Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News > Surat Pembaca

Surat Pembaca Posting ataupun baca komentar,keluhan ataupun laporan dari orang-orang dengan pengalaman baik/buruk.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 14th September 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default PSMS Juara, Passion Sepakbola Lahir Kembali di Surabaya







Angin perubahan terus bergulir, semakin kencang hadirkan harapan masa depan sepak bola Indonesia, benar-benar atmospher perubahan begitu terasa, hingga tanpa terasa menetes airmata haru, menyambut datangnya cahaya harapan peroleh kembali kehormatan dan kebanggan atas karya bangsa indonesia.
Piala Kemerdekaan benar-benar memberikan gambaran merdekanya sepakbola terhadap belenggu belenggu yang menghentikan kemajuan dan membelokkan arah tujuan mendirikan PSSI dan sepakbola sebagai pilihan olah raga, yang digemari masyarakat sejak tahun 1938 yang lalu, yang tersusun dari beeberapa Klub sepakbola yang sudha berdiri sebelumnya, Persija, Persebaya, Persib, Persis, Persema, PSM dan lainnya.
Kini Suratin boleh tersenyum apabila melihat suasana yang terpampangkan didepan layar kaca dihadapan jutaan masyarakat Indonesia dfari sabang hingga Merauke. Puncak perhelatan Piala kemerdekaan benar benar ditutup dengan pertandingan puncak yang sangat baik dan terlihat begitu kental kebersamaan dan persaudaraan sebangsa dan setanah air, tanpa ada sedikitpun diwarnai dengan Rasisme.
Fair Play dan Sportifitas benar benar diperlihatkan selama pertandingan, dengan pemain pemain yang mampu memberikan kemampuan yang terbaiknya tanpa diwarnai dengan ulah ulah kekerasan dan kecurangan yang seringkali kita temui pada pertandingan sepakbola, Kedispilinan semua pemain dan juga wasit pertandingan telah memberi nilai positip bagi perkembangan perombakan total sepakbola secara keseluruhan.
Passion sepakbola yang selama ini hilang, ternyata telah bangkit dan muncul kembali justru hanya di piala kemerdekaan yang konon hanya diikuti oleh klub2 divisi utama dengan pemain pemain yang biasa saja jauh dari hingar bingar perhelatan sepakbola selama ini, kemampuan yang begitu baik ditunjang dengan semangat yang menggebu namun masih ada didalam koridor sportifitas dan fairplay, adalah dambaan semua penggemar dan masyarakat sepakbola.
Passion yang begitu terlihat mampu menyihir jutaan pecinta sepakbola tetap bergeming ditempat duduknya untuk terus menyaksikan pertandingan hingga usai, pertandingan yang diawalai dengan agresifnya pemain pemain lokal Persinga Ngawi, telah mendobrak begitu ketat barisan pertahanan PSMS medan, walau kalah dalam mengolah bola namun Persinga Ngawi mampu menjebol gawang lawan terlebh dahulu, sehingga unggul 1-0 pada babak pertama.
Bahkan kerepotan PSMS ditambah dengan dikeluarkannya salah satu pemainnya , sehingga terpaksa meneruskan pertandingan dengan hanya 10 pemain. Namun toh demikian semangat dan pola permainan ciri khas medan mulai membuahkan hasil pada babak kedua, Paison ala medan mengingatkan PSMS masa lalu yang selalu bergerak dan berjuang hingga akhir pertandingan, dan hal inilah yang tidak pernah ada dan hilang selama dua dekade ini.
Pengaturan skor dan pengaturan pertandingan benar benar telah membunuh Passion masing masing klub, yang justru sangat beragam dan merupakan ciri khas masing masing Klub yang didukung oleh karakter dan sifat masing masing daerah yang menyusup didalam setiap langkah dan perilaku pemain pemain dilapangan. Passion passion inilah yang telah hilang dan merusak ciri khas dan karakter sepakbola Indonesia yang disusun oleh begitu beragam karakter2 daerah.
Persinga ngawi, PSMS, Persebaya, Persis, PSM, Persipura, Persija, Persib, dan lain lain adalah klub klub yang sarat dengan ciri khas masing masing dan menyusun struktur karakter pemain dan sepakbola masing masing, Ciri khas yang memberikan kontribusi karakter sepakbola Indonesia yang berbeda dengan bangsa bangsa lain, yang kemudian terususun menjadi karakter sepakbola Indonesia.
Passion yang hilang selama ini kini telah termunculkan kembali, hanya dengan satu kali turnamen saja sudah terekspresikan demikian nyata dan membanggakan kita semua, tentu dengan dilandasi oleh karakter dan passion pemain yang demikian dalam, maka kita tinggal memberikan ruang mereka untuk berkembang, bukan malah menutupnya dengan teori2 yang asing dan cenderung menghancurkan yang sudah ada.
Piala Presiden hingga mencapai pada delapan besar, masih saja berkutat pada kesalahan kesalahan yang fundamental, dikarenakan oleh pemain pemain yang kehilangan kepercayaan diri dan kemampuannya, sehingga tak terkekpresikan keahlian dan kemampuannya yang asli tertahan, semua seolah tertata oleh satu pola yang harus dimainkan, namun menghilangkan karakter pribadi.
Padahal justru karakter pribadi sebagai pemain inilah yang harus dimunculkan dengan baik, sedemikian sehingga terekplorasi dengan baik, keahlian dan kemampuan yang diluar nalar akan terlihat dalam pertandingan, justru inilah yang selalu ditunggu tunggu penonton selama pertandingan.
Piala Presiden sudah jelas terlihat kehilangan nyawa dan jiwa sepakbola itu sendiri, walaupun diisi oleh pemain pemain baik dan andal secara individu, bahkan diisi oleh pemain pemain profesional luar negeri, namun kehilangan passion pertandingan sepakbola. itulah kenapa pertandingan Piala Presiden terlihat membosankan.
Kejutan kejutan dalam pertandingan adalah hal yang ditunggu dan dinantikan, hasil pertandingan hanyalah hasil kinerja seluruh pemain, bukan tujuan akhir, walau menjadi sasaran utama, namun tidak boleh menghilangkan dan mengorbankan keindahan permainan dan sepakbola sebagai tontonan bagi masyarakat, hal inilah yang menjadi konsekwensi dari pengaturan skor dan pengaturan pertandingan yang telah ditentukan hasilnya sebelum pertandingan.
Pengaturan skor dan pengaturan pertandingan jelas merupakan hal yang menghancurkan Passion sepakbola selama ini, yang menghilangkan harapan memperoleh tropy kejuaraan, menutup jalannya sepakbola memperoleh tempat terhormat di kancah international.
Pengaturan skor dan pengaturan pertandingan, dua hal pokok yang harus dihancurkan tidak boleh sedikitpun memperoleh jalan, termasuk menghentikan dengan cara cara represip maupun preventeip, karena dua hal inilah merupakan biang kerok penghancuran sepakbola di segala bidang.
Sekali lagi hormat saya berikan kepada PSMS medan, yang mampu memberikan pencerahan dan mengembalikan PASSION sepakbola Medan seperti yang saya kagumi pada PSMS medan masa lalu, NOBON dkk. Yang menggugah saya untuk segera memberikan tulisan ini sebagai bahan pencerahan untuk semua pihak.
Susunlah kembali sepakbola Indonesia yang didasari oleh Karakter dan jiwa pemain dalam setiap pertandingan.

Merdeka ! Merdeka ! Merdeka !

Jakarta 14 September 2015
Zen Muttaqin.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:48 PM.


no new posts