Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge > Gossip & Gallery

Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 16th November 2011
yudho1's Avatar
yudho1 yudho1 is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Nov 2011
Posts: 10,852
Rep Power: 28
yudho1 mempunyai hidup yang Normal
Default Para Penemu Metode Belajar Cepat Alquran

Para Penemu Metode Belajar Cepat Alquran

Bermula Takut Mati, Belajar 16 Jam Sehari



Membaca Alquran bisa dipelajari secara cepat. Begitu pula menerjemahkan Alquran dan memahami kitab-kitab berbahasa Arab. Berikut ini para penemu metodenya.



---



AWALNYA banyak yang tidak percaya bahwa hanya perlu waktu dua jam untuk bisa membaca Alquran. Begitu Rosyady menjelaskan caranya, orang-orang baru mengerti.



''Mengaji itu sulit karena nggak ngerti caranya,'' tutur Rosyady, sang penemu metode An Nuur, saat ditemui di rumahnya kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu lalu (21/8).



Rosyady adalah penemu cara cepat membaca Alquran dengan metode An Nuur. Dengan metode itu, seseorang yang selama ini sulit membaca kitab suci umat Islam itu bisa melakukannya hanya dengan belajar dalam dua jam. ''Insya Allah, ini yang terpraktis dan paling cepat di dunia,'' terang pria kelahiran Malang, 4 Desember 1962, tersebut.



Metode An Nuur menggunakan semacam peraga yang memampang huruf-huruf hijaiyah dari ''alif'' sampai ''ya''. Huruf-huruf yang memiliki kesamaan bunyi dikelompokkan dan diberi warna tertentu. Misalnya, huruf yang pelafalannya berbunyi ''o'' diberi warna merah. Lantas, murid diminta membaca. Pertama secara urut, kemudian di balik (dari belakang), dan diacak.



Rosyady juga mengenalkan perubahan huruf dan membaca gundulan atau huruf Alquran tanpa tanda baca. ''Yang penting bisa dulu. Murid harus tahu huruf dan ingat dulu,'' katanya.



Karena itu, metode An Nuur menggunakan istilah-istilah yang mudah diingat. Misalnya, tanda baca ''sukun'' (mematikan huruf yang ada di bawahnya, Red) diistilahkan seperti topi tentara. ''Kalau bisa mudah, kenapa dipersulit,'' ujar Rosyady.



Berikutnya, secara bertahap murid diajari tentang tajwid, hukum-hukum bacaan, hingga tanda wakaf (berhenti membaca). ''Belajar tajwid praktis dengan diberi warna-warna,'' jelasnya.



Ayah lima anak itu mengungkapkan, dalam waktu dua jam murid memang sudah bisa membaca Alquran meski belum sempurna. Setidaknya, butuh 8 hingga 16 kali pertemuan. ''Tetapi, hal itu juga bergantung pada kesadaran dan kesungguhan muridnya. Dua jam itu normalnya,'' papar Rosyady.



Lulusan Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel, Surabaya, itu mengungkapkan, banyak yang tidak percaya setiap kali dirinya menginformasikan metode belajar Alquran dalam waktu dua jam itu. Salah satu di antaranya adalah mantan Menteri Penerangan dan Ketua DPR/MPR Harmoko.



Awalnya, Harmoko tidak mau mengikuti metode itu. Sebab, dia sudah belajar berbulan-bulan, tapi belum juga bisa membaca Alquran.



Kebetulan istri Harmoko ikut pengajian masal di kediaman keluarga mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Rudini. Karena akhirnya bisa membaca Alquran dengan metode itu, istri Harmoko lantas bercerita kepada suaminya. ''Setelah mendengar referensi dari istrinya, (Harmoko) baru mau. Saking senangnya bisa (membaca Alquran), saya diajak umrah,'' kenang Rosyady lalu tersenyum.



Tidak hanya Harmoko dan keluarga Rudini yang belajar kepada Rosyady. Beberapa keluarga pejabat dan tokoh berguru kepadanya. Misalnya, mantan Menko Polkam dan Panglima ABRI Feisal Tanjung.



Menurut Rosyady, belajar mengaji sebenarnya tidak sulit. Bahkan, Allah sudah menyatakan dalam firmannya pada surat Al Qamar ayat 22, yang artinya: Dan, sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran.



''Ternyata, mengaji itu memang gampang,'' ujar suami Elly Rahayu itu.



Setiap kali mengajar, Rosyady tidak langsung masuk ke materi. Dia lebih dulu membuat muridnya menangis. Maksudnya, dia menyampaikan bagaimana untungnya orang yang membaca Alquran dan apa ruginya orang yang tidak membacanya. ''Kalau setelah diajari, dia tidak ngaji, ya sama saja,'' katanya.



Lantas, bagaimana ceritanya menemukan metode itu? Rosyady menuturkan, dirinya tidak kesulitan belajar membaca Alquran. Belajar yang dilakoninya hanya hafalan dan tanpa metode. Itu terjadi hingga dia duduk di kelas 3 SMA. ''Belajarnya asal, lompat-lompat,'' ceritanya.



Nah, saat kelas 3 SMA itulah, Rosyady seperti mendapatkan hidayah. Kala itu, di Mojowarno, Jombang, saat menunaikan salat, tiba-tiba Rosyady teringat pada kematian. Dia juga merasakan suasana gelap. ''Saya takut tersiksa di kubur, (padahal) salat juga masih bolong-bolong,'' ucapnya. Belum lagi, dia merasa belum bisa mengaji.



Sejak itu dia bertekad bisa membaca Alquran. Tiga hari berturut-turut, tanpa guru, dia belajar 12 hingga 16 jam sehari. Selama itu dia teringat terus akan mati dan memikirkan apa yang menjadi bekalnya jika kelak meninggal. Hasilnya, dia bisa.



Tak berhenti di situ, Rosyady mewajibkan dirinya membaca Alquran satu juz setelah salat. Dalam sehari dia pun dapat menyelesaikan lima juz. ''Jadi, memang kembali pada kemauan. Alhamdulillah, Allah memberi saya hidayah berupa kemauan yang kuat,'' tuturnya.



Lantas, Rosyady juga menambah kewajiban dengan membaca arti setiap ayat Alquran itu. ''Yang membuat bisa itu adalah kesungguhan dan fokus,'' sambungnya.



Selepas SMA, Rosyady terus mendalami ilmu agama. Pada 1984, dia meneruskan pendidikan di Fakultas Syariah IAIN Sunan Ampel. Di saat hampir bersamaan, dia menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. Dua pendidikan strata-1 tersebut diselesaikan masing-masing pada 1990 dan 1989.



Rosyady juga tetap fokus mempelajari Alquran. Dia berupaya memahami karakteristik huruf-hurufnya. Akhirnya dia menemukan metode yang dinamainya dengan An Nuur, yang berarti cahaya. ''Harapannya, bisa menerangi jalan setiap orang yang ingin belajar Quran,'' urai peraih gelar honoris causa dari Universal Institute Professional of Management karena penemuan metode An Nuur itu.



Metode tersebut mulai dikenal ketika pada 1996 Rosyady mengisi ceramah di sebuah stasiun radio di Surabaya. Di tengah ceramahnya, dia menceritakan bahwa dirinya bisa mengajarkan membaca Quran dalam waktu dua jam. Tak disangka, banyak orang tertarik.



Selama tiga bulan, terkumpul 500 orang. Mereka, antara lain, dari Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan. Kala itu, untuk belajar, setiap orang dikenai biaya Rp 10 ribu. ''Sebenarnya banyak yang pengin bisa mengaji,'' ungkap Rosyady.



Aktivitas itu berlanjut. Pada 1997 dia bertemu seseorang dari Jakarta yang juga belajar membaca Alquran kepadanya di Gresik. Orang itu mengajak Rosyady ke Jakarta.



Awalnya, Rosyady tinggal di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan. Tetapi, beberapa tahun kemudian dia mampu membeli tanah di kawasan Jatiasih, Bekasi. Lahan itulah yang kemudian dibangun dan saat ini menjadi pondok pesantrennya.



sumber

http://www.jawapos.co.id/halaman/ind...ail&nid=151871



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 10:41 PM.


no new posts