FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lifestyle Diskusi mengenai gaya hidup, quality time, tempat dan spot yang sedang booming semua di dalam sini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jangan anggap kegiatan seksual sebagai hal yang tabu. Bagi pasangan yang belum resmi menikah, mungkin iya. Tapi jika Anda sudah terikat pernikahan, manfaatkan sebaik-baiknya waktu untuk berhubungan seks. Sebab, seks merupakan salah satu kunci langgengnya pernikahan. Banyak penelitian membuktikan, seks punya andil terhadap aktivitas positif di dalam otak. Menurut Barry R. Komisaruk, PhD, profesor psikologi di Rutgers University, New Jersey, efek seks pada otak bisa diperiksa melalui studi maupun MRI. Mengutip Health, berikut tujuh efek yang dihasilkan seks pada otak Anda. Seks seperti narkoba Seks membuat masing-masing pasangan merasa nyaman. Itulah mengapa orang menginginkannya, menyukainya, dan menghabiskan waktu berburu pasangan yang tepat untuk melakukannya. Rasa nyaman yang didapat saat seks berasal dari pelepasan dopamin, neurotransmitter yang mengaktifkan pusat kesenangan otak. Dopamin juga merupakan salah satu unsur kimia yang didapat orang saat merasa 'tinggi' karena menggunakan narkoba. "Mengonsumsi kokain dan berhubungan seks tidak sama, tapi mereka sama-sama mengaktifkan bagian otak yang sama," kata Timothy Fong, profesor psikiatri di David Geffen School of Medicine UCLA. Kafein, nikotin, dan cokelat juga berefek sama. Seks seperti antidepresan Studi tahun 2002 yang dilakukan universitas di Albania menganalisis 300 perempuan dan menemukan bahwa mereka yang berhubungan seks tanpa kondom lebih sedikit punya gejala depresi. Menurut ilmuwan, elemen yang ada dalam air mani, termasuk estrogen dan prostaglandin memiliki kemampuan antidepresan, yang lebih mudah diserap oleh tubuh usai hubungan seksual. Seks sesekali bisa menurunkan mood Meski seks diklaim meningkatkan kebahagiaan, menurut penelitian, ada yang disebut post-sex blues. Sekitar satu per tiga perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian melaporkan, mereka sesekali mengalami kesedihan usai berhubungan seks. Belum jelas apa penyebabnya, namun peneliti memperkirakan penyesalan atau perasaan terpaksa bisa menjadi alasan. Seks meredakan sakit Saat mengalami sakit kepala, seks bisa menjadi jawaban. Penelitian menunjukkan, berhubungan intim dengan pasangan bisa menurunkan rasa sakit. Dalam penelitian tahun 2013 di Jerman, 60 persen partisipan yang punya migrain dan melakukan hubungan seks saat sakit, mengaku keluhan mereka berkurang bahkan hilang sama sekali. Efek bagi perempuan dan laki-laki sama. Menurut penelitian lain, itu efek dari oksitosin, hormon yang bisa meredakan sakit. Seks menghapus dan menaikkan memori Setiap tahun, kurang dari tujuh per 100 ribu orang mengalami amnesia transien global. Itu merupakan hilangnya memori temporer secara mendadak, yang tak bisa dijelaskan secara neurologikal. Kondisi itu bisa disebabkan oleh kegiatan seks yang terlalu bersemangat. Amnesia bisa terjadi selama beberapa menit, atau beberapa jam. Namun, tidak ada efek lanjut. Di samping itu, seks juga ternyata bisa menaikkan memori. Studi tahun 2010 menemukan, pasangan yang melakukan seks secara kontinu bisa menumbuhkan lebih banyak saraf di hippocampus, bagian otak yang terkait memori. Seks menenangkan diri Penelitian yang sama juga menemukan, hubungan seksual membuat orang lebih tenang menghadapi sesuatu. Partisipan yang terbiasa dengan hubungan seks, memiliki respons lebih baik terhadap situasi yang membuat stres, seperti berbicara di depan publik atau beban pekerjaan yang menumpuk. Dalam beberapa kasus, seks juga bisa menurunkan tekanan darah. Seks membuat mengantuk Setelah berhubungan seks, pria biasanya jauh lebih mengantuk daripada perempuan. Menurut penelitian, itu disebabkan bagian dari otak yang disebut prefrontal korteks menurun usai ejakulasi. Ditambah dilepaskannya oksitosin dan serotonin, itu membuat sindrom mengantuk. (rsa/utw) |
![]() |
|
|