|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Large Image Link (3606 kB)
Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Sarpin Rizaldi, yang menyidangkan gugatan praperadilan calon Kapolri Komisaris Jenderal Budi Gunawan akhirnya memutus mengabulkan gugatan. Hakim juga menyatakan, surat perintah penyidikan nomor 03/01/01/2015 tanggal 12 Januari yang menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka terkait peristiwa pidana atas undang-undang tentang pemberantasan korupsi tidak sah dan tidak berdasar sehingga tak punya kekuatan mengikat. Publik, sebagaimana terpantau dari berbagai komentar di media sosial, terenyak atas putusan tersebut. Nada protes dan kecaman bermunculan. Sebagian besar menyatakan kekesalannya atas putusan tersebut. Namun, tak sedikit pula yang menyatakan penghormatan pada hukum dan mengapresiasi putusan tersebut. Terlepas dari kontroversi dan pro-kontra terhadap putusan gugatan praperadilan itu, sepak terjang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam mengusut kasus-kasus korupsi mulai dipertanyakan banyak pihak. Hal ini setelah berbagai kasus muncul mengungkap keterlibatan para komisioner KPK, termasuk sang ketua, Abraham Samad. Bahkan, terkait Samad, tudingan miring itu mencakup dimensi personalnya ketika isu hubungan dengan sejumlah wanita juga dimunculkan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila citra positif KPK belakangan ini mulai surut. Dari hasil jajak pendapat Kompas terlihat, citra positif KPK di mata publik terus turun, dari 85,1 persen pada April 2013 menjadi 81,4 persen pada September tahun yang sama, kemudian turun lagi menjadi 79,7 persen pada pengujung 2014. Pada awal 2015, yakni Januari, angkanya turun menjadi 78,5 persen. Akhirnya, kembali terjadi penurunan cukup tajam menjadi 69,8 persen pada pertengahan Februari 2015. ”Kekalahan” KPK dalam sidang praperadilan yang diajukan Budi Gunawan sangat mungkin akan menurunkan citra positif publik terhadap KPK meski di sisi lain bisa pula sebaliknya. Apabila dikaji lebih kritis, menurunnya citra positif KPK di mata publik belakangan ini bisa jadi bukan karena publik meragukan kinerja KPK yang semakin pudar. Namun, itu lebih karena berbagai sorotan terhadap perilaku pimpinan KPK berkaitan dengan kasus-kasus masa lalu yang diungkap di media ataupun pergunjingan mengenai isu-isu negatif yang melibatkan pimpinan KPK yang merebak di media sosial. Hasil jajak pendapat Kompas yang dilakukan 11-13 Februari lalu mengungkap, sebagian besar publik tidak yakin bahwa pimpinan KPK terlibat dalam kasus-kasus yang belakangan ini menjadi perbincangan di masyarakat . Meski demikian, masyarakat yang yakin bahwa pimpinan KPK terlibat kasus pidana tidak bisa dibilang sedikit dan bisa diabaikan begitu saja. Tak kurang dari 24 persen responden yakin, Ketua KPK Abraham Samad terkait dengan kasus pemalsuan dokumen administrasi kependudukan atas nama Feriyani Lim. Berbagai isu Berbagai isu dan pergunjingan di ruang publik yang melibatkan Abraham Samad dalam beberapa persoalan, baik persoalan politik maupun di luar politik, cukup marak beberapa bulan terakhir. Di ranah politik, pengungkapan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto kepada publik bahwa Abraham Samad pernah beberapa kali menggelar pertemuan dengan dirinya dan sejumlah fungsionaris PDI-P menjelang pemilu presiden adalah salah satu kasus politik yang menjadi perhatian di masyarakat dan sorotan media. Persoalan itu hingga saat ini terus bergulir, bahkan sudah menjadi salah satu agenda di forum resmi DPR. Tak hanya itu, Samad juga didera beberapa isu yang berkembang di dunia maya, yakni munculnya foto-foto mesra mirip dirinya dengan seorang perempuan pemenang ajang pemilihan putri di Indonesia. Kendati telah dibantah oleh keduanya, baik Samad maupun perempuan dalam foto tersebut, bahwa foto itu hasil rekayasa, tak pelak hal itu telanjur menjadi kehebohan di ranah publik, terutama di dunia maya. Tidak berhenti di sana, Samad kembali menjadi sorotan publik manakala di dunia maya muncul kembali foto mesra mirip dirinya bersama seorang perempuan lain. Persoalan ini menjadi rumit dan berkembang karena perempuan dalam foto tersebut, yang kemudian diketahui bernama Feriyani Lim, diduga terlibat dalam kasus pemalsuan dokumen kependudukan. Parahnya, kemudian muncul tuduhan di masyarakat bahwa Samad terkait dengan persoalan tersebut. Meskipun berbagai isu yang mendera Samad telah dibantah yang bersangkutan, sangat mungkin isu itu telah membentuk persepsi negatif masyarakat terhadap Samad selaku Ketua KPK khususnya dan lembaga KPK secara umum. Tak hanya Samad, ketiga unsur pimpinan KPK lain juga dilaporkan oleh beberapa pihak kepada polisi. Bambang Widjojanto dilaporkan kepada polisi dalam kasus kesaksian palsu dalam sidang Mahkamah Konstitusi perihal sengketa Pemilu Kepala Daerah Kotawaringin Barat. Adnan Pandu Praja dilaporkan dalam kasus perampasan saham di sebuah perusahaan di Kalimantan Timur. Terakhir, Zulkarnaen, juga dilaporkan kepada polisi karena diduga terlibat dalam kasus suap dana hibah di Jawa Timur. Pelaporan semua komisioner KPK kepada polisi dalam kurun waktu relatif serentak ini—meskipun dalam kasus orang per orang, bukan kelembagaan—secara tidak langsung akan memengaruhi citra KPK di mata publik. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa bulan terakhir ini citra positif KPK cenderung terus menurun. Meski demikian, kendati menurun jika dibandingkan dengan citra KPK di mata publik pada 2009 hingga pertengahan 2012, citra positif KPK di hadapan publik masih jauh lebih baik. (LITBANG KOMPAS) |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|