FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Ilustrasi anak korban kekerasan. Jakarta- Aktivis Hak Asasi Manusia Human Rights Watch (HRW) Andreas Harsono menduga adanya rekayasa dalam kasus pelecehan seksual yang dilakukan dua guru Jakarta Intercultural School (JIS), Neil Bantleman dan Ferdinan Tjong. Indikasi perekayasaan karena adanya putusan Pengadilan Singapura yang menyatakan kalau Neil dan Ferdinan tidak terbukti melakukan kekerasan seksual terhadap AL, siswa TK JIS berdasarkan bukti hasil anuscopi. "Harusnya, bukti medis yang dijadikan dasar Pengadilan Singapura bisa menjadi bahan pertimbangan hakim di Indonesia. Pemeriksaan medis di Singapura jauh lebih detail dan melibatkan banyak dokter ahli," kata Andreas, Kamis (6/8). Di sisi lain, pengamat hukum Universitas Brawijaya, Fachrizal Afandi menilai, saat ini pengadilan harus berani melakukan terobosan untuk menyelamatkan hukum. Selain itu juga memastikan bahwa kebenaran dan keadilan harus diberikan kepada yang berhak. Dalam kasus JIS, materi yang dipersoalkan di Singapura dan Indonesia sama adanya yakni tindak kekerasan seksual dengan obyek sama termasuk bukti atau fakta medisnya. "Hakim harus berani melakukan terobosan. Jangan sampai orang bersalah dihukum oleh perbuatan yang tidak pernah dilakukan," kata Afandi. Sebelumnya, pada tanggal 16 Juli 2015 Pengadilan Singapura telah menvonis DR, ibu AL bersalah dan harus membayar ganti rugi senilai US$ 230.000 atau sebesar Rp 2,3 miliar kepada Neil Bantleman, Ferdinan Tjong, dan JIS. DR dinyatakan bersalah karena mencemarkan nama baik ketiga pihak tersebut lantaran tuduhan terhadap Neil dan Ferdi telah melakukan tindak kekerasan seksual kepada anaknya AL, tidak terbukti. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis terhadap AL di RS KK Women's and Children's Hospital, tidak ditemukan adanya luka atau indikasi tertular penyakit seksual menular di lubang pelepas AL. Pemeriksaan AL dilakukan melalui proses anuscopi lengkap yang dilakukan oleh tim dokter ahli bedah, ahli anastesi, dan ahli psikologi. |
![]() |
|
|