Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mendorong penerbitan surat berharga negara (SBN) retail untuk meningkatkan kepemlikan investor dalam negeri. Ia ingin porsi investor domestik menyerupai Jepang yang mencapai 93 persen sehingga tidak terpengaruh jika ada dana asing keluar (sudden reserval) ke negara yang lebih aman (safe haven).
Bambang mengatakan penerbitan Obligasi Retail Indonesia (ORI), Sukuk Retail, atapun Saving Bond Retail merupakan salah satu langkah untuk memperdalam pasar domestik. Untuk itu, pemerintah terus meningkatkan besaran surat utang yang diterbitkan. Misalnya, tahun ini pemerintah menerbitkan ORI012 dengan tenor tiga tahun dan berkupon sembilan persen. Target pemerintah, penawaran ini bisa terserap Rp 20 hingga 25 triliun. Sasaran ini lebih tinggi dari ORI011 yang terserap Rp 21,2 triliun pada tahun lalu. Sementara pada 2013 dan 2012, nilainya baru Rp 20,2 dan 12,68 triliun.
“ORI dan Sukri adalah cara kami perluas basis domestik. Yang ritel kami naikan size-nya, maka kami bisa kurangi porsi lainnya. Tapi ini tidak bisa drastis dan mendadak,” kata Bambang saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Masa Penawaran ORI012 di kantornya, Jakarta, Senin (21/9).
Menurutnya, dalam masa ketidakpastian ekonomi seperti saat ini, pendalaman pasar menjadi penting terutama untuk pembiayaan yang prudent. Inilah salah satu resep yang ia tawarkan untuk mengantisipasi lonjakan dana ke luar negeri. "Kami berharap lebih dari 50 persen kelas menengah berani masuk di luar perbankan. Idealnya lihat Jepang, dia berani utang besar karena tidak takut sudden reserval."
Sumber