Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Sports > Moto GP

Moto GP Para pecinta MOTO GP berkumpul dan membicarakan hobbynya disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 20th August 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Setelah 11 Seri 276 Putaran, Balapan Rossi & Lorenzo Baru Mulai








Pembalap Movistar Yamaha Jorge Lorenzo (kiri) dan Valentino Rossi di Sirkuit Brno, 16 Agustus 2015. (Yamaha MotoGP)


Jadi setelah 11 balapan, 276 putaran, delapan kemenangan dan 10 posisi podium, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo akan kembali ke era ketika dimulainya musim di Qatar.


Mereka berdua terkunci pada jumlah poin yang sama, dan para penggemar MotoGP yang netral di seluruh dunia tetap tak bisa menentukan siapa yang akhirnya akan berada di puncak pada akhir musim, karena momentum datang dan pergi di antara dua pembalap itu.
Setelah akhir pekan di Brno yang didominasi oleh Lorenzo, sistem "best of seven" akan dipakai untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan bonus terbesar di Movistar Yamaha.
Brno tidak memberi hasil klasik seperti yang kita harapkan ketika baris terdepan start dikuasai tiga penguasa klasemen Lorenzo, Marc Marquez dan Rossi dalam kualifikasi.
Balapan sebanyak 22 putaran yang kita harapkan bisa mencekam dan mendebarkan dengan cepat berubah menjadi prosesi yang relatif jinak, dan Lorenzo bisa membalas dendam pada Marquez atas kekalahannya di balapan yang jauh lebih menegangkan di Indianapolis Motor Speedway sepekan sebelumnya.
Di putaran-putaran awal Marquez terus menempel sebelum dia ditinggalkan oleh Lorenzo, yang untuk kelima kalinya menang dengan cara yang tanpa cela.
Seperti halnya ketika dia menang empat kali beruntun dari Jerez hingga Catalunya, dia pun tidak sempat melihat knalpot pembalap lain di Brno dengan kinerja yang secara sempurna memamerkan seluruh senjata utama yang dimiliki pembalap Spanyol itu.
Setelah start bagaikan kilat, dia melesat paling kencang di tiga atau empat putaran pertama. Setelah itu diikuti dengan akselerasi motor yang sangat konsisten dan menjadi akhir perlawanan Marquez dan Rossi.
Dari lap kedua hingga kesembilan di Brno, beda waktu putaran yang dia buat hanya berada dalam rentang 0,335 detik.
Dan di antara lap ke-14 dan ke-21, ketika dia sudah tidak lagi terkejar, waktu putaran yang dibuatnya berada dalam rentang hanya 0,376 detik.


Dalam dua putaran dia lebih kencang 1,56 detik daripada Marquez, namun yang lebih menggambarkan peta kekuatan lagi adalah dia dalam lima putaran lebih cepat 1,57 detik daripada Rossi.
Marquez dan Rossi cukup berbesar hati menerima kekalahan. Mereka berdua mengakui kalah oleh pembalap yang jauh lebih kencang, namun kekalahan ini lebih memukul Rossi daripada Marquez. Hal itu memang terlihat.
Marquez tetap berada di luar pertarungan merebut titel juara dunia, karena jumlah seri yang ada makin berkurang untuk bisa mendekati dua pembalap teratas itu, kecuali ada kesalahan fatal dan nasib sial rivalnya yang bisa menghidupkan peluang dia.
Bahasa tubuh Rossi menjelaskan semuanya. Hasil podium 10 kali sebelum ini dia rayakan penuh energi dan kegembiraan. Dia memang menebar senyum ke kamera di Brno, namun setelah itu dia terlihat datar saja, hal yang lama sekali tak saya lihat kalau dia di atas podium.
Ini bukan hanya karena fakta bahwa keunggulan 13 poin Rossi lenyap begitu saja dalam waktu hanya tujuh hari, namun juga bagaimana cara Lorenzo bisa membalas.
Lorenzo menunjukkan betapa bermakna kemenangan itu bagi dirinya. Pukulan tinjunya saat putaran usai finis menunjukkan arti pentingnya trofi di Brno. Si angkuh telah kembali, dengan dada membusung dan kedua tangan di pinggang, yang bagi sebagian orang dianggap ciri kesombongan. Namun bagi saya, itu cuma cara Lorenzo untuk menunjukkan betapa pentingnya arti kemenangan itu baginya.


Bagi banyak pengamat yang hadir di Brno, balapan hari Minggu lalu seperti momen menentukan dalam musim ini di mana peta kekuatan bergeser ke arah Lorenzo dalam hal perebutan titel juara dunia.
Tentu, pertempuran masih jauh dari selesai dan akan sangat tidak menghargai Rossi untuk mengatakan bahwa peluangnya telah melemah seperti bunga layu.
Lorenzo menang dua kali lebih banyak dari Rossi, dan memimpin putaran lebih banyak 142 kali dibandingkan pembalap berusia 36 tahun itu. Mereka bisa memiliki nilai sama 211 karena rekor luar biasa si pembalap Italia untuk finis podium di setiap balapan.
Anda tentu boleh berharap masih banyak drama lain dalam tujuh balapan terakhir, dan berdasarkan sejarah perebutan titel akan ditentukan hingga seri terakhir.
Kalau kita menengok tujuh seri terakhir musim 2014, Rossi dan Lorenzo hanya dipisahkan empat poin dengan keunggulan Lorenzo. Dalam rentang waktu itu mereka berdua masing-masing menang dua kali, satu kali gagal finis, dan empat hasil podium. Seru bukan?
Ini tentu akan membuat tujuh balapan tersisa makin menarik. Bagi yang satu, akan menjadi surga ketujuh, bagi yang lain akan menjadi neraka dan musim dingin yang panjang setelahnya.
Matthew Birt adalah kolumnis MotoGP.com yang telah berpengalaman meliput grand prix selama 19 tahun.

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 08:11 AM.


no new posts