FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Business Segala topik apapun tentang bisnis di bahas di dalam sini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Buka Puasa Bersama Garuda Indonesia CEO PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Arif Wibowo (tengah) berfoto bersama jajaran direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (dari kiri-kanan) Direktur Servis Nicodemus P. Lampe, Direktur Operasi Capt. Novianto Herupratomo, Direktur Corporate Affair Heriyanto AP,Direktur Informasi Teknologi Iwan Joeniarto, Direktur Komersial Garuda Indonesia Handayani,Chief Financial Officer Ari Askhara di acara Buka Puasa Bersama Garuda Indonesia, Jakarta, Selasa (7/7). Jakarta - Penjualan PT Garuda Indonesia Tbk semester pertama 2015 naik sekitar 18% dibanding periode yang sama tahun 2014. Sedang pangsa pasar (market share) maskapai penerbangan yang menjadi national flag carrier itu naik 12% menjadi 45%. "Ketika penjualan maskapai penerbangan nasional turun rata-rata 9%, Garuda justru bertumbuh 18%. Perkembangan ini cukup membesarkan hati di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi," kata Dirut PT Garuda Indonesia (GI) Tbk pada acara buka puasa bersama para pemimpin media massa, Selasa (7/7). Perkembangan mengesankan juga diukir PT Citilink Indonesia. Penumpang Citilink pada kuartal pertama tahun ini naik sekitar 32% dari 7,6 juta tahun 2014 menjadi 10 juta lebih penumpang. Pangsa pasar anak perusahaan Garuda ini naik dari 13% ke 17%. Didukung lima pesawat milik sendiri dan 35 pesawat sewa, demikian Dirut Citilink Albert Burhan, maskapai penerbangan yang dipimpinnya mampu keluar dari posisi rugi dan meraih laba pada kuartal pertama 2015. "Ini berkat pelayanan yang diberikan Citilink, sehingga penumpang bisa bertambah. Walaupun bergerak di low-cost carrier, tapi pelayanannya premium," jelas Albert Pada kuartal pertama 2015, penjualan Garuda mencapai US$ 927,3 juta atau naik 13,4% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedang laba bersih Garuda meningkat 107,5% menjadi US$ 12,4 juta. Selain lonjakan penumpang, laba yang diraih juga berkat peningkatan penumpang yang signifikan. "Biasanya, kuartal pertama adalah periode susah. Kinerja semua airline menurun pada periode ini. Tapi, Garuda dan Citilink justru naik," ungkap Arif yang juga preskom Citilink. Karena secara siklikal tiga periode berikut atau dua periode menjelang akhir tahun selalu menunjukkan hasil positif, Arif yakin, tahun ini, kinerja Garuda dan Citi akan bagus. Salah satu kontribusi terhadap kenaikan laba Garuda pada kuartal pertama 2015 adalah menurunnya harga avtur. Pada tahun sebelumnya, lonjakan harga BBM dan depresiasi rupiah berkontribusi besar terhadap kerugian Garuda. Faktor yang cukup dominan menaikkan penjualan Garuda adalah frekuensi penerbangan yang naik 10,6% menjadi 59.317 kali, on time performance yang meningkat 3,3% menjadi 89% dan load factor yang naik 6,8% menjadi 75,2%. Tambah Pesawat Tahun ini, kata Arif, pihaknya menargetkan Garuda mengangkut 36 juta penumpang, yang terdiri dari 25 juta penumpang Garuda dan 11 juta penumpang Citilink. "Saat ini rata-rata sudah hampir memenuhi target, dengan penumpang Garuda kuartal pertama yang mencapai 7,6 juta," paparnya. Menurutnya, perseroan sudah menyiapkan strategi ekspansi untuk mencapai target jumlah penumpang. Pertama, menambah kapasitas angkut hingga 12%. Kemudian ekspansi rute-rute di pasar potensial, agar traffic bisa maksimal, terutama ke Timur Tengah dan Tiongkok. Perseroan, kata Arif, akan meningkatkan kapasitas penerbangan domestik sebesar 16% dibandingkan tahun lalu, dan kapasitas untuk Citilink ditingkatkan 18%. Untuk bisa memenuhi target itu, Garuda akan mendatangkan lima pesawat tahun ini, dan 11 pesawat pada tahun 2016 dan 2017. Garuda membidik pendapatan sekitar US$ 4,40 miliar tahun ini, atau naik 12% dibanding perolehan pendapatan tahun lalu sebesar US$ 3,93 miliar. Proyeksi yang terbilang tinggi tersebut akan dikejar lewat strategi ekspansi dan efisiensi perseroan. Target pendapatan 2015 akan ditopang oleh ekspansi 18 armada baru. Perseroan akan mendatangkan lima pesawat wide body, yang terdiri atas tiga pesawat seri 777, dan dua airbus. Sedangkan 13 pesawat narrow body akan terdiri dari seri 738 dan ATR. "Targetnya, pada 2025, Garuda Indonesia bisa mempunyai 53 pesawat wide body," jelas dia. Maskapai penerbangan pelat merah tersebut telah memesan 60 unit pesawat Boeing dengan nilai US$ 10,9 miliar hingga 2025. Arif sebelumnya mengatakan penandatanganan kesepakatan pembelian itu sebagai bagian dari program revitalisasi dan pemenuhan tuntutan pasar di masa depan. "Perjanjian ini merupakan bagian dari program revitalisasi Garuda Indonesia, kesepakatan ini untuk mendukung rencana masa depan perusahaan penerbangan untuk memperluas jaringan global," ungkapnya. Nilai kontrak tersebut terdiri dari 30 unit pesawat 787-9 dan 30 unit pesawat 737 MAX 8s. Pesanan tersebut merupakan tambahan dari 50 unit pesawat 737 MAX 8s yang telah dipesan Garuda pada Oktober 2014. |
![]() |
|
|