PT Pertamina (Persero) menargetkan bisa memulai pengoperasian kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) dalam pekan ini atau awal Oktober 2015. Pengoperasian kilang ini akan menghemat belanja devisa Pertamina hingga 15 persen.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan saat ini pihaknya harus mengimpor BBM sebesar 700.000 barel setiap hari, untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan dolar untuk melakukan impor BBM tersebut sangat besar, mencapai US$ 70 juta – US$ 80 juta per hari.
Dengan kapasitas
kilang TPPI yang mencapai 100.000 barel per hari, Pertamina bisa mengurangi impor BBM dengan besaran volume tersebut. "Kalau sepertujuh, (impor BBM yang bisa dikurangi) kira-kira sekitar US$ 10 juta per hari," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/9).
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan pengoperasian kilang TPPI akan dimulai dengan kapasitas produksi awal pada level 20.000 barel per hari. Kapasitas produksi nantinya akan ditingkatkan menjadi sekitar 50.000 - 55.000 barel per hari. Produk BBM yang dihasilkan adalah light naphtha,kerosenes, gas oil, fuel oil, mogas, dan liquefied petroleum gas (LPG). Sementara untuk produk aromatik diantaranya paraxylene, orthoxylene, benzene, toluene, danmixedxylene.
Sesuai keinginan pemerintah, nantinya kilang TPPI akan diarahkan menjadi gasoline mode untuk memproduksi BBM. BBM yang dihasilkan secara khusus untuk jenis produk yang impornya masih tinggi. Dengan begitu, kilang TPPI bisa dimanfaatkan maksimal untuk memproduksi BBM dan mengurangi impornya.
Sumber