
net
Apabila Anda masih mempertimbangkan makan
mi instan untuk makan siang, maka Anda harus mengetahui mengenai sebuah penelitian baru yang diterbitkan dalam
Journal of Nutrition. Jurnal ilmiah itu menemukan, seorang wanita yang mengonsumsi
mi instan secara berlebihan memiliki risiko lebih besar terkena sindrom metabolik dibanding mereka yang konsumsi
mi instan lebih sedikit.
Seorang wanita yang makan
mi instan lebih dari dua kali dalam seminggu, sekitar 68 persen lebih mungkin mengalami sindrom metabolik. Sindrom ini adalah sekumpulan gejala seperti obesitas sentral (lemak berlebihan di daerah perut), tekanan darah tinggi, peningkatan kadar gula darah, trigliserida meningkat, dan rendahnya tingkat kolesterol HDL.
Memiliki tiga atau lebih gejala diatas akan meningkatkan risiko terkena diabetes (kencing manis) dan penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).
Penelitian terakhir juga menganalisis asupan gizi secara keseluruhan antara mereka yang konsumsi
mi instan dan tidak konsumsi
mi instan. Dan hasilnya seperti yang mungkin Anda duga, bahwa konsumsi
mi instan memberikan kontribusi yang kecil untuk diet yang sehat.
Mereka yang konsumsi
mi instan memiliki asupan nutrisi penting yang lebih rendah seperti protein, kalsium, fosfor, zat besi, kalium, vitamin A, niasin, dan vitamin C dibandingkan dengan mereka yang tidak konsumsi
mi instan.
Mereka yang konsumi
mi instan juga memiliki asupan energi, lemak tidak sehat dan natrium yang berlebihan (hanya satu bungkus mengandung 2.700 miligram sodium).