FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Denpasar - Nilai-nilai Pancasila dibutuhkan untuk membangun karakter bangsa. Mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) yang sebelumnya diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) akan kembali masuk dalam mata pelajaran di sekolah.
Menteri Pendidikan Nasional M Nuh menjelaskan mata pelajaran PPKN diubah menjadi PKN sesuai amanat Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003. PKN diterapkan hingga saat ini. "Kini mata pelajaran yang masih berkaitan dengan nilai Pancasila adalah PKN sesuai dengan kurikulum 2006," ujar M Nuh usai membuka acara "System Assesment and Benchmarking for Education Results (SABER)" di Nusa Dua, Bali, Minggu (5/6/2011). M Nuh menjelaskan mata pelajaran Pancasila akan kembali diterapkan dalam kurikulum. Namun, untuk mengakomodasi Pancasila ke dalam mata pelajaran membutuhkan waktu lama. Perubahan PKN ke mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai Pancasila perlu disiapkan secara matang termasuk pengadaan buku baru yang sesuai dengan kurikulum baru. "Minimal butuh waktu satu tahun untuk mengganti mata pelajaran PKN menjadi mata pelajaran yang berisikan nilai-nilai Pancasila," katanya. Saat ini, Kementerian Pendidikan Nasional sedang merumuskan mata pelajaran Pancasila melibatkan pusat-pusat studi Pancasila dan Budaya di universitas. "Pergantian nama mata pelajaran PKN tidak mungkin pada tahun ajaran 2011/2012 . Cara yang bisa ditempuh menyelipkan Pancasila dalam PKN," terangnya. M Nuh menjelaskan perumusan pendidikan Pancasila ke dalam kurikulum penting untuk membentuk karakter siswa. Untuk membentuk dan menumbuhkan pendidikan karakter ada 3 tahapan. Pertama, menumbuhkan kesadaran peserta didik bahwa semua manusia itu sama derajatnya sebagai ciptaan Tuhan. Kedua, menanamkan rasa cinta terhadap tanah air. Ketiga, menumbuhkan kecintaan itu dengan membangun kebanggaan generasi muda melalui prestasi yang membanggakan. sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]() ![]() Mendiknas bentuk tim khusus untuk membahas soal Pancasila masuk kurikulum. VIVAnews - Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyatakan ideologi Pancasila akan kembali masuk kurikulum pendidikan mulai tahun depan. Pancasila akan masuk di semua tingkat pendidikan mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi. “Nama mata pelajarannya, saya belum bisa tentukan. Yang pasti, secara eksplisit akan ada Pancasila-nya. Saya sudah buat tim untuk melakukan kajian terhadap hal itu,” kata Nuh kepada wartawan di sela acara pertemuan Menteri Pendidikan dari Negara Asia Tenggara dan Asia Timur di Nusa Dua, Bali, Minggu 5 Juni 2011. Sejak masuk Kabinet Indonesia Bersatu II, Nuh mengaku sudah diminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memikirkan pola pendidikan Indonesia yang tak melulu kognitif, tetapi juga termasuk di dalamnya pendidikan kepribadian dan peradaban. “Oleh karena itu, kami sudah me-review kurikulum dan sudah menyiapkan pendidikan yang menekankan pada pendidikan karakter,” jelasnya. Pendidikan karakter ini mencegah disintegrasi bangsa, aksi kekerasan atas nama kelompok tertentu dan agama. Tujuan ini, kata dia, bisa tercapai jika pendidikan karakter sukses menumbuhkembangkan rasa cinta dan bangga terhadap Indonesia. Nuh melanjutkan, hilangnya pemahaman ideologi bangsa, Pancasila, pada anak didik negeri ini akibat dari konsekuensi logis perubahan kurikulum dan sistem pendidikan nasional yang berlangsung sejak 2003. Kala itu, inklusivitas ideologi Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diganti dengan Pendidikan Kewarganegaraan. Sejak saat itu, kata dia, praktis Pancasila mulai tak lagi dihayati oleh anak didik, karena tak diajarkan secara langsung di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya. “Untuk itu, perlu reaktulasisasi dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila untuk masyarakat juga akan kami galakkan lagi. Hanya saja, formatnya bukan seperti P4 yang sangat dogmatis dan doktrinasi, tetapi lebih kepada dialektis. Karena biar bagaimana pun, harus ada adaptasi dalam menerjemahkan nasionalisme dalam kehidupan globalisme,” tegasnya. Selasa, 7 Juni, imbuhnya, tim perumus akan menggelar rapat pembahasan soal Pancasila ini. Tim perumus itu terdiri atas pusat studi Pancasila di semua perguruan tinggi yang dilibatkan. sumber |
#3
|
||||
|
||||
![]()
apapun itu jika bisa memberikan dampak positif
serta kemajuan dan kebaikan ane mah setuju ndan ![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]()
Tapi ingat sama seperti kata Om Iwan Fals, "Burung Garuda itu bukan burung perkutut…merah putih itu bukan hanya sandang pembalut…dan Urutan pancasila itu bukan rumus kode buntut"..
Pancasila bukan hanya sekedar untuk dihafalkan tapi Di Amalkan.. |
#5
|
||||
|
||||
![]()
btw saat ini masih ada pelajaran P4 ga sih? dulu kan jaman ane tiap ospek selalu bahasanya penataran P4....
![]() |
#6
|
|||
|
|||
![]()
di tempat kuliah ane sih, emang masih ada mata pelajaran pancasila n kewarganegaraan..
dari dulu sampai junior ane juga masih pada dapet.. |
#7
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() |
#8
|
||||
|
||||
![]()
oohhh jadi cuma PPKn doang yaa...penataran P4 dah ga ada saat ini...
|
#9
|
||||
|
||||
![]()
Penataran P4 terlalu subyektif ndan, masih inget tu kata2nya.. "musuh kita sebelah kanan itu masyumi, musuh kita sebelah kiri itu komunis"....
|
![]() |
|
|