"Tim mekanik misalnya membutuhkan glukosanya, ragi dan wadahnya. Tugas kita membuat robot penelitian (chamber) ini di luar angkasa. Penelitian ini dalam robotnya panjangnya tuh sekitar 15 cm dan lebarnya 3 dan tingginya 5 cm," kata Gilbert.
Ragi yang akan diteliti itu disimpan dalam tabung (chamber). Para siswa SMA kemudian mengusahakan agar ada cahaya untuk fermentasi ragi.*
"Untuk fermentasinya, butuh cahaya jadi kita butuh LED dan glukosa di dalamnya ada pompa. Kesulitannya itu pengadaan pompa dan alat-alatnya susah di cari. Barang-barangnya misal seperti pompa harus impor dari Jerman, malah mahalan biaya kirimnya," kata Gilbert.
"Chamber terhubung dengan nutrisi ragi. Nanti diprogram pada hari keempat nutrisi akan masuk ke dalam ragi," kata salah satu guru SMA Unggul Del, Elin Bawekes terpisah.
Data-data penelitian dari luar angkasa itu tetap bisa dikontrol dari bumi. "Nanti modul itu ada power dan usb port (mirip port flashdisk) akan dihubungkan ke komputer astronot agar program jalan dan dapat mendownload data," kata Elin.
Anies teleconference dengan siswa berprestasi yang karyanya dibawa roket NASA ke luar angkasa
Menurut Elin, pada bulan November, hasil penelitian ini akan dipublikasikan di Washington DC. Elin menjelaskan kalau sekolahnya mengikuti seleksi yang dilakukan di Valley Christian Highschool. SMA Valley itu bekerjasama dengan perusahaan Nanoracks untuk menerbangkan project ke antariksa lewat roket NASA.
"Ada 6 modul diterbangkan dengan 22 microlab. 1 modul 4 microlab. Di dalam microlab ada chamber (tabung), jadi ada 22 kelompok penelitian yang ikut dalam project ini. 22 peserta itu ada yang dari negara US, Finland, dan Indonesia," tutupnya.*
Makin bangga sama anak Indonesia
Yang suka jangan lupa melon dan rate nya ya gan dan sis


: