FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Assalamualaikum Wr.Wb
Nubie mau bikin trit nih gan. Kita mengetahui bahwa sepakbola adalah olahraga yang paling digemari diseluruh dunia termasuk negara kita.siapa dinegara ini yg tak mengenal sepakbola?apa ada?tentu tidak jawabnya,walaupun tak semua menyukai sepakbola dg alasan yg beragam seperti kerusuhan yg disebabkanya dan penilaian miring lainnya.sepakbola dinegri ini tak sepi peminat,ditrit ini saya akan memberikan contoh sedikit tentang keindahaan sepakbola. Jika sudah tahu kapan ajal akan menjemput, apa yang akan anda lakukan? Hal penting apa yang akan anda nikmati di sisa-sisa hidup anda? Pertanyaan macam itu, tentu saja, hanya bisa diajukan kepada mereka yang sudah tahu kapan kira-kira ajal akan menjemputnya. Inilah “keistimewaan” yang dimiliki oleh orang-orang yang sudah tahu hari kematiannya. Orang yang tak tak tahu kapan maut akan menjemput, tentu saja tak bisa “menikmati keistimewaan” melakukan hal-hal yang disukai sebelum hari perpisahan itu datang. Para terpidana mati, misalnya, yang sudah diberi tahu waktu eksekusi sudah dekat, biasanya akan ditanyakan permintaan terakhirnya. Dari minta dipertemukan dengan keluarga, minta diperkenankan untuk dieksekusi dalam keadaan mata terbuka, hingga jenis-jenis makanan yang ingin disantap. Maka mestikah diherankan jika seorang penggemar berat sepakbola yang sudah tahu hari kematiannya akan berusaha dan meminta untuk menonton kesebelasan yang disayanginya. Dan itulah yang terjadi pada Lorenzo Schoonbaert dan Rooie Marck. Lorenzo adalah seorang suporter Club Brugge, kesebelasan dari Belgia. Pria berusia 41 tahun ini menghabiskan separuh hidupnya dengan bertarung melawan penyakit yang memaksanya bolak-balik naik ke meja operasi. 37 kali ia mengalami operasi, tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Sampai akhirnya, dengan mempertimbangkannya masak-masak, Lorenzo memutuskan untuk melakukan euthanasia. Euthanasia adalah tindakan legal untuk mengakhiri hidup seseorang. Biasanya dengan menggunakan suntikan. Euthanasia hingga kini masih menjadi debat yang belum tuntas di kebanyakan negara, tapi hukum di Belgia mengizinkan dilakukannya euthanasia. Permohonan euthanasia Lorenzo dipenuhi oleh otoritas Belgia. Dan hari penjemputan el-maut pun sudah diputuskan. Tapi euthanasia terpaksa ditunda sehari karena Lorenzo meminta untuk diberikan waktu menonton Club Brugge, kesebelasan yang sangat dicintainya. Permohonan pun segera dikirimkan pada manajemen Club Brugge, dan hari terakhir Lorenzo menikmati sepakbola pun diputuskan: 1 Maret 2015. Spoiler for Lorenzo kala itu: ![]() Ditemani oleh beberapa kerabat dan rekan-rekannya, Rooie memasuki De Kuip dalam posisi rebahan di atas ranjang rumah sakit. Ribuan suporter yang ada di stadion langsung memberinya aplaus panjang sembari menyanyikan lagu “You’ll Never Walk Alone”. Di salah satu tribun, terbentang spanduk raksasa bergambar Rooie yang sedang berdiri di bawah tower lampu stadion. Di area belakang gawang, serentak para suporter Feyenord menyalakan flare. Asap berwarna merah pun mengepul ke udara, sementara air mata meleleh dari sepasang bola mata Rooie yang masih dalam posisi rebah di ranjang rumah sakit. Ia terlihat menutup mulutnya, seakan hendak menahan lompatan emosi yang mungkin hendak meloncat keluar dari mulutnya. Rooie yang mengenakan kaos berwarna hijau dengan celana bewarna krem segera bangkit dari rebahnya. Ia balas memberikan aplaus kepada suporter. Saat itulah, para pemain Feyenord yang ada di seberang lapangan berjalan menuju arahnya. Semua pemain, tanpa kecuali, menyalami dan memeluk Rooie Rooie tak kuasa menahan tangis. Dengan menahan emosi, ia mengepalkan tangannya dan berkali-kali memukulkan lengannya perlan ke dada kirinya. Ia sempat berbincang-bincang sejenak dengan para pemain. Lalu ia pun melangkah, dengan langkah kaki yang berat dan tersaruk-saruk sehingga harus dipapah, mengelilingi lapangan, dengan bendera Feyenord berkibar di sebelahnya. Rooie kemudian berhenti di salah satu curva stadion di mana spanduk bergambar dirinya terbentang jelas. Rooie melempatkan ciuman jauh kepada suporter Feyenord yang memberinya aplause, sembari diselingi menepuk-nepuk dada kirinya dengan tangan kanan yang terkepal. Tiga hari kemudian Rooie akhirnya meninggal. Suporter Feyenord melepas kepergiannya dengan berkonvoi sepanjang jalan dari De Kuip ke pemakaman, sembari menyanyikan lagu-lagu Feyenord, juga menyalakan flare. Asap berwarna merah menyala dan membumbung ke udara. Di langit sana, Rooie mungkin melihatnya dan kemudian menepuk-nepuk dada kirinya dengan kepalan tangan kanannya. Sepakbola menjadi denyut nadi yang masih bisa memompa gairah bagi orang-orang yang sedang sekarat sekali pun. Dan sepakbola yang menggairahkan itu pula yang mungkin mereka bawa ke alam baka. SUMBER</div></div></div> Terkait:
|
![]() |
|
|