FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Proud to be part of <a target="_blank" href="http://ceri.ws/hroZB" onclick="_gaq.push(['_trackEvent', 'outbond', 'click', 'http://ceri.ws/hroZB']);dataLayer.push({'event': 'trackEvent','eventDetails.category': 'outbond', 'eventDetails.action': 'click', 'eventDetails.label': 'http://ceri.ws/hroZB'}); "> ![]() Mindset: Software itu gratis atau bonus dari pembelian PC/Laptop [Software] Hal-hal ini berlaku untuk beberapa software besar seperti operating system (windows) dan beberapa software alat kantor (ex. Ms Office). Masyarakat Indonesia secara personal bahkan ada sebagian instansi tidak (pernah) menyiapkan dana khusus untuk pembelian software. Pertanyaan paling sederhana, ketika anda membeli PC/laptop pernahkah terbesit menyisihkan dana untuk pembelian software-software tertentu..? Hal yang sering terjadi adalah membeli laptop "kosongan" (yang tentunya lebih murah) dan meminta sang penjual untuk menginstall software apa saja yang dirasa butuh. Lebih khusus lagi, apakah ceriwisser pernah menemukan alokasi dana di instansi-instansi tertentu untuk pembelian sofware selain biaya pengadaan laptop..? jujur aja ane belum pernah melihatnya.. ![]() Ini berbicara tentang software dasar yak sebagai "kebutuhan primer" sebuah PC/laptop, belum lagi untuk kebutuhan sekunder seperti alat download, tools, utility, games dll. Dari sini sekiranya wajar bila software menjadi hal lumrah untuk dibajak karena mindset pemikiran yang telah terbentuk dan berakar sejak lama. ![]() _____ ![]() Terbatasnya Akses untuk Membeli [Software - Audio] Software terbaru yang beredar saat ini bukan lagi berbentuk "hardware" berbentuk CD/DVD yang telah tertera serial number, melainkan berbentuk digital yang harus di download dan diaktivasi secara online. Begitu pula dengan file-file musik yang dijual secara "eceran" di toko-toko online seperti iTunes. Tentu saja pembayarannya pun tidak lagi dalam bentuk "COD" tetapi secara online dengan (setau ane, CMIIW) kartu kredit maupun pembayaran online lainnya seperti paypal dkk. Kartu kredit..? Masih menjadi barang mewah di mata masyarakat Indonesia, dan juga alat sebagian bank untuk "memeras" nasabahnya. Ane rasa juga sebagian besar masyarakat Indonesia tidak memunyai kartu kredit, bahkan ada yang tidak mengenal sistemnya. Meminjam kartu kredit pun ane rasa bukan solusi yang tepat. Akun pembayaran online ane rasa sudah cukup jelas, hanya sebagian kecil dari masyarakat Indonesia yang mengerti cara kerja akun-akun tsb. Di tambah lagi dengan kabar penipuan secara online, tambah dah "orang awam" trauma dengan jenis belanja online. Jadi, udah mahal trus ribet lagi, mending download krack, selesai perkara. Instant!!! ![]() Spoiler for catatan tambahan: Mungkin ada sebagian agan-aganwati yang menyarankan untuk menggunakan sofware gratis. Yang jadi permasalahannya adalah seberapa "akrab" kita dengan software gratis seperti Linux misalnya. Sampe seberapa jauh kita tahan menjadi "anti mainstream" di mana kita dituntut untuk menghadapi masalah umum. dan ketika anda diajarkan komputer dasar..? software apakah yang di pakai...? ![]() _____ ![]() Kualitas Musik & Film [Audio - Video] Nah kalo ini ane mau menuntut balik produser baik lagu maupun film yang terus menuntut kita sebagai konsumen untuk selalu membeli produk original yang mereka tawarkan, secara khusus di Indonesia. Pertanyaan ane, seberapa bagus kualitas musik dan film yang anda buat sehingga bisa kami nilai dengan uang...? ![]() Dari seni musik, bila agan-aganwati memang penggemar musik pasti tau dan punya donk file FLAC ![]() Trus sekarang apa yang anda tuntut dari para penikmat musik ketika kualitas audio "label" hanya 11-12 dengan kualitas "indie". Satu-satunya hal yang membedakan adalah kuantitas dari segi promo. Apa sekarang kita sebagai konsumen harus membeli karena menjadi "korban iklan" yang mainstream atau karena kualitas lagu dan rekaman yang anda tawarkan..? Spoiler for FYI : FLAC itu merupakan Free Lossless Audio Codec yang mengklaim bisa menghasikan kualitas suara sekitar 50% dari hasil rekaman studio aslinya. Besar file FLAC bisa sekitar 20-50 MB/File, sangat jauh bila dibandingkan dengan format MP3 yang hanya 5-10 MB dengan tingkat "kematangan" hanya sekedar 5% dari kualitas audio original studonya. Dari film produk Indonesia, ane teringat suatu pendapat umum "kalo nonton di bioskop tu film Indonesia aja, karena film barat lebih mudah di dapat HDRip bahkan file BlueRaynya". Tapi kembali ke pertanyaan tadi, seberapa bagus kualitas film Indonesia..? Kita bisa melihat orang berbondong-bondong ke bioskop untuk melihat film-film seperti "The Raid" atau film-film romantis berkualitas lainnya sehingga mendapatkan keuntungan. Lah kalo film Indonesia sebagian hanya menjual horor seks atau seks komedi..? Ya wajarlah anda merugi, kualitas hancur-hancuran kek gitu mau dapat untung. ![]() _____ Terakhir, ane di sini bukan untuk melakukan pembenaran. Thread ini hanya ingin menjabarkan mengapa barang bajakan begitu menyebar luas di Indonesia. Beruntunglah agan-aganwati yang sanggup mengunakan dan membayar barang original, tapi ingat ada sebagian besar masyarakat yang hanya mampu menikmati barang bajakan karena keterbatasan diri atau keterbatasan akses. Ane harap seperti yang ane sebut di awal.. Bukan kita mencari siapa yang salah dan siapa yang benar, bukan kita bangga atau mencaci, bukan menaati dan melarang.. Ibarat kata ada sungai besar yang harus kita seberangi, sebagian mampu untuk melewatinya karena ada jembatan dan kendaraan, tetapi sebagian lainnya hanya mampu untuk menumpang rakit-rakit ilegal. Pemerintah telah berusaha memberantas akses-akses pembajakan.. ![]() Masalahnya sekarang sudahkah mereka dan juga kita memikirkan bagaimana agar barang original itu mudah didapat dan layak..? ![]() Agan-aganwati mungkin bersedia menambahkan.. ![]() Makasih.. ![]() </div></div></div> |
![]() |
|
|