Aksi petenis Swiss Stan Wawrinka di final Prancis Terbuka, 7 Juni 2015. (EPA)
Paris – Tiga kali lolos ke babak final Prancis Terbuka, tiga kali pula Novak Djokovic harus puas tampil sebagai
runner-up. Pada pertandingan final yang berlangsung di Centre Court, Minggu (7/6), Djokovic yang ditempatkan sebagai unggulan pertama harus mengakui keunggulan petenis Swiss yang ditempatkan menjadi unggulan kedelapan Stan Wawrinka 6-4, 4-6, 3-6, dan 4-6, dalam waktu 3 jam 12 menit.
Dengan demikian, inilah gelar pertama Prancis Terbuka bagi Wawrinka sepanjang kiprahnya di kancah profesional. Atau gelar Grand Slam yang kedua bagi Wawrinka yang setahun lalu mampu menjuarai Australia Terbuka 2014.
Sebaliknya, kekalahan ini memperpanjang puasa gelar bagi Djokovic—peraih 9 gelar Grand Slam--di lapangan liat. Dalam dua kali kesempatan tampil di final, Djokovic selalu menemui kegagalan. Dua kali Djokovic bertekuk lutut di tangan Rafael Nadal (2012 dan 2014). Uniknya, kekalahan Djokovic selalu berlangsung dalam 4 set.
Pertandingan final kali ini berlangsung seru dan berkualitas tinggi. Sepanjang laga, publik Roland Garros disuguhi permainan aktraktif kedua petenis yang sama-sama mengandalkan servis keras. Djokovic memenangi set pertama dengan skor 6-4 dalam waktu 43 menit setelah mematahkan servis Wawrinka di
game ketujuh.
Laga semakin berlangsung ketat di set kedua. Kedua petenis tetap mempertahankan servisnya masing-masing. Di game kesepuluh saat tertinggal 4-5, Djokovic memegang servis dan telah unggul 30-15. Namun, Wawrinka bangkit dan memenangi set kedua dengan skor 6-4 dalam waktu 54 menit.
Kemenangan di set kedua kian menambah semangat Wawrinka. Kunci kemenangan Wawrinka di set kedua terjadi pada
game ketujuh dengan mematahkan servis Djokovic dan melaju 4-2 sebelum akhirnya unggul 6-3 dalam waktu 42 menit.
Publik Prancis semakin bergembira setelah di set keempat, Djokovic tampil gemilang di tiga
game awal dan langsung unggul 3-0. Namun, di titik inilah kebangkitan Wawrinka kembali terjadi. Melalui permainan rally-rally panjang yang sesekali diwarnai adu pukulan di depan net, Wawrinka berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3.
Di
game ketujuh, Djokovic memegang servis dan sempat tertinggal 30-40. Namun, Djokovic berhasil bangkit dan memaksakan deuce sebelum unggul 4-3. Di
game kedelapan, Wawrinka tampil sempurna dan menang love game. Skor 4-4. Djokovic kembali tertekan.
Di
game kesembilan saat memegang servis Djokovic tak sanggup mengatasi permainan gemilang Wawrinka dari
baseline. Wawrinka berbalik unggul 5-4. Di
game kesepuluh, diwarnai
deuce dua kali, akhirnya Djokovic harus mengakui keunggulan lawannya dengan skor 4-6.