PENEMU INDONESIA yang lebih milih AMERika tapi CINTA TANAH AIR

[yudho1]

Randal Hart

Randall Hart, BSc. MSc., Ia menjabat sebagai Managing Director dari beberapa perusahaan, yaitu PT. Hart Industries Limited (UK), London, Inggris, sejak tahun 1990; PT. Hartindo Chemicatama Industri (mulai tahun 1992); Newstar Holdings Singapore (dari tahun 1995); dan Newstar Chemicals Malaysia (sejak tahun 2000).



Di luar itu, ia juga duduk selaku Anggota Tim Teknik Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan penggunaan Gas Halon, penanganan peristiwa kebakaran dengan menggunakan bahan-bahan kimia, dan sebagainya, yang mungkin kurang dipahami, baik oleh Menteri KLH sendiri, maupun Gubernur DKI Jakarta tersebut.



Demikian pula di bidang Organisasi Profesi, namanya tercatat di dalam keanggotaan berbagai Asosiasi Profesional Intemasional, antara lain Institute of Mechanical Engineer (IME-UK), National Fire Prevention Association (NFPA -USA), Fire Prevention Association (FPA-UK), Malaysian Fire Protection Association (MFPA - Malaysia) dan Institute of Fire Engineer (IFE-UK). Randall Hartolaksono (nama lengkap Randall Hart) BSc MSc lahir di Surabaya, tanggal 16 Maret 1956. Latar belakang pendidikan formal yang dimilikinya, yaitu dan SMA Pangudi Luhur-Jakarta, Advance Level in Science (Hounslow Borough College-London UK), BSc. serta MSc. di Mechanical Engineering (Queen Mary College-London University, UK).



Selain itu, ia juga pernah mengikuti beberapa pendidikan non-formal, mulai dan Kursus Kimia, Bahasa Melayu, hingga Pendidikan Pemadam Kebakaran. Untuk yang terakhir, bahkan ia mempunyai 2 ijazah, yaitu dan Fire Service College dan Washington Hall College, yang merupakan lembaga pendidikan pemadam kebakaran terbesar di dunia.



Perjalanan kariernya dimulai pada tahun 1983, dengan bekerja sebagai Production Engineer Mobil Oil Indonesia, yang dijalaninya sampai tahun 1985. Setelah itu, ia sempat bekerja di Petroleum Engineer Petroleum, UK (1986-1990), sebelum akhirnya mendirikan perusahaan-perusahaan yang sampai sekarang dikelolanya. Setelah lulus SMA, Randall demikian sapaan akrab RandallHart sempat melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti-Jakarta. Tetapi kemudian, saat berumur 18 tahun, ia dikirim untuk belajar ke London. Di sana, sesuai dengan kesenangannya dalam hal mesin, ia menekuni bidang Mechanical Engineer, hingga memperoleh gelar BSc. dan MSc.



Namun sebelum itu, ia harus mengulang kembali pendidikan SMA-nya. Dari situ, ia dapat mengetahui tentang perbedaan antara sistem pendidikan yang diterapkan di sana dengan yang ada di Indonesia. Perbedaan paling mendasar, adalah jumlah mata pelajaran yang harus diipelajari oleh setiap siswa. Dimana, ketika menempuh SMA di Indonesia, ia harus mempelajari 21 mata pelajaran. Setelah sekolah di sana, ia hanya berkonsentrasi kepada 3 mata pelajaran yang berhubungan dengan bidang yang diminati dan ditekuninya, yaitu Matematika, Fisika dan Kimia.



Kemudian, sejak tahun pertama ia juga sudah diajarkan untuk melakukan presentasi. Dengan kata lain, siswa-siswa di sana sejak awal sudah diarahkan untuk fokus kepada suatu bidang tertentu, secara mendalam dan menyeluruh. Berkat hal tersebut, ia juga mengetahui bahwa apa yang sempat dipelajarinya di tahun pertama FKG Usakti, bahkan sudah dipelajari oleh siswa SMA di Inggris.



Dari pengalamannya itu, ia menyatakan bahwa sistem pendidikan seperti itu sangat tepat. Alasannya, karena di dunia tendapat berbagai macam profesi, yang kesemuanya tidak mungkin ditekuni hanya oleh 1 orang, tetapi masing-masing dapat dipelajari secara mendalam oleh seseorang. Sesudah itu, baru mereka semua dikumpulkan, hingga menjadi sebuah tim yang solid. Hanya, ada satu kelemahan yang dilihatnya dan sistem pendidikan tersebut, yaitu bahwa orang asing kurang memahami masalah agama atau masalah di luar bidang.



Rapat di perusahaan cabang London, Inggris Kemudian sewaktu melanjutkan pendidikannva ke perguruan tinggi, meski bidang yang ditekuninya bukan di bidang managemen, namun pada tahun pertama ia juga telah diajarkan tentang masalah ekonomi. Mulai dari keuangan hingga managemen, dengan segala aspeknya. Dari situ, walaupun tidak dapat membuat laporan akuntansi, karena ia memang bukan orang managemen, tetapi pada saat membaca sebuah laporan akuntansi dan memeriksanya, Randall dapat menentukan apakah di sebuah perusahaan terdapat masalahatau tidak.



Hal tersebut dinilainya menjadi kekurangan dari perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia, terutama yang memang bukan menekuni bidang ekonomi, karena belum menerapkan hal yang sama. Demikian pula dengan perbandingan antara jumlah mahasiswa dengan tenaga pengajar atau dosennya, termasuk gelar yang disandang.



�Di Indonesia, dalam 1 kelas jumlah mahasiswanya dapat mencapai 40 orang. Tetapi di Eropa, hanya 12 orang. Setiap 3 mahasiswa ditangani oleh seorang dosen, yang harus sudah bergelar Profesor,� ungkap Randall. Waktu itu, keahliannya sendiri sebenarnya adalah dibidang Robotics atau yang berkaitan dengan masalah robot. Namun saat mengerjakan proyek untuk mengambil sebutir telur dengan berat dan dimensi tertentu tidak boleh pecah. Dari 30 jenis telur yang dicampur menjadi satu, ia menghadapi sedikit masalah dengan bahan-bahan yang dipergunakan. Dimana, sendi tangan robotnya yang terbuat dari aluminium menjadi terlalu panas, akibat gesekan-gesekan, karena bergerak dengan sangat cepat. Sehingga cara kerjanya men jadi tidak akurat lagi.



Meski begitu, masalah atau problem yang dihadapinya saat itu bukan dengan robotnya, melainkan dengan lubrikan atau lubrikasi yang dipergunakan. Sebab ketika itu, sekitar tahun 1979, para ilmuwan sudah diarahkan untuk tidak boleh menggunakan minyak sebagai bahan lubrikasi, karena menimbulkan polusi. Demikian pula dengan Hidrokarbon, tidak boleh dipergunakan. Oleh sebab itu, kemudian ia menggunakan bahan-bahan alami, yaitu bahan bahan yang berasal dan tumbuh-tumbuhan.



Pada saat membuat lubrican dari campuran minyak tumbuh-tumbuhan untuk memperbaiki kinerja robotnya dalam proyek yang tengah dikerjakannya, secara tidak sengaja, bahkan disebabkan oleh sebuah kecelakaan kecil, Randall menemukan bahan-bahan kimia yang dapat memadamkan dan mencegah timbulnya api terjadi.



Ketika lubrikan yang dibuatnya sudah jadi, namun masih harus terus di tes, gelas lubrikannya itu tersenggol dan jatuh, mengenai Bunsen burner yang biasa digunakan untuk proses pemanasan di situ. Pada saat insiden itu terjadi, api yang tengah menyala seakan-akan tertiup angin, seolah-olah menghindari bahan lubricant-nya itu.



Saran Sang Profesor Ubah Jalan Hidup




Quote:





Kala itu, Randall tidak terlalu memperhatikan kejadian tersebut. Namun salah seorang dosennya, yang bernama Profesor Evans, kebetulan sedang berada di belakangnya, dan memperhatikan kejadian itu. Kemudian dosennya itu memintanya untuk mengulangi kejadian tersebut selama beberapa kali secara konsisten. Setelah itu, Profesor Evans (spesialist di bidang Mekanik) menyarankan agar Randall memfokuskan diri kepada masalah (api) tersebut. Walaupun ia mengatakan bahwa hal itu bukan merupakan bidangnya, tetapi dosen itu tetap menyarankannya agar fokus ke situ. Atas saran dosennya pula, kemudian ia mengikuti Kursus Kimia. Walaupun ia tidak dapat seperti rekan-rekannya lain, jika pulang kuliah dapat bersenang-senang, namunRandall menjalaninya dengan enjoy.





Percobaan Formula anti api




Quote:





Selain mengikuti kursus, Randall juga banyak belajar di perpustakaan, untuk mempelajari dan memperdalam mengenai masalah api secara langsung. Hasilnya, dari situ ia dapat mengetahui bahwa bahan lubrikan yang dibuatya waktu itu jika terkena panas akan mengeluarkan uap, yang akan menyerang dan dapat memadamkan api yang sedang menyala. Sayangnya, 2 tahun setelah penemuannya itu, Profesor Evans, dosennya tersebut meninggal dunia. Karena itu, ia merasa memiliki hutang jasa kepada dosennya itu, yang pertama kali melihat dan memperhatikan penemuannya itu, serta menyarankannya untuk fokus kepada hal tersebut. Sebab jika tidak, maka ia tidak akan terpikir ke arah itu.





Putra Indonesia, Ciptakan Formula Pemadam Api dan meraih penghargaan MURI




Quote:





Penghargaan MURI



Sejak menemukan bahan kimia yang dapat memadamkan dan mencegah timbulnya api pada tahun 1979, Randall dapat dikatakan sudah terjun ke dunia industri, tepatnya di bidang Fire Safety. Dimana, setelah itu ia berkutat untuk menyusun suatu Formula, hingga akhirnya berhasil menciptakan bahan kimia baru untuk memadamkan serta mencegah api.



Sementara, pada saat itu, bahkan hingga kini, negara-negara Asia belum ada yang dapat membuatnva, baru sebatas membuat tabungnya saja.

Termasuk Jepang, yang sekarang dikenal sebagai negara maju berteknologi tinggi dan China, masih mengimpornya. Kalaupun dapat memproduksinya, maka statusnva adalah under license dari para pemilik seluruh media atau bahan-bahan kimia pemadam api, yang umumnya dimiliki oleh perusahaan di lnggris dan Amerika.



Proses yang dilalui Randall untuk menciptakan formula bahan kimia pemadam dan pencegah api itu sangat panjang. Karena bahan-bahan kimia memang membutuhkan berbagai tes dengan waktu cukup lama. Tidak seperti memproduksi produk lain, yang setelah diproduksi dapat langsung dijual.



Sebab untuk bahan kimia terdapat apa yang disebut sebagai Proteksi Konsumen, yang mengharuskan seorang ilmuwan melalui berbagai tes, untuk membuktikan bahwa penemuan dan ciptaannya itu dapat digunakan secara aman, tidak membahayakan kehidupan manusia. Misalnya apakah mengandung racun tertentu jika terkena makanan atau dapat menimbulkan efek terhadap pernafasan dan sebagainya.





inilah sosoknya...