Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > News

News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 24th June 2015
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Anak Kupang Ini Menyelundup ke Australia di Ruang Roda Pesawat 69 Tahun Lalu







ABC AUSTRALIA Arsip Nasional Australia menyimpan ratusan artikel surat kabar mengenai tindakan nekat anak yatim asal Kupang, Bas Wie menyeludup ke Australia dengan bersembunyi di roda pesawat.

Kisah warga Indonesia yang menyelundup ke Australia dengan bersembunyi di ruang roda pesawat ternyata pernah terjadi pada tahun 1946 lalu. Pelakunya adalah seorang anak yatim asal Kupang berusia 12 tahun.

Anak itu ditemukan dalam keadaan pingsan dan tubuh penuh luka-luka di ruang roda pesawat yang mendarat di Bandara Darwin, 69 tahun yang lalu.
Anak yatim asal Kupang, Indonesia, ini bernama Bas Wie. Ia ditemukan meringkuk di roda pesawat Dutch DC-3 yang mendarat di landasan pacu Bandara Kupang. Ketika itu, ia bekerja di ruang dapur bandara tersebut.

Bas Wie ditemukan di ruang roda pesawat dalam keadaan tidak sadarkan diri dan menderita sejumlah luka di sekujur tubuhnya, ketika pesawat Dutch DC-3 mendarat di Bandara Darwin, tiga jam kemudian.

Arsip nasional Australia menyimpan ratusan dokumen terkait tindakan luar biasa nekat yang dilakukan anak yatim asal Kupang tersebut, dan kehidupan Bas Wie selanjutnya di Northern Territory.

Kurator Arsip Nasional Australia, Michelle Hughes, mengatakan, dokumentasi yang dimiliki lembaganya antara lain menceritakan tentang betapa mengerikannya perjalanan yang dilalui Bas Wie dari Indonesia ke Darwin dengan menyelundup ke ruang roda pesawat.

"Dia disebutkan sempat terbakar oleh knalpot pesawat, menyebabkan ia memiliki bekas luka gores di tulang bahunya. Dia juga menderita hipotermia akibat udara dingin yang bersumber dari baling-baling pesawat," kata Hughes.

"Jadi bisa dibilang, Bas Wie sangat beruntung bisa selamat dari perjalanan tersebut," katanya.

Dokumentasi Arsip Nasional Australia juga menunjukkan, Wie memutuskan untuk menyelundup ke ruang roda pesawat tujuan Australia karena ia sempat mengalami pahitnya hidup pada masa pendudukan tentara Jepang di Timor selama Perang Dunia II. Di samping itu, ia teringat dengan kebaikan seorang tentara Australia yang pernah menawarinya kornet sapi dan juga permen.

Namun, berdasarkan kebijakan "Australia Putih" yang berlaku ketika Bas Wie tiba di Darwin, anak yang belakangan mendapat julukan "The Kupang Kid" atau "Anak Kupang" itu dikategorikan sebagai pendatang yang tidak diinginkan, dan sesuai ketentuan harus dideportasi.

Namun, dokumen arsip menunjukkan ratusan kliping koran dan surat dari warga yang menawarkan diri untuk mengadopsi atau menampung Bas Wie, serta komunikasi resmi antara tokoh mantan administrator NT, Arthur (Mick) Driver, dengan Menteri Imigrasi Federal ketika itu, Arthur Calwell.

Driver kemudian mempekerjakan Wie sebagai staf pribadinya. Ia juga mengirim Wie ke sekolah, dan memberikan penetapan kalau Wie terbebas dari UU Pembatasan Imigrasi.

Menurut Michelle Hughes beberapa korespondensi menunjukkan desakan terhadap Pemerintah Federal untuk menegakkan kebijakan mengenai imigran Asia.

"Orang yang beranggapan bahwa membolehkan Bas Wie tinggal di Australia adalah hal yang membahayakan berpikir bahwa hal itu dapat menciptakan preseden buruk pada kebijakan Australia Putih, dan mereka khawatir Australia akan dibanjiri oleh orang-orang seperti Bas Wie yang hendak tinggal di Australia," katanya.
Meski demikian, yang membingungkan, ternyata mayoritas masyarakat Australia ketika itu mendukung hak Bas Wie untuk tetap tinggal di Australia, tidak hanya karena mengingat betapa mengerikannya cara Bas Wie menyelundup ke Australia dengan menjadi penumpang gelap di ruang roda pesawat, tetapi juga karena mempertimbangkan betapa baik dan mudahnya Bas Wie beradaptasi dengan masyarakat Darwin.

"Kami memiliki catatan dari guru Bas Wie yang menyebutkan kalau dia berhasil beradaptasi secara sosial dan juga memiliki prestasi akademik," kata Hughes.

"Gurunya, Calwell, juga memberikan masukan agar kasus Bas Wie diberikan pertimbangan khusus mengingat anak Kupang ini yatim dan masih anak-anak."

"Jadi, warga menilai, lebih baik Bas Wie dibiarkan menetap di Australia dan memperoleh pendidikan sehingga dia bisa memiliki kesempatan hidup yang lebih baik."

Sebelum Driver meninggalkan Northern Territory, dia berhasil mencarikan pekerjaan untuk Wie di Izods Motors dan mengupayakan agar Wie diadopsi oleh sebuah keluarga di Darwin.

Pada tahun 1958, 12 tahun setelah Bas Wie berhasil mendarat dengan selamat di Darwin Australia, "Anak Kupang" ini berhasil mendapatkan kewarganegaraan Australia lewat proses naturalisasi dan pernikahan.

Hughes menceritakan, berkas Arsip Nasional mengenai Bas Wie ini menunjukkan "perilaku kontras" dari kebijakan resmi Pemerintah Australia pada masa lalu dengan pemerintah sekarang terhadap warga Asia, dan bagaimana publik Australia menyambut anak muda yatim asal Indonesia ini.

"Berkas ini menunjukkan dengan tegas sebuah fakta bahwa warga Australia menyambut dengan hangat kedatangan Bas Wie. Warga Australia juga otomatis bersimpati dan memberikan perhatian khusus kepada anak ini, yang telah melewati banyak tragedi dalam hidupnya," katanya.

Reply With Quote
  #2  
Old 29th December 2016
indah75's Avatar
indah75 indah75 is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Location: Klaten
Posts: 5,189
Rep Power: 16
indah75 mempunyai hidup yang Normal
Default

kenekatan yang luar bisa untuk anak usia 12 tahun.
Yang membuat heran anak seusia itu sudah punya pikiran naik roda pesawat.
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:31 AM.


no new posts