Tokyo - Tim penyelamat Jepang hari ini terus melakukan pencarian para korban yang hilang menyusul bencana topan dahsyat yang menerjang Jepang barat pada Sabtu, 3 September lalu. Lebih dari 50 orang hingga kini belum ditemukan. Sementara setidaknya 25 orang tewas akibat Topan Talas tersebut.
Topan yang disertai hujan deras tersebut menyebabkan sungai-sungai meluap hingga menimbulkan banjir dan tanah longsor yang menerjang rumah-rumah, gedung dan jalan-jalan.
Aparat polisi dan petugas pemadam kebakaran kembali melanjutkan operasi pencarian korban hari ini. Jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus bertambah. Perdana Menteri (PM) Jepang yang baru Yoshihiko Noda berjanji akan mengerahkan segala upaya untuk menolong para korban.
"Kami akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan nyawa-nyawa dan menemukan yang hilang," kata Noda kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita
AFP, Senin (5/9/2011).
Topan Talas ini merupakan topan paling mematikan sejak badai pada Oktober 2004 lalu yang menewaskan hampir 100 orang. Wilayah prefektur Wakayama merupakan wilayah yang paling parah dihantam Topan Talas. Sebanyak 17 orang tewas dan 28 orang lainnya belum ditemukan di wilayah tersebut. Lebih dari 1.000 polisi dikerahkan untuk melakukan pencarian korban hari ini.
Operasi pencarian dipersulit oleh jalan-jalan yang rusak dan jaringan telepon serta listrik yang terputus.
"Kami sedang berusaha menghadapi situasi ini.... listrik mati dan jalan-jalan yang rusak menghalangi kendaraan-kendaraan kami untuk menuju daerah-daerah bencana," ujar seorang pejabat di Dinas Pemadam Kebakaran di Tanabe, prefektur Wakayama.
"Kami sedang melakukan operasi di seluruh kota ini. Namun dengan terputusnya jaringan telepon, kami tak punya alat berkomunikasi dengan mereka yang terjebak di daerah-daerah yang terkena tanah longsor atau banjir," tutur pejabat tersebut.
Topan Talas ini menerjang setelah PM Noda dilantik pada Jumat, 2 September lalu untuk menggantikan Naoto Kan. Kan mengundurkan diri setelah menuai banyak kritikan atas respons pemerintah Jepang menyusul gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu.
sumber