi wakil Perdana Menteri Papua Nugini. "Tidak ada seperti itu. Isu dari mana?" kata Asman.
Asman kemudian menceritakan, bahwa saat itu ada sebuah pesawat tak dikenal dan tanpa izin melintasi teritori Indonesia. Kemudian, pesawat TNI AU berusaha mendekati untuk untuk melakukan identifikasi dan melakukan komunikasi dengan pesawat tersebut dengan cara membayang-bayangi di antara dua sisi di kiri dan kanan pesawat tak dikenal itu dengan jarak 3 mil.
"Pesawat itu tidak dikenali karena tidak ada surat izin terbang sebelumnya. Saya nggak tahu apakah ada keterlambatan untuk menyampaikan izinnya atau bagaimana, karena pesawat itu tidak dikenali otomatis kami langsung dekati kemudian dilakukan komunikasi dan ditanya bagaimana surat-surat mereka, setelah pesawat itu dikenali dan ternyata dari Papua Nugini, kami langsung turun lagi," kata dia.
Sebelumnya, Perdana Menteri Papua Nugini yang didukung parlemen, Peter O'Neill, mengancam akan mengusir Duta Besar Indonesia, menyusul insiden di wilayah udara NKRI November tahun lalu. O'Neill mengaku marah atas insiden yang hampir mencelakakan wakil PM Papua Nugini.
Seperti diberitakan oleh ABC Radio Australia, Jumat 6 Januari 2012, November lalu dua pesawat militer Indonesia hampir bertabrakan dengan pesawat jet yang ditumpangi wakil PM dan para pejabat senior Papua Nugini. Kala itu mereka baru pulang dari tugas di Malaysia. (umi)