FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Internasional Baca berita dari seluruh mancanegara untuk mengetahui apa yg sedang terjadi di dunia. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Kim Jong-un pantau latihan militer Korut. ©AFP PHOTO/Korean Central News Agency Merdeka.com - Etiopia, Korea Utara, dan Papua Nugini menjadi topik pembicaraan tentang pemaparan hubungan bilateral Indonesia dengan negara sahabat sepanjang periode 2010-2014 di Kantor Pusat Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat (8/5). Forum ini menjadi ajang para duta besar Indonesia menjelaskan apa saja yang mereka lakukan selama masa kerjanya. Salah satu yang mencuri perhatian adalah hubungan antara RI dan Korea Utara. Walau negara yang dipimpin Kim Jong-un itu dimusuhi banyak bangsa lain, Indonesia adalah salah satu mitra yang masih mereka percaya. Dubes RI untuk Korea Utara, Nasri Gustaman, mengatakan walau bersahabat, ada perbedaan pendapat antara kedua negara soal jaminan atas Hak Asasi Manusia (HAM). Korut dituding melakukan pelanggaran HAM atas rakyatnya karena menetapkan kerja paksa maupun penyiksaan orang-orang dianggap pengkhianat. "Pers (Korut) yang masih disaring lagi dan belum bebas karena harus pro-pemerintah menjadikan kurang terbukanya perpolitikan Korea," kata Nasri saat ditemui selepas pertemuan. Tapi di luar politik, Nasri menyatakan relasi kedua negara sangat baik. Dia menyatakan Indonesia tidak akan berusaha mengintervensi sikap pemerintah Korut yang masih tertutup. Untuk menjaga hubungan bilateral, kedua negara berusaha menggenjot sisi lain yang tak sensitif, khususnya pariwisata. "Hubungan baik kami seperti dalam turisme, sosial budaya, dan pendidikan terjalin sangat baik," jelas Nasri. Indonesia sudah menjalin hubungan baik dengan Korea Utara sejak era Presiden Soekarno. Pada 13 April 1965 Kim Il-sung, kakek Kim Jong-un mengunjungi Indonesia. Presiden Soekarno ketika itu mengajak Kim il-sung jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor. Pada 2012, Indonesia dipilih negara komunis itu buat menjadi penengah perundingan dengan Korea Selatan. Agustus lalu, Menteri Luar Negeri Korut Ri Su-yong menemui Presiden Terpilih Joko Widodo di Balai Kota DKI Jakarta. Dia menyatakan negaranya mengagumi pola kepemimpinan Jokowi. "Melihat pertama kali yang mulia presiden terpilih adalah orang yang sangat sederhana dan pro rakyat dan saya terkesan bahwa beliau juga bekerja untuk rakyatnya," kata Su-yong. |
![]() |
|
|