Jakarta - Keberadaan 16 orang WNI yang hilang kontak di Turki sejak tanggal 28 Februari lalu hingga kini belum ditemukan. Mereka diduga mengikuti gerakan ISIS.
Namun pihak keamanan setempat belum dapat memastikan kebenaran hal tersebut. Jika memang benar 16 WNI ini bergabung dengan ISIS, dapat dibayangkan betapa kuatnya doktrin ISIS yang meracuni mereka.
Sebab para WNI yang dokumen paspornya berasal dari Surabaya dan Surakarta tersebut terdiri dari 3 keluarga dan 1 pemuda. Di mana dalam keluarga tersebut ada yang membawa serta anak mereka yang masih balita.
"Ini keluarga bawa anak. Berarti meninggalkan kehidupan yang aman di sini (Indonesia) ke kehidupan yang tidak ada kepastian," kata Jubir Kemlu Armanatha Nasir di kantor Kemlu, Jl Pejambon, Jakarta Pusat, Jumat (7/3/2015).
ISIS banyak bermarkas di Suriah. Di mana kehidupan di negara tersebut tidak dapat dijamin keamanannya, apalagi bagi warga negara asing seperti WNI.
"Ya minimal kalau di Indonesia kan ada listrik. Kalau di sana apa ada listrik dengan mudah," ucapnya.
Kemenlu telah berkoordinasi dengan BIN dan kepolisian serta pihak keamanan Turki. Mereka masih menelusuri keberadaan WNI tersebut melalui CCTV yang berada di bandara hingga perbatasan. Namun hingga saat ini belum ada tanda-tanda ditemukannya mereka.