Seorang penulis buku “The big fat surprised : why butter, meat and cheese belong in a healthy diet”, Nina Teicholz memberikan perhatian khusus tentang lemak dan lemak trans. Tulisan tentang lemak trans sudah dimulai dari tahun 1970 oleh Dr.Mary Enig PhD, tetapi saat itu banyak orang tidak peduli. Menurut Nina, lemak trans berasal dari minyak nabati yang dibekukan, lalu melalui proses hidrogenasi. Karena minyak ini ekonomis maka menjadi bahan industri dibeberapa negara, termasuk AS. Hampir seluruh industri menggunakan minyak ini.
Dr. Fred Kummerow yang akhirnya menemukan lemak trans dapat meningkatkan gangguan kesehatan dan mempengaruhi fungsi membran sel dasar. Pada tahun 1950 Dr. Fred Kummerow mempublikasikan tentang bahayanya lemak trans yang dapat menyebabkan penyakit jantung, bukan cuma kolesterol. Kemudian baru dirasakan bahayanya ketika banyak sekali warga AS yang memiliki kolesterol dan trigliserida tinggi awal tahun 2000-an. FDA (Food and Drug Administration) yang akhirnya menghimbau kepada para produsen makanan untuk mencantumkan lemak trans pada label kemasan.
Ketika minyak sayur dipanaskan maka akan terjadi peningkatan proses oksidasi. Oksidasi ini dapat mencapai 100x lebih tinggi pada ayam goreng. Tidak hanya itu saja, minyak nabati juga terkontaminasi glifosfat dan rekayasa genetika yang menjadikan minyak lebih berbahaya dari varietas minyak lainnya. Senyawa aldehid pada minyak trans meskipun dalam kadar rendah namun dapat menyebabkan peradangan yang berhubungan dengan penyakit jantung. Aldehid ini mengoksidasi LDL sehingga menjadi berbahaya, terhubung ke penyakit jantung. Ada juga beberapa bukti yang menghubungkan aldehid dengan Alzheimer.
Jika menumis atau menggoreng dengan minyak ini secara terus menerus dilakukan (sekitar 10 tahun lebih), maka lama kelamaan paru-paru akan penuh dengan zat berbahaya.
Lalu, apakah lemak jenuh dapat digunakan untuk memasak? Tallow (lemak sapi) dan Lard (lemak babi) tidak memiliki ikatan ganda yang dapat beraksi dengan oksigen sehingga tidak mengalami oksidasi ketika dipanaskan, sehingga tidak membentuk aldehid dan produk oksidasi berbahaya lainnya. Sebenarnya, masih ada manfaat pada lemak jenuh (contohnya keju, susu, daging, telur) mengandung vitamin A,D,E,K, B6 dan B12. Boleh saja mengkonsumsi lemak jenuh asalkan juga diimbangi dengan bahan lain misalnya minyak kelapa, alpukat dan lemak tidak jenuh lainnya. Untuk kita yang orang Asia, minyak yang cocok adalah minyak kelapa dan sawit.
Pada dasarnya, lemak jenuh tidak selamanya buruk dan juga bermanfaat bagi membran sel, jantung, tulang (mengasimilasi kalsium), liver, paru-paru, hormon, sistem kekebalan tubuh, pengaturan genetik. Kita perlu meningkatkan lemak sehat dalam diet sekitar 50-85% kalori harian. Kombinasikan lemak ini dengan lemak tak jenuh tunggal (seperti alpukat dan kacang-kacangan) dan lemak tak jenuh ganda (seperti asam lemak omega-3).
Membatasi pengolahan makanan dengan dengan menggoreng adalah langkah bijak untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari potensi gangguan kesehatan akibat minyak yang teroksidasi dan juga minyak trans. Hal ini dapat dimungkinkan dengan teknologi peralatan masak yang mendukung hal tersebut. Seperti penggunaan
Kitware Wok Pan memungkinkan anda memasak makanan dengan tanpa minyak atau dengan sedikit minyak saja. Ini adalah bagian dari gaya hidup sehat yang perlu untuk anda biasakan, agar berbagai gangguan kesehatan bisa dihindari sedini mungkin.
hub 081573758711, 52a557d0, 29db7338