Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 13th April 2016
SukaGitudeh's Avatar
SukaGitudeh SukaGitudeh is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 369
Rep Power: 10
SukaGitudeh mempunyai hidup yang Normal
Default Inilah Sejarah dan Kiprah Penembak Jitu (Sniper) di Indonesia



Jendral Kohler



Di lain pihak, Laskar Aceh sendiri sempat merasakan betapa ampuhnya sengatan penembak runduk. Salah satu tokoh, Teuku Umar, tewas dihajar sebutir peluru emas milik seorang penembak runduk dari satuan elit Marechaussee di pantai Sua Ujung Kuala. Saat itu Teuku Umar tengah merencanakan penyerbuan terhadap kota Meulaboh pada dini hari tanggal 11 Februari 1899.</span></span>



<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">
Didikan Jepang




Tatkala pasukan Dai Nippon mulai merebut satu demi satu wilayah kekuasaan Hindia Belanda pada periode awal Perang Pasifik tahun 1942, saat itu ilmu tembak runduk seperti yang kita kenal sekarang mulai dikenalkan para samurai Tenno Haika.



Guna membuat pertahanan pasukan Koninklijke Nederlands Indische Leger (KNIL) di suatu lokasi morat marit, para satria kate dengan bertengger di atas pohon dan bermodal senapan standar Arisaka tipe 30 atau 38 (keduanya berkaliber 6,5 mm) menghabisi satu demi satu para perwira KNIL, dengan sebutir peluru tepat di kepalanya atau bagian vital lainya. Begitu si opsir tewas, anak buahnya seketika ambil langkah seribu. Tak jarang mereka harus terima nasib "menyusul" komandannya ke alam baka dengan cara sama meski telah sekuat tenaga berlari menjauhi lokasi pertempuran.



Dalam beraksi para penembak runduk Jepang tak hanya dibekali senapan standar. Sejumlah kesatuan di jajaran Angkatan Darat kekaisaran Jepang sempat kebagian senapan Arisaka tipe 97. Hakikatnya, senjata ini merupakan pengembangan Arisaka tipe 38 untuk memenuhi kebutuhan tembak runduk yang sejati. Perbedaan kasat mata diantara keduanya terutama sekali pada penempatan teropong bidik dengan perbesaran 2,5 kali diatas kamar peluru senapan tipe 97. Belakangan posisi tipe 97 digeser tipe 99 dengan kaliber 7,7 mm dengan skala perbesaran teropong bidik empat kali.
Spoiler for Arisaka tipe 38:






Bercokolnya pasukan Jepang selama 3,5 tahun membawa dampak yang amat luas pada berbagai sendi kehidupan di Tanah Air. Terutama sekali dari segi militer. Kian menipisnya sumber daya manusia memaksa pasukan Jepang merekrut banyak tenaga muda pribumi dari semua wilayah taklukannya, termasuk Indonesia.



Ribuan pemuda dilatih ilmu kemiliteran guna disiapkan menjadi personil Heiho dan PETA. Jika para Heiho (yang berarti pembantu prajurit) diberi kesempatan merasakan ganasnya api peperangan di berbagai palagan Perang Pasifik, tak demikian dengan personil PETA. Biarpun telah di gembleng dengan amat berat di Giyugun Rensetai (semacam pusdiklat) PETA di Bogor, mereka harus puas hanya kebagian tugas sebagai Bo-ei Giyugun Chiho atau sebagai pasukan pertahanan lokal.



Koninklijke Leger



<span style="display:block; text-align:center;">

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:23 AM.


no new posts