Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 13th April 2016
Guyonan53's Avatar
Guyonan53 Guyonan53 is offline
Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Posts: 384
Rep Power: 10
Guyonan53 mempunyai hidup yang Normal
Default Satu kalimat terbaik untuk tawa di masa depan

<span class="post-quote" style="width: 100%; margin: auto;font-family:Roboto,Helvetica,Arial,Sans-serif;font-size:14px;font-style:normal;font-weight:normal;text-align:left;color: #484848; display:block;">Quote:<span style="width: 95%;margin:auto;border: 1px solid #CCC; background: #EEE; padding: 5px; color: #484848; display:block;">



Quote:









Pernahkah anda mengalami sebuah percakapan atau interaksi yang didalamnya anda sangat yakin dengan pernyataan atau argumen anda. Pertanyaan yang muncul adalah kenapa anda yakin, apa karena anda mengetahuinya? Menguasainya? Mengalaminya?.

Atau mungkin ketiganya, ya benar Ketiga pertanyaan itulah yang membuat bobot pernyataan kita menjadi lebih diperhitungkan dan berkualitas. Membuat komunikasi yang kita lakukan lebih efektif dan kuat.



Saat kita berbicara melalui suara yang bergetar dari dalam pita suara lalu mengarahkan irama dan intonasi melalui gerakan bibir, mulut serta lidah kita. Menerjemahkan ekspresi verbal yang terkonsep dengan baik didalam benak kita. Kita acap kali melupakan hal yang paling penting. Yaitu getaran unsur etika, nurani dan hati kita.



Saya pernah membaca di salah satu artikel yang bercerita tentang pengalaman seseorang yang sangat sederhana namun ternyata syarat pembelajaran. Tentang kisahnya di masa Sekolah dasar di Amerika serikat, saat itu usianya 10 tahun.



Saat disekolah ia tidak menyangka akan menerima pesan yang sangat berharga dari sebuah proses belajar di dalam kelas. Pada suatu hari Gurunya meminta dia dan murid yang lain membawa sebuah pasta gigi dari rumah. Beberapa murid mungkin berpikir bahwa akan ada praktek tentang kebersihan diri atau yang semacamnya. Namun ternyata tebakan mereka salah besar.



Saat di sekolah Sang Guru malah meminta semua murid tadi menumpahkan isi pasta gigi tersebut kedalam sebuah wadah yang berwarna warni ada hijau,biru, merah, kuning dan berbagai warna lainnya. Tanpa menelaah lebih lanjut maksud si Guru, Dengan mudah semua murid dapat melakukannya, mereka menguras habis isi pasta giginya masing - masing hingga kemasan yang terbuat dari campuran aluminium dan plastik tersebut tidak berbentuk dan isi didalamnya tidak tersisa lagi.



Setelah mereka semua selesai menumpahkan semua isi pasta gigi tersebut, dengan mengejutkan sang guru meminta semua muridnya untuk memasukan kembali semua isi pasta gigi yang telah dikuras tadi kedalam tempatnya semula. Serentak semua murid berkata,

"Hah, apa Pak.Guru bercanda? bagaimana caranya ?".



Ada siswa yang yang tetap mencobanya dengan gigih namun tetap saja gagal. Sang guru dengan sedikit tertawa berkata

" Bagaimana? Apa ada yang berhasil? Apakah sulit? ".



Muridnya menjawab,

" bukan sulit Pak, tapi ini tidak mungkin. Tidak mungkin kami memasukan kembali semua isi pasta gigi yang telah kami kuras habis. Tempatnya saja sudah pipih, tidak berbentuk, lagipula lubangnya kecil sekali".



Pak guru tersebut terdiam dan tersenyum lalu berkata.



" hmm ...bapak tidak meminta kalian untuk mengeluarkan semua isinya kan? Itu artinya sedikitpun tidak masalah. Jika sudah habis terkuras seperti itu lalu bagaimana cara kita untuk memasukannya kembali ? Sulit sekali bukan? "

Lalu pak.Guru mulai menjelaskan maksudnya

" baik..sekarang coba kalian analogikan pasta gigi itu seperti ucapan kalian, lalu wadah yang berawarna - warni itu adalah gambaran hati dari seseorang yang menjadi lawan bicara kalian. "



" lihat apa yang sudah kalian lakukan terhadap wadah yang ceria itu. Kalian merusak kecerian warnanya. Tanpa sedikitpun berpikir bahwa kalian tidak seharusnya mengeluarkan seluruh isi pasta gigi tersebut. Itu seperti ucapan kita yang terkadang tanpa pertimbangan akal dan nurani kita terucap dan tersampaikan kepada orang lain. Kita melupakan warna wadah yang cerah itu. Kita melupakan bagaimana respon perasaan dan hati orang tersebut terhadap berbagai hal yang kita sampaikan. Kita tidak lagi menakar dan merasakan apa yang menjadi beban kekhwatiran nurani dan perasaan kita terhadap apa yang kita ucapkan. Kita hanya berbicara melalui ekspresi keegoisan dan ketidak bijakan yang terukir dalam setiap tutur kata kita. Parahnya kita terkadang berucap layaknya sebuah Perusahaan kapitalis. Yang terus mengutamakan kuantitas dan keuntungan, tanpa menghiraukan kualitas dan kesejahteraan para pekerjanya. Terus berbicara kosong tanpa menimbang baik dan buruknya. Seperti jumlah CO2 di udara perkotaan, terlalu pekat dan beracun. Terus bertambah sampai manusia sadar bahwa mereka sangat merindukan O2 dan pepohonan. Apa kalimat kita yang akan merubah Bumi menjadi planet tergelap dan tersuram di Galaksi."



Para murid hanya mengangguk kebingungan, wajar saja mungkin dalam usia 10 tahun mereka tidak akan berpikir sedalam itu. Namun siapa sangka suatu hati nanti hal tersebut menjadi sebuah pembelajaran tiada tara. Seperti si penulis artikel itu yang menuangkan kisahnya kembali.



Seperti sepenggal kisah tentang pasta gigi tadi,Kita menguras habis isi pasta gigi tersebut hanya karena terasa benar dan menyenangkan namun tidak pernah berpikir bahwa pasta gigi tadi dapat mengotori wadah. Parahnya kita tidak bisa memasukannya kembali kedalam tempatnya.



Quote:









Created By :

Bayu rahmansyah

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:05 PM.


no new posts