FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Jakarta - Banyaknya warga yang memadati kota-kota besar di Indonesia bisa dirasakan saat ada fenomena mudik Lebaran tiap tahun. Desa yang kurang perhatian dari pemerintah menyebabkan pembangunan di kawasan desa lambat dibanding kota sehingga warga memenuhi kota-kota besar.
Menurut peneliti kebijakan publik, Andrinof Chaniago, migrasi terjadi karena perhatian pemerintah yang rendah di desa-desa. Pembangunan lebih difokuskan kepada kota-kota. �Rendahnya perhatian pembangunan ke desa sehingga semua migrasi ke kota. Kita harus membangun kota-kota baru dengan standar yang memadai dan untuk kepentingan publik bukan kepentingan bisnis,� kata Andrinof. Hal itu disampaikan dalam dialog yang diadakan oleh Tim Visi Indonesia 2033 yang bertajuk 'Korban Mudik Lebaran Sebagai Tumbal Paradigma Lama Dalam Pembangunan', di Warung Daun, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (11/9/2011). Hadir dalam acara itu Ketua Badan Pengkajian Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Letjen (Purn) Kiki Syahnakri dan pakar Tata Kota ITB, Jehansyah Siregar. Pembangunan yang tidak merata itu, imbuh Andrinof, menyebabkan warga dari desa lebih tertarik berpindah ke kota. Hal itu bisa dilihat saat momentum arus mudik dan arus balik Lebaran. Arus migrasi orang yang begitu besar, juga menyebabkan angka kecelakaan tinggi. �Fakta mendasar penyebab kecelakaan massal pada saat mudik Lebaran karena ketimpangan yang mencolok antara Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) maupun daerah lain di luar Jawa,� ujarnya. Jumlah korban meninggal saat musim mudik tahun ini, lanjut Andrinof, berkisar 700 jiwa. Jumlah korban yang cukup besar dan cenderung rutin dinilai tidak terlepas dari kebijakan pemerintah dalam hal pembangunan yang tidak rata. �Untuk itu, kami merekomendasikan adanya akselerasi pembangunan pedesaan baik di Jawa atau di luar Jawa dengan membangkitkan sektor non-pertanian. Membangun kota-kota baru, menata kota-kota sehingga lebih manusiawi dan kalau perlu memindahkan ibukota pemerintahan,� tutup Andrinof. Mengenai korban kecelakaan, sebelumnya Mabes Polri mencatat selama Operasi Ketupat (23 September-7 September) data kecelakaan lalu lintas naik 30,58 persen. Pada tahun 2010, ada 3.633 kasus kecelakaan dan tahun ini melonjak menjadi 4.744 kasus. Untuk korban meninggal dunia, pada tahun ini mengalami penurunan. Korban tewas turun 74 orang atau 8,67% yaitu pada tahun 2010 sebanyak 853 orang dan 2011 sebanyak 779 orang. sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]()
yang kena sial udh ada contohnya..
yakni jakarta ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
hidup pembangunan indonesia..!
![]() |
#4
|
|||
|
|||
![]()
PembaNgunan nya harus merata yaa...
|
#5
|
||||
|
||||
![]()
indonesia harus maju
![]() |
#6
|
|||
|
|||
![]()
rada serba salah jadinya ya...
|
#7
|
|||
|
|||
![]() ![]() solusi bagus gan ... |
#8
|
|||
|
|||
![]() ![]() itu hak semua warga negara indonesia |
#9
|
||||
|
||||
![]()
bangun desa, menata kota!!!
![]() |
#10
|
|||
|
|||
![]()
gimana bisa cepat kalo orang2 daerah terlalu rakus
|
![]() |
|
|