|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
JAKARTA - Hari Pendidikan Nasional harus dijadikan momentum bagi dunia pendidikan untuk melakukan evaluasi sistem pendidikan di Indonesia. Evaluasi ini tidak cukup secara kuantitatif ditinjau dari segi anggarannya saja, tetapi dari segi perbaikan kualitas pendidikan. Demikian dipaparkan Anggota Komisi X DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Zaibuddin melalui rilis yang diterima okezone, Selasa (4/5/2010). "Indonesia harus meninggalkan sistem pendidikan yang berorientasi pada tes seperti Ujian Nasional(UN). Terbukti UN hanya menghasilkan anak didik yang sekadar tahu dan paham, belum menjadikan anak didik Kita memiliki analisa, sintesa, dan evaluasi yang baik," paparnya. Pemerintah, sambung Ketua DPP PKS itu, harusnya membuat sistem pendidikan yang bisa memberikan porsi yang sama terhadap tiga aspek pendidikan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. "Beragam penelitian menyebutkan bahwa kesuksesan anak didik tidak hanya ditentukan oleh kemampuan kognitif saja," imbuhnya. Selama ini. lanjut dia, pendidikan hanya difokuskan kepada aspek kognitif melalui ujian, ulangan, dan tugas rumah atau PR. Padahal pendidikan di sekolah adalah bekal dasar mengarungi kehidupan yang sebenarnya. "Jadi tidak hanya kemampuan kognitif saja," tambahnya. Tidak hanya itu, anggota dewan dari Dapil Jakarta Timur itu mengatakan pemerintah juga harus serius dalam menangani masalah guru. "Kualitas dan kredibilitas guru harus terus ditingkatkan mengikuti kecanggihan teknologi. Karena guru yang berkualitas dan memiliki kredibilitas moral dan personal adalah kunci pertama keberhasilan pendidikan," jelasnya. Dalam konteks Indonesia, pemerintah belum memenuhi delapan standar pendidikan. Hal ini dia nilai harus dipenuhi dulu. "Selain itu, pemerintah harus merombak program sertifikasi guru dalam rangka perbaikan kualitas dan kredibilitas pendidik, bukan sekadar program menghabiskan anggaran," pungkasnya. sumber http://kampus.okezone.com/read/2010/...-tinggalkan-un ane heran dengan mendiknas.... apa mereka tidak cukup bijak untuk menjadi orang yang diberi tanggung jawab besar untuk memperbaiki negeri ini,,, atau mungkin UN adalah proyek yang menggiurkan untuk mereka??? ![]() ![]() ![]() Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|