FAQ |
Calendar |
![]() |
|
News Semua berita yg terjadi di dunia internasional ataupun lokal diupdate disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Warta Kota/Alex Suban Para penumpang KRL Commuterline rute jurusan Depok berusaha memasuki kereta di Stasiun Sudirman, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2014) sore. Semakin tingginya peminat transportasi massal membuat para penumpang rela berdesakan saat pulang kerja. (Warta Kota/alex suban) Kereta api yang disebut-sebut sebagai moda tranportasi ”terjadwal” juga tak selamanya menolong kaum pekerja. Sudah sering telat, berdesak-desakan lagi di jam kerja. Sampai ada istilah 'Anker Bir' (Anak Kereta Berdiri), sebutan untuk karyawan yang saban hari naik kereta tapi nggak pernah kebagian tempat duduk. Kisah kereta telat selalu saja menjadi menu sehari-hari. ”Kalau sudah berangkat pagi, tetapi kereta datang telat, tetap saja saya telat sampai di kantor,” kata Sari (35), karyawati di kawasan Sudirman. Senin pagi itu, Sari yang tinggal di Depok, Jawa Barat, kembali harus mengalami keterlambatan kereta. Mestinya, kereta tujuan Stasiun Sudirman berangkat dari Stasiun Manggarai pukul 08.45, tetapi kereta itu baru tiba pukul 08.50 dan berangkat pukul 08.52. ”Saya masuk pukul 09.00, dan pastinya saya telat. Apalagi kereta sudah sesak sekali. Mendingan nunggu kereta selanjutnya,” kata Sari. Kepadatan penumpang kereta di pagi hari memang bukan main. Apalagi jika kereta terlambat tiba, akibatnya penumpang pun menumpuk. Para penumpang tak lagi hanya berdesakan masuk gerbong. Namun, mereka juga memaksakan diri dengan mendorong-dorong penumpang yang sudah di dalam gerbong agar tubuh mereka dapat menyelip masuk di antara penumpang yang berdiri berimpitan. Halaman selanjutnya » Halaman12 Terkait:
|
![]() |
|
|