FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Surat Pembaca Posting ataupun baca komentar,keluhan ataupun laporan dari orang-orang dengan pengalaman baik/buruk. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Warga Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kembali mendonorkan darahnya dalam acara Kampung Dordar (Donor Darah) Mukapayung yang digelar 3-4 bulan sekali, Minggu (16/8). Didominasi warga sebagai petani, kegiatan donor darah ini menjadi inspirasi bagi daerah lainnya di Jawa Barat. Oleh Cornelius Helmy Herlambang Kepedulian itu muncul dari kampung-kampung terpencil di Jawa Barat. Dari sana, kepedulian itu ampuh menyelamatkan manusia di sekitarnya. Rahmat (45), warga Kampung Mukapayung, Desa Mukapayung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat (Jabar), tergesa-gesa mendatangi tenda biru berukuran 10 meter x 15 meter, berdinding kain hijau transparan, di secuil tanah di tengah sawah Kampung Mukapayung, Minggu (16/8) sekitar pukul 11.00 WIB. Ia disambut antrean panjang. Saat mengambil kartu antrean, ia mendapat nomor 152. Di siang yang panas terik itu, Rahmat kembali ingin menuntaskan rutinitas mendonorkan darahnya. Bersama 200 warga lainnya, Rahmat membuat Mukapayung dikenal sebagai "Kampung Donor Darah" pertama di Jabar, sejak tahun 2012. Akan tetapi, harapannya tak terpenuhi. Relawan kesehatan dari SMK Farmasi Cililin menyatakan, ia tidak cukup sehat. "Punten Kang, teu tiasa ngiring ngadonor. Abdi teu lulus tes (Maaf, tidak bisa ikut donor. Saya tidak lolos tes kesehatan)," kata Rahmat penuh sesal saat mendatangi Doding Komarudin (47), penggagas donor darah itu. "Kunaon atuh? (Kenapa?)," tanya Doding. "Sigana mah kirang istirahat. Ti kamari ngajajabkeun anu bade sunatan tepi ka enjing. (Sepertinya karena kurang istirahat. Kemarin mengantarkan yang mau sunatan sampai pagi)," jawab Rahmat. "Ya sudah tidak apa-apa, yang penting niatnya," ujar Doding menenangkan. Kontras dengan kekecewaan Rahmat, Baihaqi (42), petani asal Cinangsi, Desa Mukapayung, wajahnya ceria. Tiga bulan menunggu, ia bisa mendonorkan darahnya lagi. Sudah 12 kali atau tak pernah absen sejak donor darah di Mukapayung digelar tiga tahun lalu, Baihaqi terlepas dari derita sakit kepala sebelah yang mengganggunya. "Sejak tahun 1980-2012, hampir setiap dua kali seminggu saya periksa ke rumah sakit. Setelah terbiasa donor darah, terasa pusing saja tidak, apalagi ke rumah sakit," katanya. Tidak hanya itu yang membuatnya senang. Hari itu, ia datang bersama tiga tetangganya. Mereka adalah ibu-ibu yang dibujuk mau berdonor untuk kedua kalinya. "Promosi donor darah di mana saja, di sawah atau di rumah. Promosi terbesar saya adalah hidup sehat setelah donor darah. Kegiatan ini menyelamatkan hidup saya," katanya. Sumbangan bagi sesama Ikut menyelamatkan kehidupan juga menjadi motif utama Unen (45), buruh bangunan dari Kampung Cigadung, Desa Mukapayung. Unen rela berjalan kaki sejauh 15 kilometer dari rumahnya untuk mendonorkan darahnya. Setelah 250 cc darah golongan O berpindah ke kantong darah, ingatannya kembali ke pengalaman buruk dua tahun lalu. Saat itu, 17 kerabatnya meninggal, menjadi korban longsor di Cigadung. Melihat banyak orang terlibat mencari korban longsor, ia semakin yakin harus memberikan sumbangan yang sama bagi sesamanya. Saat itu ia tidak punya banyak uang untuk bersedekah, donor darah menjadi solusinya. Doding Komarudin, penggagas donor darah Mukapayung, mengatakan tidak kesulitan mengajak warga donor darah. Namun, Doding mengakui ada tudingan miring yang menuduhnya memperjualbelikan darah. Namun, isu itu tidak membuatnya patah arang. Minat warga yang makin tinggi menjadikan ia semangat terus melakukan kegiatan yang sama 3-4 bulan sekali. Saat hari menjelang sore, Doding mengajak berkeliling kampung. Banyak warga yang ditemui di jalan menyapa ramah. Di depan jalan menuju kampung, ia berhenti dan membanggakan gapura bertuliskan "Kampoeng Dordar (Donor Darah) Mukapayung". Doding mengatakan, gapura itu adalah prasasti atas kepedulian warga pada sesama lewat setetes darah. Sejauh ini, belum ada kampung lain di Jabar yang memiliki banyak pendonor dan rutin mendonor 3 hingga 4 bulan sekali. "Awal saat memulai, dari 46 labu di kesempatan pertama menjadi rata-rata 170 labu darah tiap donor darah," katanya. Doding mengatakan, meski minat masyarakat Mukapayung semakin tinggi, bukan berarti mimpinya usai. Ia masih punya keinginan menularkan kerelaan yang sama di daerah lainnya. "Saya sering diundang dan berkeliling ke beberapa daerah mempromosikan pentingnya donor darah, mulai dari Bandung, Sukabumi, hingga Cianjur. Sejauh ini, baru satu tempat di Cipendeuy, berjarak 50 kilometer dari sini, yang punya potensi baik ke depannya," katanya. Butuh dukungan Kelompok yang dimaksud adalah "Talaga Cirata" di Desa Ciroyom, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat. Pendonornya kini sebanyak 100 orang atau 50 persen lebih banyak ketimbang saat pertama kali kegiatan donor darah digelar, setahun lalu. Mayoritas anggotanya adalah peternak ikan hingga pedagang makanan di tepi Waduk Cirata. "Saya terinspirasi Pak Doding. Namun, karena semua dana operasional saya tanggung sendiri, tidak mudah menjalankannya. Setiap tiga bulan sekali, saya harus keluar modal hingga Rp 3 juta," kata Koordinator "Talaga Cirata" Sudarna (60). Keadaan itu, menurut Sudarna, membuatnya gigit jari saat hendak melakukan donor darah ketiga pada enam bulan lalu. Saat itu, usaha menjual ikan bakarnya tengah lesu. Akibatnya, Sudarna tak mampu mengumpulkan Rp 3 juta untuk biaya sewa tenda hingga makanan dan minuman bagi pendonor. "Sedih sekali rasanya. Banyak warga yang datang siap mendonorkan darahnya, tetapi saya tidak bisa memenuhi keinginan mereka. Sekarang sedang menabung untuk jadwal donor darah sebulan lagi. Saya tidak enak hati karena sudah banyak warga yang tanya," katanya. Kemandirian dan kasih sayang bisa muncul di mana saja, tak terkecuali di daerah terpencil. Butuh dukungan banyak pihak agar semangat itu abadi. Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Selasa, 25 Agustus 2015 dengan judul "Kepedulian yang Menghidupkan dari Pelosok" |
![]() |
|
|