Lindungi Kuliner Daerah, Purwakarta Gelar Duel Maranggi

**Gusnan**

Ilustrasi sate maranggi (Istimewa)

Purwakarta - Pakar kuliner, Bondan Winarno, mengimbau pemerintah untuk melindungi makanan khas asal Purwakarta, satai maranggi. Seperti yang sudah-sudah, jangan sampai kekayaan kuliner tersebut juga diklaim milik negara lain.
"Tida‎k boleh ada negara lain yang mengakui satai ini," kata Bondan, dalam rangkaian kegiatan "Duel Satai Maranggi", Minggu (14/6).
Bondan menghadiri duel satai maranggi dan menjadi juri. Ratusan orang ikut serta berlomba memasak satai yang memiliki ciri khas akan rasanya tersebut.
Saat ini, banyak pihak berupaya ‎membantu satai maranggi Purwakarta agar semakin dikenal dunia internasional.
Agar go internasional, satai maranggi harus memiliki standar tersendiri. Kuliner ini harus berbeda dengan satai yang lainnya, baik dari proses, jenis daging, dan bumbu yang digunakan.
Dalam kesempatan tersebut, Bondan juga ‎memberikan apresiasi kepada Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, karena memperhatikan budaya daerah. Dia bahkan menetapkan satai ini sebagai ikon kuliner Purwakarta.
‎Bupati Purwakarta berupaya memaksimalkan pengembangan kuliner dengan ‎membangun peternakan sapi, kambing, ayam, dan ikan. Hal ini melibatkan pelajar agar kecintaan masyarakat Purwakarta terhadap budayanya sudah diawali sejak dini.
"Akan digalakkan juga pertanian tomat, cabai dan lada sebagai penunjang bumbu satai maranggi. Baik dalam skala industri pertanian atau melibatkan ibu rumah tangga dalam bentuk pertanian rumahan," katanya.
Pemkab Purwakarta juga berencana meningkatkan pedagang satai maranggi dari pikulan ke gerobak dalam bentuk franchise. Nantinya akan dibentuk sistem pengiriman bahan-bahan satai ini.
Restoran satai maranggi juga akan dibangun di tempat peristirahatan jalan tol. Masyarakat yang singgah nantinya dapat beristirahat di sana sambil menikmati satai tersebut.

Terkait:

Menu