Misteri Warga Bekasi yang Tewas Ditembak Oknum Polisi

**Gusnan**

Bekasi - Kediaman Dwi Susanto, 32 tahun, korban yang diduga tewas ditembak oleh oknum polisi, tampak sepi.
Rumah Dwi yang berlokasi di Kampung Serang Kongsi, Desa Sukadami RT 12/RW 06, Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/6), tidak ada aktivitas sama sekali.
Hanya terlihat, seorang penjaga rumah, Joko Budi Kuncoro, 48 tahun, di dalam rumah bercat jingga tersebut. Sedangkan, anggota keluarga Dwi Susanto telah mengosongkan rumah sejak sebulan yang lalu. Devis Irawati, 28 tahun, istri Dwi Susanto bersama anak perempuannya telah pulang ke kampung halamannya di Purwokerto, Jawa Tengah. Anggota keluarga ini, pergi karena takut dan trauma dengan peristiwa yang dialami suaminya.
Dwi Susanto, ditemukan tak bernyawa tergeletak di pinggir Jalan Raya Serang-Jakarta tepatnya di Kampung Nambo, Desa Kaserangan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Serang, Banten, pada Selasa, 31 Maret 2015 lalu.
Diduga, kematian Dwi karena ditembak oleh tiga oknum polisi dari Polda Metro Jaya dan seorang warga sipil. Ketiga oknum polisi itu, satu orang berpangkat Bripka dan dua orang lainnya berpangkat Aipda.
Kejadian ini yang membuat istri dan anak Dwi pergi meninggalkan rumah mereka. Penjaga rumah Dwi saat ini, Joko Budi Kuncoro, mengaku tidak mengetahui persis peristiwa yang dialami oleh majikannya.
Namun kabar pembunuhan Dwi oleh anggota polisi telah beredar luas di sekitar rumah korban.
Warga sekitar mengetahui, sebelum Dwi ditemukan tewas, dirinya dijemput paksa oleh beberapa orang pada pertengahan Maret lalu.
Para penjemput ini mengaku anggota dari Polda Metro Jaya yang berupaya menahan Dwi.
"Ada polisi yang hendak menahan Pak Dwi dan langsung dibawa ke dalam mobil," kata Joko, Senin (22/6).
Menurut Joko, berdasarkan kabar yang beredar majikannya disekap di sebuah gudang selama tiga hari yang lokasinya tidak diketahui.
Sejak itu, tidak ada kabar tentang majikannya dan istrinya, Devis, sangat khawatir. Tidak ada yang mengetahui keberadaan Dwi.
"Lama tidak ada kabar keberadaan majikan saya, tahu-tahu dengar kabar katanya ditembak oleh polisi," kata Joko.
Joko hanya menduga, motif pembunuhan terhadap Dwi ini karena masalah pemerasan. Hal ini terungkap berdasarkan keterangan dari kerabat Dwi bernama Abdul.
"Kabar dari saudaranya, kasus ini karena pemerasan, bukan utang-piutang," ujar Joko.
Dia melanjutkan, kronologi kejadian yang diketahui olehnya. Sebelum Dwi dibawa paksa oleh beberapa orang itu meminta uang sebesar Rp 150 juta. Tapi saat itu, dirinya memiliki uang Rp 20 juta. Pelaku merasa jengkel lalu membawa Dwi beserta uang Rp 20 juta ke dalam mobil.
"Sejak saat itu, keluarga tidak mengetahui kabar selanjutnya," imbuhnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dwi Susanto bekerja sebagai penjual dan pembeli mobil bekas. Dirinya memang jarang pulang ke rumah di Kabupaten Bekasi. Namun Dwi sering memberi kabar kepada keluarganya di rumah.
Bisnis jual-beli mobil ini sudah digeluti sejak masih bujangan.
"Baru sekitar dua tahun tinggal di Kabupaten Bekasi. Orangnya jarang kelihatan," imbuhnya.
Berdasarkan keterangan Ketua RT setempat, Karsam, dirinya mengaku tidak mengetahui warganya yang tewas ditembak oleh tiga oknum polisi.
"Setahun yang lalu, saya terakhir bertemu dengan Pak Dwi," ujar Karsam.
Ketua RT mengetahui bisnis Dwi sebagai penjual dan pembeli mobil serta bisnis jamu di luar Kabupaten Bekasi.
Hingga saat ini, Polda Metro Jaya belum dapat dikonfirmasi terkait kasus penembakan ini.

Terkait: