FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Ilustrasi Lipsus Pesawat Jakarta Industri dirgantara Indonesia kembali bergairah ketika Presiden ke-3 Republik Indonesia (RI), BJ Habibie, memperkenalkan pesawat besutannya di ajang National Innovation Forum (NIF) 2015 di Graha Widya Bakti Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, pekan lalu. Pesawat ini diberi nama Regio Prop 80 (R-80), yang merupakan suksesor dari pesawat N250 buatan IPTN (saat ini PT Dirgantara Indonesia). R-80 sendiri dikembangkan oleh PT Ragio Aviasi Industri (RAI), perusahaan pembuat pesawat terbang komersil milik Habibie. Habibie mengklaim, pesawat ini paling tepat untuk dioperasikan di negara kepulauan seperti Indonesia, khususnya untuk pesawat-pesawat yang dioperasikan di bandara dengan landasan pacu pendek. Terlebih, pesawat itu mengadopsi teknologi yang lebih canggih dan efisien dari N250. Tepatnya, R80 didesain untuk jarak tempuh kurang dari 600 km. "Jawabannya ini. Ini adalah pesawat yang paling tepat untuk Indonesia. Pesawat ini sudah melalui studi di Amerika Serikat," kata Habibie kepada tim Liputan6.com di ajang National Innovation Forum (NIF) 2015. R80 memiliki kapasitas yang lebih banyak dari N250, yakni 80-90 kursi. Sementara N250 hanya mempunyai kapasitas 50-60 kursi. Jika tidak ada aral melintang, pada 2018 pesawat ini sudah siap diproduksi dan didaftarkan sertifikat layak terbang. Sejumlah keunggulan yang dimiliki R80, antara lain lebih ekonomis, baik dari segi harga maupun biaya pemeliharaan. Pesawat ini juga diklaim hemat bahan bakar karena merupakan pesawat terbang berbaling-baling (turboprop). Baling-baling yang disematkan bahkan termasuk teknologi baru, karena dapat menentukan antara angin dingin dan angin panas yang dihasilkan dari mesin. Dengan teknologi ini pesawat dapat melaju dengan kecepatan tinggi. Bukan itu saja, R80 juga bisa dikendalikan secara elektronik atau fly by wire. R80 memiliki perbandingan antara angin yang dingin dihasilkan dari udara di bodi pesawat dengan angin yang dikeluarkan pada mesin di belakang pesawat lebih tinggi (bypass ratio). Selanjutnya: Lebih Efisien dari Boeing dan Airbus... R-80, Sekarang Atau Tidak Sama Sekali |
![]() |
|
|