
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ny Ani Yudhoyono (kedua dari kiri) didampingi Menteri ESDM Jero Wacik, Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Dirut Pertamina Karen Agustiawan (kiri ke kanan) mengamati miniatur kapal Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat di atas KRI Makassar saat acara peresmian fasilitas FSRU tersebut di Teluk Jakarta, Jakarta Utara, Kamis (6/12/2012). Presiden meresmikan delapan proyek unggulan Pertamina dengan nilai total investasi 15,8 miliar Dollar AS yang diharapkan dapat memperkokoh fondasi perusahaan untuk mencapai visi World Class Energy Company and Asia Energy Champion pada tahun 2025.
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan telah meminta pengunduran diri dari jabatannya. Menurut Dahlan, pengunduran diri Karen tersebut dilatar belakangi keinginan Karen mengajar di Harvard University.
"Kira-kira tinggal satu bulan lagi beliau jadi Dirut Pertamina karena beliau pengen urus diri sendiri, keluarga, dan pengen karir berikutnya, yaitu beliau pengen mengajar. Dan beliau sudah diterima mengajar di Harvard Boston. Beliau disurati terus ke Harvard kapan bisa melaksanakan mengajarnya itu. Karena itu saya tidak bisa tahan lagi," ujar Dahlan Iskan di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/8/2014).
Dahlan mengatakan, Karen sebenarnya sudah beberapa kali meminta pengunduran diri. Namun, kata Dahlan, dirinya terus menolak permintaan Karen tersebut.
Bahkan kata Dahlan, saat masa jabatan Karen habis tahun lalu, Dahlan tetap memperpanjangnya. Perpanjangan ini, menurut dia karena sebuah perusahaan sebesar Pertamina memerlukan masa jabatan direksi yang cukup panjang.
"Kalau sering terjadi pergantian pimimpin, perusahaan gak stabil. Pertamina itu terkenal sering ganti Dirut Pertamina. Bu karen ini termasuk Dirut terlama sejak reformasi," kata Dahlan.
"Kali ini saya gak mampu tahan bu Karen untuk tidak berhenti. Tapi saya tawar, jangan terlalu mendadak. Akhirnya bu karen setuju berhenti tanggal 1 Oktober 2014," kata mantan Dirut PLN tersebut.