Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 19th January 2010
sidekildarisurabaya sidekildarisurabaya is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Dec 2009
Location: Bawah telapak kaki ibu
Posts: 1,154
Rep Power: 18
sidekildarisurabaya memiliki reputasi yang sangat baiksidekildarisurabaya memiliki reputasi yang sangat baiksidekildarisurabaya memiliki reputasi yang sangat baiksidekildarisurabaya memiliki reputasi yang sangat baiksidekildarisurabaya memiliki reputasi yang sangat baik
Default [HOT] Surabaya: Hilang Ingatan, Nyawa Ibu Melayang!!!

[ Selasa, 19 Januari 2010 ]
Hilang Ingatan, Anak Bunuh Ibu Kandung

Spoiler for ni Ndan Pelakunya:



SURABAYA - Peristiwa tragis terjadi di Raya Menganti kemarin (18/1). Simpen, wanita berumur 81 tahun, dihajar cangkul hingga tewas. Pelaku adalah Lailil Markhumah, anak kandungnya. Warga sekitar kawasan itu sudah lama mengenal Lailil sebagai orang yang hilang ingatan alias tidak waras.

Pembunuhan tersebut diketahui warga sekitar pukul 07.15. Kala itu, Lailil terlihat keluar dari rumah dan berteriak-teriak. ''Makku wis tak pateni!'' ujar Riyasin, ketua RT 1/RW 3, menirukan teriakan Lailil.

Warga pun cepat tanggap pada teriakan wanita kelahiran 15 April 1974 tersebut. Mereka lantas berbondong-bondong ke rumah Simpen. Pemandangan tragis terhampar. Simpen, wanita kelahiran 10 Juni 1929 itu, tak bernyawa. Tubuhnya yang bersimbah darah tergeletak di kamar mandi yang terletak di bagian belakang rumah itu. Luka menganga terlihat di mukanya. Tak jauh dari kamar mandi, ada darah berceceran, mulai di musala rumah yang tidak jauh dari kamar mandi.

Melihat itu, sebagian warga lantas mengejar Lailil. ''Dikejar sampai ke pasar,'' kata Riyasin. Sekitar pukul 08.45, Lailil sudah digelandang warga ke Polsek Lakarsantri yang berjarak sekitar 4 kilometer dari rumahnya. Jenazah Simpen dievakuasi sekitar pukul 09.00.

Riyasin dan warga sekitar rumah itu memang mengenal Lailil sebagai orang yang owah. Tahun lalu, Lailil dua kali dirawat di RSJ Menur. Meski begitu, Lailil yang anak kelima Simpen tersebut tetap tinggal bersama ibunya.

Sebagian warga sebenarnya sudah menaruh kecurigaan bahwa Lailil bakal kumat. Beberapa kali, tetangga mendengar bahwa Lailil akan membunuh ibunya. ''Ada yang lihat dia mengancam ibunya. Ada warga yang bilang, Lailil ingin belajar memandikan jenazah,'' ujar Riyasin yang kemarin ikut mendampingi Lailil saat rekonstruksi.

Namun, rekonstruksi itu tidaklah mudah. Sebab, Lailil, ibu tiga anak itu, tidak mau bicara. Raut mukanya mbingungi. Kadang takut, kadang terlihat bingung. Dia juga tidak bersedia bicara atau menuruti perintah petugas. Polisi pun kesulitan membujuk Lailil turun dari mobil.

Kapolres Surabaya Selatan AKBP Bahagia Dachi menegaskan bahwa tidak ada kerusakan di dalam rumah korban. Itu menguatkan bukti bahwa pelaku ya orang dalam korban. Cangkul yang dipakai menghabisi Simpen adalah peranti yang biasa dipakainya berkebun. Memang, pekarangan Simpen dipakai untuk menanam ketela rambat.

Meski banyak warga menyatakan bahwa Lailil sakit jiwa, Dachi tidak serta-merta percaya. ''Tergantung dokter,'' ujar perwira lulusan Akpol 1991 tersebut.

Selain barang bukti cangkul dengan bekas darah dan rambut korban, baju yang dikenakan Simpen dan Lailil yang bersimbah darah disita.

Saat diperiksa di Unit Reskrim Mapolsek Lakarsantri, Lailil baru bersedia bicara banyak. Menurut Kapolsek Lakarsantri AKP Sugihartoyo, tindakan pembunuh tersebut merupakan puncak kekesalan yang terpendam lama. ''Pelaku marah karena korban tidak mengakui dia sebagai anaknya,'' jelas Hartoyo, sapaan akrab Sugihartoyo.

Selain itu, Lailil mengaku tertekan karena kemarahan Simpen. Korban menilai pernikahan Lailil dengan Hariyadi, suaminya, tidak jelas. Lailil dan Hariyadi memang belum bercerai resmi. Namun, Hariyadi, warga Banjar Mlati, Jeruk, Kecamatan Lakarsantri, itu tak tentu rimbanya.

Karena lelah mengurusi istri yang kerap kumat, Hariyadi dikabarkan telah menikah lagi. Kondisi itu memperkeruh hubungan Lailil dengan Simpen hingga peristiwa kemarin terjadi. ''Penyidikan masih kami kembangkan. Tunggu hasil pemeriksaan ahli kejiwaan dari RS Polda,'' kata Hartoyo.

TEKAPEH

satu� ngriwis pagi� ; dua� siang juga ngriwis ; tiga� sore ngriwis lagi ; satu dua tiga Malam Juga Ngriwis



Last edited by sidekildarisurabaya; 19th January 2010 at 08:16 PM.
Reply With Quote
  #2  
Old 19th January 2010
TongKosong's Avatar
TongKosong TongKosong is offline
Member
 
Join Date: Jan 2010
Location: Pojok Gang
Posts: 65
Rep Power: 0
TongKosong mempunyai hidup yang Normal
Default

Nice Inpoh tu gan...
membunuh ama cangkul

Spoiler for AWAS:
Tukang rampas PeraOne
Reply With Quote
  #3  
Old 21st January 2010
Apollo13's Avatar
Apollo13 Apollo13 is offline
Member Aktif
 
Join Date: Jan 2010
Location: Somewhere around milkyway.
Posts: 122
Rep Power: 0
Apollo13 mempunyai hidup yang Normal
Default

Kasian Mbok'e.
Reply With Quote
  #4  
Old 21st January 2010
arvo's Avatar
arvo arvo is offline
Member
 
Join Date: Dec 2009
Posts: 89
Rep Power: 0
arvo mempunyai hidup yang Normal
Default

yahhh.. wong edian,yak opo maneh rek..
Reply With Quote
  #5  
Old 21st January 2010
papaBear papaBear is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: Dec 2009
Location: solo-jkt pp
Posts: 4,511
Rep Power: 24
papaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalamanpapaBear mempunyai banyak pengalaman
Default

--- turut prihatin dengan kejadian ini,
--- n semoga sebab musababnya dapat diatasi sehingga ga ada orang yg sampe nekad kayak gini (walaupun lupa ingatan)
--- thx ndan
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:27 PM.


no new posts