
2nd July 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Mar 2011
Location: Bandung
Posts: 19,160
Rep Power: 90
|
|
Presiden Hugo Chavez Menderita Kanker
Presiden Hugo Chavez Menderita Kanker
Quote:

Terungkapnya kabar bahwa Presiden Hugo Chavez yang kini tengah berjuang menghadapi kanker begitu memukul rakyat Venezuela. Hal ini juga menimbulkan pertanyaan baru tentang masa depan negara yang selama ini dikenal vokal terhadap Amerika Serikat itu. Namun, pertanyaan besarnya adalah, seberapa parah kanker yang diderita Chavez selama ini?
Dalam sebuah pernyataan yang diungkapkan Jumat malam waktu setempat, 1 Juli 2011, Chavez menyatakan bahwa dirinya melakukan operasi untuk menghilangkan tumor, selama kunjungannya ke Kuba, bulan lalu. Namun Chavez tidak memberikan detil jenis kanker yang ia derita maupun seberapa cepat ia akan kembali ke negaranya.
Ketidakjelasan kabar mengenai kesehatan Chavez menimbulkan kontroversi tentang siapa yang akan menjadi pengganti Chavez nantinya, dan apakah penggantinya juga akan melanjutkan kebijakan negara itu selama ini.
Para pendukung setia Chavez terus mendesak agar dia tetap bisa memerintah dan bekerja di Kuba, selama masa penyembuhan. Namun tidak jelas berapa lama masa penyembuhan itu akan berlangsung. Seperti dilansir oleh AP, di jalanan kota Venezuela, ratusan pendukung Chavez juga turun ke jalan sambil terus meneriakkan "Maju terus, Komandan!"
Saat mengumumkan bahwa ia telah dua kali melakukan operasinya di Kuba, Chavez yang kini telah berusia 56 tahun, memang belakangan terlihat lebih kurus dan pucat.
Pemimpin sosialis itu rencananya hendak kembali mencalonkan diri untuk maju ke pemilu tahun depan untuk memperpanjang masa kepemimpimpinannya yang telah ia jalani sekitar 12 tahun. Namun, dengan terungkapnya kabar ini, tidak diketahui lagi apakah Chavez masih berambisi untuk menjalankan rencana itu atau tidak.
Selama ini Chavez dikenal sebagai pemimpin yang sering mengungkapkan aspirasi berhaluan kiri dan menempuh kebijakan murah hati di bidang minyak, kepada beberapa pemerintahan seperti Kuba, Nikaragua, hingga Bolivia.
Para analis sendiri memperkirakan bahwa tanpa Chavez, Venezuela akan sulit meneruskan 'revolusi sosial' mereka. "Chavismo tanpa Chavez, tidak akan pernah eksis," kata Joel D. Hirst, salah seorang pengamat hubungan internasional dari Council of Foreign Relations, Washington, AS.
Bila karena sesuatu dan lain hal, Chavez tak bisa ikut dalam pemilu 2012, kata Joel, ini akan menciptakan 'pergeseran tektonik' di perpolitikan Amerika Latin.
|
Sumber
|