FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Image copyright Teesside University Image caption Hanni Begg pindah ke Inggris setelah perang dan sekarang tinggal di Guisborough. Hanni Begg adalah seorang siswi di Berlin ketika Nazi mendatangi keluarganya pada tahun 1943.
Karena keberuntungan dia lolos dari penangkapan sebelum kemudian bertatap muka dengan Hitler. Berikut penuturuannya kepada para pembuat film dari Teesside University. Ayahnya memiliki rencana bila Nazi datang ke keluarga mereka, mereka akan bunuh diri dengan sianida. Namun Hanni yang saat itu berusia 14 tahun dan ayahnya sedang tidak ada di rumah pada tahun 1943, ketika Gestapo tiba di tempat mereka, di lantai tiga sebuah apartemen di Berlin. Adiknya, Max dan Ruth, tidak begitu beruntung, mereka menghabiskan sisa hidup singkat mereka di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau. "Saya tidak pernah melihat kakak dan adik saya lagi," kata Hanni, sekarang 86 tahun. "Saya tahu saya tidak akan melihat mereka lagi. Saya tidak pernah memiliki harapan lagi, saya saat itu sudah tahu terlalu banyak. "Awalnya saya menangis. Kemudian saya harus melanjutkan hidup dan membuang pikiran buruk jauh-jauh." Setelah ibu Hanni meninggal karena kanker pada tahun 1939, ayahnya memperingatkan mengenai ancaman terhadap keluarga kecil Yahudi ini dari Nazi. "Mereka mengambil semua uang kita dan tidak memberi ration book atau dokumen yang menjelaskan hak kepemilikan makanan, pakaian, dan barang-barang lain," kenangnya. Image copyright Getty Image caption Adik Hani ditempatkan di kamp konsentrasi Auschwitz-Birkenau di mana mereka akhirnya meninggal. "Tidak lama setelah itu, ayah saya berbicara mengenai Mein Kampf (rencana cetak biru Hitler) kepada saya. Dia bilang saya harus menyadari saya akan dikelilingi oleh orang-orang yang anti tapi harus tetap sangat bangga akan latar belakang Yahudi saya. "Dia juga mengatakan kita akan mendapatkan surat dari Gestapo suatu hari yang mengatakan mereka akan datang dan mengumpulkan kami dan membawa kami ke sebuah kamp untuk perlindungan kita sendiri, masing-masing harus menyiapkan koper, dan semua barang-barang kami akan dikembalikan ketika kami sudah kembali. "Ayah saya tahu ini semua bohong. Dia mengatakan kepada kami untuk tidak percaya pada propaganda. Dia mengatakan kita tidak akan pernah pergi ke sebuah kamp. "Dia mengeluarkan sebuah kotak berisi empat tablet sianida dan menjelaskan jika kita mendapatkan surat tersebut kita semua akan meminum tablet itu dan mati. "Saya pikir itu romantis, bahwa kita akan mati bersama-sama." Tapi surat itu tidak pernah tiba, melainkan Gestapo. "Ketika saya tiba dari sekolah beberapa tetangga menunggu saya di luar dan mengatakan saya jangan masuk karena Gestapo akan menunggu untuk membawa saya pergi. Saya kemudian tidak melihat ayah saya lagi selama bertahun-tahun. Image copyright Getty Image caption Hitler mati karena bunuh diri pada tanggal 30 April 1945. "Saya harus menghilang, tapi selalu ada bantuan dari seseorang meskipun situasinya berbahaya bagi diri mereka sendiri." Hanni tinggal dengan tetangga dan teman-teman yang menyembunyikan identitas aslinya, dan dia bersekolah. Dan di sanalah dia berhadap-hadapan dengan Adolf Hitler. "Dia datang ke sekolah kami. Saya berada di barisan depan dan saya adalah satu-satunya anak di kelas yang memiliki latar belakang Yahudi tapi tidak terlihat seperti orang Yahudi. "Dia dikelilingi oleh penjaga-penjaga, kami berjabat tangan untuk beberapa detik dan kemudian semuanya selesai." "Setelah itu saya merasa malu karena melakukannya tapi saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi," cerita Hanni. "Pertama, saya tidak punya cukup waktu untuk memikirkannya, dan kedua, akan sangat berbahaya jika saya memilih untuk tidak bersalaman." Seiring dengan hampir selesainya perang, Hanni akhirnya menemukan ayahnya melalui teman. Ia tinggal di sebuah kamar di kota. Dia menderita TBC dan meninggal pada tanggal 9 Mei 1945 begitu ia mengetahui perang sudah berakhir. Hanni mengebumikan ayahnya di halaman. Dia kemudian diadopsi oleh keluarga lain sebelum seorang temannya melihat sebuah iklan yang mencari wanita muda Jerman untuk pindah ke Inggris dan dilatih sebagai perawat untuk NHS, Layanan Kesehatan Nasional Inggris, yang baru didirikan. Hanni akhirnya pindah dan menikah dengan seorang dokter, menetap di Guisborough dekat Middlesbrough, di mana sejak itu dia tinggal. "Apakah saya merasa bersyukur berhasil selamat? Tidak selalu, tidak, tapi saya sering merasa bersalah bahwa saya yang ada di sini. Mengapa saya harus selamat? "Itu hanya keberuntungan bahwa saya tidak ada di tempat ketika Gestapo datang sehingga saya selamat. "Saya punya hidup yang bahagia dan normal sekarang, saya memiliki keluarga dan saya berterima kasih untuk itu." |
![]() |
|
|