Jakarta - Ini kegiatan rutin Pemprov DKI Jakarta pasca Lebaran: operasi yustisi kependudukan (OYK) untuk merazia para pendatang. Cara seperti ini dinilai tidak akan menyelesaikan masalah urbanisasi dari daerah ke Jakarta.
"Kalau membuat takut iya. Tapi hanya menyelesaikan masalah sesaat," ujar Ketua Forum Warga Jakarta (Fakta), Azas Tigor Nainggolan, kepada detikcom, Selasa (6/9/2011).
Menurut Tigor, kemungkinan karena takut operasi yustisi, banyak orang yang tidak datang ke Jakarta setelah lebaran atau tahun baru. Mereka menunggu pertengahan tahun atau waktu-waktu sepi razia.
"Memang tren pendatang turun. Tapi bukan berarti persoalan selesai. Kenapa mereka masih terus mau ke Jakarta? Karena untuk mencari kerja dan mempertahankan hidup. Melihat di Jakarta sepertinya serba lebih mudah," kata Tigor.
Karena alasan itulah maka satu-satunya cara untuk mengurangi urbanisasi adalah menciptakan kesempatan kerja yang sama antara di Jakarta dan daerah. Ini persoalan klasik yang sampai saat ini belum bisa dilakukan.
"Termasuk selisih upah minimum regional (UMR), antara Jakarta dan Bogor saja sudah beda. Ini memancing orang-orang datang ke Jakarta," tutupnya.
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemprov DKI Jakarta telah memprediksi terjadi penurunan tren pendatang baru di Ibukota sebesar 15 persen atau sebanyak kurang lebih 50 ribu orang. Meski demikian, untuk mengendalikan mobilitas penduduk, Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) tetap akan dilakukan pasca Lebaran nanti.
"Operasi Yustisi pasca Lebaran ini akan kita lakukan sebanyak tiga kali, yaitu tanggal 22 September, 13 Oktober dan 3 November," terang Kepala Dukcapil, Purba Hutapea, kepada wartawan dalam jumpa pers di Gedung Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2011).
sumber