FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Faktanya adalah.... eng ing eng....
Madu itu semua ASLI gan, karena yang bisa membuatnya hanya LEBAH. Sampai saat ini belum ada yang bisa membuat madu sintetik. Jadi yang dipertanyakan bukanlah keASLIannya, melainkan keMURNIannya atau kualitasnya. Mengutip pernyataan Bpk Moch. Candra (Mantan Ketua Asosiasi Perlebahan), madu terbaik yang diproduksi di Indonesia kadar airnya berkisar 20%-25%. Padahal standarnya WHO seharusnya maksimal 18%. Nah,... semakin tinggi kadar air, semakin mudah pula terjadi fermentasi. Belum lagi kalo madunya mengalami proses penyaringan, penjernihan akan kehilangan sekitar 33%-55% kandungan gizinya. Apalagi kalo pemanasan, bisa sampe 85%. Dengan terjadinya proses fermentasi, maka akan menyebabkan di antaranya timbulnya gas ataupun panas. Dan disinilah terjadinya kesalahan persepsi yang beredar di masyarakat: 1. Madu Asli dibakar pake korek pasti nyala/terbakar 2. Madu Asli tidak dikerubungi semut 3. Madu Asli kalo dimasukan telur, telurnya mateng 4. Madu Asli kalo ditutup rapat-rapat setelah sekian lama akan meletus Kabar buruknya adalah, itu pembodohan masyarakat. Tetapi, kabar baiknya... ternyata semua itu ada alasannya. Masih menurut Bpk Moch. Candra yang diperkuat oleh salah seorang ahli perlebahan dari Perhutani yang ternyata juga seorang dosen di Fakultas Kehutanan IPB, hal itu semua disebabkan oleh terlalu TINGGInya kadar air, yang menyebabkan terjadinya fermentasi. Nah sebagai akibat fermentasi adalah: 1. Terbentuknya gas yang apabila dinyalakan korek api sudah barang tentu akan menyambar dan kalo dibiarkan terus menerus dalam keadaan tertutup ya so pasti meletus. 2. Terjadinya panas, sehingga kalau dimasukkan telur ya pasti mateng. Trus apa hubungannya dengan semut yang tidak mau mengerubungi madu �ASLI�? Jenis gula yang terkandung di dalam madu sesuai hasil analisa kimia sudah jelas yaitu Fruktosa dan Glukosa yaitu merupakan jenis gula monosacharida, berbeda dengan gula pasir (sukrosa) yang merupakan jenis gula disacharida. Selain itu, fermentasi tadi juga menyebabkan rasa asam pada gula yang dikandung oleh madu yang dapat dirasakan oleh semut tapi tidak oleh lidah kita. Nah.... semut itu tidak suka dengan keasaman, makanya dia tidak mau mendekat. Selain itu kalo kita mau kembali ke kitab suci kita masing-masing, Al Quran dalam An Nahl 69 dan juga Injil dalam Amsal 24:13 di dalamnya tertulis (yang intinya) MAKANLAH MADU. Terus apa masalahnya?!? Pertanyaannya adalah kenapa bukan MINUMLAH MADU. Yang berarti Allah pun sudah mengajarkan kita sebagai hambaNya bahwa madu itu dimakan dan bukan diminum... Jadi artinya tidak terlalu encer kan (Kadar airnya rendah-rendah saja). Ternyata ada cara unik lho gan untuk menguji atau mengetes kemurnian/kualitas suatu madu... Siapin piring kalo ada sih yang warnanya bening/putih. Contoh piring bening: ![]() Oleskan sesendok madu di tengah-tengah piring (jangan terlalu tebal). Kemudian masukan air hingga madu tsb agak terendam. Nah... goyang-goyang piringnya sehingga air dalam piring akan menyisir atau menyapu madu yang ada di tengah-tengah piring. Di sini keajaibannya...... simsalabim abrakadabra..... bukan sulap bukan sihir.... madu yang kualitasnya baik/bagus, akan membentuk heksagonal-heksagonal seperti sarang lebah. Keq gini gan nanti kebentuknya: ![]() Sedangkan apabila tidak murni (ada tambahan gula dsb.) maka airnya akan berubah menjadi keruh... Biar ga penasaran, kalo dirumah ada madu ya dicoba aja gan. Selamat mencoba... Terkait:
|
![]() |
|
|