FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Klik "Next" untuk membaca artikel selanjutnya 1 dari 5 Next »
![]() Jakarta - Pemerintah era Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Kementerian Perhubungan, mengelontorkan anggaran sekitar Rp 234 triliun hingga 2019. Dana tersebut mayoritas dipakai membangun sarana dan prasarana transportasi massal berbasis rel, di luar Jawa. Pemerintah akan menyambungkan pulau-pulau besar Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua dengan jaringan kereta. "Kami sudah evaluasi untuk kebutuhan Ditjen Perkeretaapian selama 5 tahun ke depan kurang lebih Rp 234 triliun. Dana ini dipakai sebagian besar untuk membangun jalur kereta di luar Pulau jawa," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko, Senin (9/3/2015). Pembangunan jaringan rel di luar Jawa, kata Hermanto, awalnya ditargetkan dilakukan hingga 2030. Namun atas permintaan Presiden Jokowi, maka Kemenhub mengubah master plan perkeretaapian. Proyek tersebut akan diselesaikan hingga 2019. Pembangunan rel kereta di luar Jawa secara bisnis ada yang layak dan tidak, sehingga mayoritas pembangunan infrastruktur ini akan ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), dan sebagian ada pula yang dibiayai dari Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). "Proyek kereta di luar Jawa dimulai tahun 2016," jelasnya. Pembangunan jaringan kereta baru nantinya membentang sepanjang 3.258 kilometer (km). Bila terealisasi, maka proyek ini merupakan yang terpanjang pasca era pemerintahan kolonial Belanda. Pasalnya mayoritas jaringan kereta yang ada saat ini, sekitar 985 KM, merupakan peninggalan jaringan kereta era penjajahan. Berikut ini, pembangunan jaringan kereta di luar Jawa seperti dikutip detikFinance, dari Program Strategis Perkeretaapian 2015-2019. Next page : ![]() Index Artikel Ini 1 dari 5 Next » |
![]() |
|
|