Ahok berfoto bersama dengan para pemain utama film 3 Srikandi di Balai Kota Jakarta, Selasa (19/7/2016).
Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai, keunggulan utama Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bukan terletak pada elektabilitas. Keunggulan Ahok jelang
Pilkada DKI Jakarta 2017 terletak pada kepuasan publik. "Keunggulan utama Ahok bukan elektabilitas. Kalau kita baca semua survei, hampir semua incumbent elektabilitas tinggi," kata Yunarto saat dihubungi
Kompas.com di Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Menurut Yunarto, modal utama Ahok adalah tingkat kepuasan publik. Dalam survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) kemarin, tingkat kepuasan publik terhadap Ahok mencapai 69 persen.
Di atas kertas, kata Yunarto, jika tingkat kepuasan publik mencapai 70 persen, incumbent dapat dipastikan kembali menang.
Di sisi lain, dinamika politik dalam Pilkada DKI dinilai masih bisa terjadi saat pengerucutan nama calon penantang Ahok jelas. Sebab, sat ini, partai di luar pendukung Ahok masih meraba dan belum menentukan sikap. Hal itu juga yang menurut Yunarto berdampak pada tingginya elektabilitas Ahok.
"Orang masih lihat Ahok, karena elektabilitas tinggi, incumbent, satu juta KTP, tiga partai sudah didapatkan,
PDI-P ingin merapat, artinya efek jawara dan sosok yang ingin maju, masyarakat menilai Ahok," kata Yunarto.
Dalam survei SMRC, elektabilitas Ahok masih menjadi
top of mind masyarakat dengan persentase 36,6 persen. Di posisi kedua ada nama
Yusril Ihza Mahendra dengan 2,8 persen, dan di posisi ketiga
Sandiaga Uno dengan 2,1 persen.