FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Chit & Chat Tempat mencurahkan isi hati dan mencari tips-tips berguna untuk pria dan wanita |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() “Tolong ambilkan kangkung.” “Nggak ah, menurut saya lebih baik bayam saja.” “Ya Tuhan, kamu kenapa sih? Kok bisa tidak suka kangkung? Kenapa nggak mau coba hal yang baru? Huh, sekarang saya baru berpikir, KOK BISA KITA JADI TEMAN?!” – Percakapan antara saya dan sahabat saya, dalam kehidupan nyata =). Sahabat saya adalah teman terbaik dan juga teman terburuk saya. Diantara orang-orang di dunia, dia adalah orang yang paling sering bertengkar dengan saya— lebih sering dibanding ibu kos, Pertamanya, saya pikir saya dan dia seperti protagonis , dan ternyata seorang mediator. Ternyata, dikutip dari elitedaily oleh ceriwis, ada ilmu pengetahuan tentang sering bertengkar dengan teman anda. Saya cinta keluarga saya. Saya sayang teman-teman saya. Saya berbicara berbeda ketika dengan keluarga dan dengan teman, tapi bila sedang bertengkar dengan keduanya hampir sama. Tapi mengapa kita sering bertengkar dengan orang yang paling kita sayang?? Ini adalah konsep yang menarik, Garis besar: Kita bertindak dan bersikap berlebihan dengan orang yang yang paling kita takut untuk hilang dari hidup kita. Dan kebalikannya — seperti ini, kita umumnya bertengkar setidaknya dengan orang yang mengabaikan pada saat kita dalam kesulitan. Tapi sains berkata separuh waktu kita berperang dengan diri kita sendiri, kita bahkan tidak mencoba menjadi jahat; kita hanya tidak sadar bersikap agresif karena itu manusiawi. Kita menganggap teman dan keluarga sebagai target yang “aman”. ![]() Ada dua tipe tindakan: langsung dan tidak langsung. Kita memaksakan bertindak langsung seperti saudara dan kerabat lainnya. Deborah south richardson, profesor psikologi di Universitas Georgia Regents, berhipotesa bahwa orang bertindak agresif secara langsung kepada kakak/adik karena merasa mempunyai ikatan kuat dan stabil dengan mereka, bukan yang lain.. Richardson mengatakan: Tindakan langsung dengan kakak/adik, baik verbal atau fisik, mempunyai masalah keamanan.Richardson juga berspekulasi bahwa kita terikat dalam hubungan seperti tarik-ulur dengan pasangan yang kita cintai. Teman, di sisi lain, cenderung menghasilkan tindakan yang tidak langsung — alias tindakan pasif yang akan mengisi ketika anda dan teman anda sedang malas satu sama lain bahkan malas juga untuk berbicara, yang membuat terhindar dari perselisihan. Kita mempunyai toleransi lebih rendah atas sikap mereka yang sering bersama-sama dengan kita. Ya, tepatnya toleransi kita rendah kepada orang di sekitar kita dengan kualitas yang tidak baik, kata Dr. Alex Lickerman. Dan, karena kita biasanya lebih gusar tentang hal yang tidak kita suka seperti juga sebaliknya hal yang kita suka, kita akhirnya hanya menggerutu tentang mereka. Hal ini benar-benar membuat saya berpikir. Saya waktu itu sedang dalam penerbangan pesawat selama 3 jam, dan saya menghabiskan dua setengah jam dengan bangku saya tersenggol oleh penumpang lain di belakang kursi. Bukan karena saya mau membuat skenario, anehnya saya menutup mulut saya selama perjalanan di pesawat. Mengapa kita sulit sekali untuk tegas dengan orang yang tidak akan kita lihat lagi? Kita tidak hanya bertengkar dengan orang yang paling kita cintai; kita bahkan juga dapat mengkhianati/berselingkuh dari mereka. ![]() Ini sebabnya: bukan rahasia lagi bahwa otak kita merasakan romansa cinta ketika kita jatuh cinta pada seseorang. Tapi ada lebih dari itu saja. Berdasarkan antropolog biologi Helen Fisher, total ada 3 bagian di otak kita yang menyala ketika kita jatuh cinta: Pertama adalah rasa cinta, yang membuat kita fokus kepada pasangan kita saja. Kedua adalah hasrat sexual, yang memotivasi kita untuk melakukan sebaliknya: membuat kita menginginkan bereksperimen dengan pasangan untuk berkembang biak. Yang ketiga adalah ikatan, yang membawa tentang perasaan aman dalam hubungan jangka panjang. Sistem otak ini, tentunya, dikendalikan oleh insting utama untuk berkeluarga. Namun terkadang, ketiga sistem otak tersebut tidak sinkron satu sama lain. Kita dapat merasakan terikat lebih dalam dengan hubungan jangka panjang, merasakan romantisme cinta dengan seseorang lainnya dan merasakan tertarik secara seksual dengan orang lainnya lagi dan semua itu dalam waktu bersamaan. Dengan kata lain, kita tidak hanya bertengkar tapi juga dapat selingkuh karena itu ada dalam sifat alami kita. Terkadang, pengkhianatan terhadap orang yang terikat janji dengan kita terlalu sulit untuk masuk dalam akal sehat. Kita tahu pada akhirnya, mereka yang mencintai kita tidak akan berhenti mencintai kita. ![]() Sudah menjadi hal umum bahwa orang yang tidak kenal dan kenal cenderung untuk men-judge anda untuk bersikap diluar norma-norma Bila saya sedang di dalam bus di daerah sudirman untuk berangkat kerja di daerah Bogor, pasti saya dianggap gila. Tapi orang yang kita cintai, mencintai kita meskipun kita gila, dan dia akan terus mencintai kita(sebagian dari mereka). |
![]() |
|
|