
(Aditya/detikcom)
Jakarta - Delapan tahun bukan waktu yang singkat bagi Uci untuk menjalin kedekatan dengan kakatua jambul putih peliharaannya. Perempuan berhijab itu pun tidak bisa menyembunyikan raut kesedihannya saat petugas Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta menjemput si kakatua.
"Rasa kehilangan pasti ada, tapi kalau harus dikembalikan lagi ke habitat agar tidak punah ya saya nggak masalah," ujar Uci saat melepas kepergian kakatua di kediamannya kawasan Harapan Baru Regency, Bekasi Barat, Minggu (10/5/2015).
Uci membeli kakatua berjambul putih tahun 2007 lalu di dekat kantor sang suami. Mengaku sebagai pencinta hewan, dia pun merogoh kocek sebesar Rp 300 ribu untuk dapat memilikinya.
Kedekatan mereka terlihat jelas saat si kakatua terus hinggap di pundak Uci. Begitu hendak melepaskan hewan peliharaannya tersebut, mata Uci tampak berkaca-kaca menahan agar air mata di pelupuknya tidak pecah.
"Kakak, jangan sedih ya. Kan nanti di sana ada temannya," pesan Uci sambil memandang kakatuanya.
Uci mengungkapkan kegusaran hatinya saat melihat puluhan kakatua yang dimasukkan ke dalam botol untuk diselundupkan. Uci tak habis pikir mengapa orang-orang bisa setega itu terhadap satwa liar langka.
"Waktu saya lihat berita, saya sampai mau nangis sedih. Kok sampai tega dimasukkin di botol," pungkasnya.