Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News

News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 8th September 2016
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Jaksa dan Kuasa Hukum Jessica Saling Bentak, Pengunjung Diminta Keluar







Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, nampak lelah saat mengikuti sidang ke -14 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (25/8/2016) malam. Pada sidang-sidang sebelumnya, Jessica jarang terlihat berpangku tangan dan melihat ke bawah.

Suasana dalam sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2016), seketika memanas. Jaksa penuntut umum dengan kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso saling membentak. Keributan dimulai saat salah satu penuntut umum, Sugih Carmalo, mempertanyakan pernyataan saksi ahli forensik yang dihadirkan pihak Jessica, dr Djaja Surya Atmadja.
"Saya bingung, di hasil toksikologi Labfor, dikatakan bibir korban berwarna kebiruan. Tapi, tadi saudara ahli bilang, warna bibir korban malah kemerahan. Padahal kan ahli mengaku tidak memeriksa korban itu bagaimana?" kata Sugih.
"Bukan begitu, Pak, anda salah," jawab Djaja singkat yang kemudian dipotong langsung oleh Sugih.
"Saya ini jaksa, anda tidak bisa bilang kalau saya salah. Jangan sembarangan, ya," jawab Sugih dengan nada meninggi.
"Tolong saksi saya jangan dibentak-bentak, tanyakan saja, nanti dijawab seperti biasa," kata kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, menengahi mereka.
"Supaya tidak ribut, penuntut umum silakan bertanya, kalau saksi bisa jawab, silakan dijawab. Kalau tidak, jangan dijawab," ucap Ketua Majelis Hakim Kisworo.
Sesudahnya, Djaja menerangkan bahwa dia membandingkan antara teori orang terkena sianida dengan fakta bibir jenazah Mirna yang kebiru-biruan. Dalam penjelasannya, Djaja menyebutkan bahwa bibir seseorang yang keracunan sianida seharusnya kemerah-merahan, bukan kebiru-biruan.
Tidak lama kemudian, karena waktu penuntut umum menanggapi yang diberikan majelis hakim terbatas, pertanyaan kembali disampaikan ke Djaja. Salah satu penuntut umum, Hari Wibowo, kembali menanyakan apa bidang keahlian Djaja sebenarnya.
"Jadi, fokus bidang keahlian yang saudara hadir di sini sebagai ahli, itu apa?" tanya Hari.
"Sudah saya katakan tadi, saya ahli forensik, meliputi toksikologi juga. Toksikologi juga ada macam-macam, ada toksikologi obat, ada..," jawab Djaja yang kemudian kembali dipotong oleh Hari.
"Nah, ini jadi meragukan, sebenarnya kapasitas anda hadir di sini sebagai ahli apa?" tanya Hari.
Suasana semakin memanas sampai penuntut umum satunya lagi, Sandhy Handika, menanyakan data apa saja yang diberikan kuasa hukum kepada Djaja sebelum memberi kesaksian dalam sidang hari ini.
Ketika Djaja belum sempat memberikan jawabannya, Sandhy melontarkan sebuah pernyataan.
"Data apa saja yang anda terima dari kuasa hukum tidak bisa menguasai, sebenarnya anda tahu enggak sih apa yang anda analisis?" seru Sandhy sambil menunjuk ke arah Djaja.
Spontan, Otto pun bereaksi.
"Jangan bentak-bentak saksi saya, tolong anda hargai saksi saya!" teriak Otto.
"Anda hargai juga saya bertanya. Itu orang yang di belakang (kuasa hukum) tolong jangan tunjuk-tunjuk dulu," kata Sandhy.
Pengunjung yang memenuhi ruang sidang pun ikut bereaksi. Ada yang berteriak dan mengucapkan kata-kata kasar, sampai Kisworo terpaksa menskors persidangan hingga pukul 19.00 WIB.
Polisi juga memasuki ruang sidang dan mengarahkan pengunjung untuk keluar ruang persidangan.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:36 PM.


no new posts