Sinemart 7 Manusia Harimau
Sinetron seri
7 Manusia Harimau merupakan satu dari tiga sinetron tak berkualitas, menurut hasil survei Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pihak
RCTI, yang menayangkan sinetron tersebut, menganggap survei itu tak adil.
"Sinetron
7 Manusia Harimau itu legenda yang ada unsur perlelahian fisiknya, tapi tak melewati batas, dan itu legenda yang memang ada di Bengkulu. Nah, kalau kemudian dibandingkan dengan sinetron yang tak ada unsur perkelahaiannya, akan tidak
fair," ucap Government Relations
RCTI, Ida Yuanita, ketika diwawancara oleh
Kompas.com, di Gedung KPI Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin (22/6/2015).
Ida mengatakan, sebenarnya
7 Manusia Harimau,
Emak Ijah Pengen ke Mekah, dan
Sinema Pintu Taubat, ketiga sinetron seri yang dinilai tidak berkualitas itu, memiliki genre yang berbeda. Namun, lanjut Ida, sinetron-sinetron seri tersebut dinilai dengan indikator mengenai kekerasan dan mistik.
Kata Ida lagi, terang saja unsur perkelahian fisik tak mungkin ditonjolkan pada sinetron seri bertema religi macam
Emak Ijah Pengen ke Mekah dan
Sinema Pintu Tobat. Begitu pula dengan unsur mistik. Di lain pihak, menurut Ida, legenda umumnya bermuatan kedua unsur itu.
"Saya tergelitik melihat cara pemilihan
sampling sinetron yang berdasarkan aduan terbanyak dari masyarakat. Padahal, genre ketiga sinetron itu berbeda. Harusnya,
apple to apple. Kalau begini, orang akan menilai indeks sinetron
7 Manusia Harimau rendah. Kesannya
7 Manusia Harimau jauh lebih buruk dari
Emak Ijah. Harusnya program yang diriset itu yang genrenya sama," tekannya.